top of page

Hasil pencarian

9580 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Batak dalam Tanda Kutip

    Pada Juni 1993, Daniel Perret, seorang Prancis dengan kemampuan cakap berbahasa Indonesia, datang kepada Usman Pelly, antropolog senior Universitas Negeri Medan. Perret membincangkan rancangan riset doktoralnya yang prestisius sekaligus sensitif mengenai identitas Batak dan Melayu sepanjang periode kolonialisme. Sejak 1990 sampai 1993, Perret menggelar penelitian lapangan dengan cakupan wilayah Indonesia timur laut –tempat manipulasi identitas Batak dan Melayu dibangun untuk kepentingan para kapitalis perkebunan.

  • Satelit Mata-mata Terbesar

    MINGGU malam lalu, 21 November, Amerika meluncurkan sebuah satelit mata-mata di Pangkalan Udara Tanjung Canaveral, Florida. Ia adalah satelit kedua dalam tiga bulan terakhir yang diluncurkan National Reconnaissance Office (NRO), sebuah badan intelijen Amerika yang bertugas mendesain, membuat, dan membangun satelit mata-mata bagi pemerintah Amerika. NRO merahasiakan detail spesifikasinya, namun sebagaimana di laporkan oleh CNN , Direktur NRO Bruce Carlson mengumumkan September lalu bahwa badan tempat dia bekerja akan “menaruh satelit terbesar di dunia” di atas Roket Delta dan meluncurkannya musim gugur ini. Dia juga menambahkan bahwa misi satelit NRO itu “adalah peluncuran paling agresif yang pernah dilakukan oleh NRO dalam 20 tahun terakhir.”

  • Julie Sulianti Saroso bukan Dokter Biasa

    Di antara desing peluru, dentum meriam, pekik kemerdekaan, dan jerit parau para pejuang yang terluka, seorang dokter muda dengan cekatan menolong para pejuang yang terluka di front  terdepan. Dia mengorganisasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan gerilyawan yang masuk kota. Tanpa kenal takut, dia terjun di front  Tambun (Jawa Barat), Gresik, Demak, dan Yogyakarta. Karena keberaniannya, ia sempat ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda selama dua bulan di Yogyakarta.

  • Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

    SUATU hari di sebuah supermarket di San Carlos, California, Amerika Serikat, Harrison Ford mengelilingi hampir setiap lorongnya didampingi Lefcadio Cortesi, aktivis lingkungan Rainforest Action Network. Dengan menenteng keranjang belanja, mereka mencermati banyak produk yang komposisinya mengandung minyak sawit.

  • Planet Baru di Luar Galaksi

    SEJAK pertengahan 1990-an, secara berkala para astronom menemukan planet-planet di luar tata surya, yang disebut eksoplanet. Hingga saat ini setidaknya ditemukan 500 eksoplanet yang terbentuk tak jauh dari Bima Sakti. HIP 13044b adalah eksoplanet terbaru yang ditemukan para ilmuwan, sebuah bintang tua yang mengorbit di Bima Sakti sebagai induknya. Para astronom memperkirakan bintang itu adalah sisa dari sebuah galaksi berukuran kecil yang pernah mengorbit di sekeliling Bima Sakti. Sebelumnya, pada 2010, para astronom juga menemukan lima planet baru bersuhu amat tinggi, lebih panas dari suhu lava yang meleleh.

  • Air Mengalir Sampai Banjir

    Batavia, 1 Januari 1892. Selama delapan jam lebih, hujan turun begitu lebatnya. Saluran air tak mampu menampung limpahan air. Banjir pun melanda. Sejumlah rumah terendam banjir. Rel kereta api Batavia-Buitenzorg (kini Bogor) nyaris terendam di daerah sekitar Pasar Minggu. Setahun berselang, banjir kembali melanda. Kali ini banyak perkampungan dan bagian kota yang lebih modern ikut terendam seperti Kampung Kepu, Bendungan, Nyonya Wetan, dan Kemayoran. Banjir tak hanya merusak jalan-jalan di Weltevreden, “tapi juga merusak perekonomian,” tulis Restu Gunawan dalam Gagalnya Sistem Kanal . Singkat kata, “banjir yang terjadi tahun 1893 mengakibatkan Batavia terendam.”

  • Awal Mula Pembangunan Ancol

    FOTO gettyimages.com  di atas memperlihatkan Presiden Sukarno dan Guntur Sukarnoputra, yang saat itu berusia 12 tahun, mengendarai Dumbo, salah satu wahana paling menarik di Disneyland, Amerika Serikat, pada 4 Juni 1956. Selama kunjungan itu, hampir setahun setelah taman hiburan itu mulai dibuka, Sukarno menikmati dan menunjukkan antusiasme yang sama seperti putranya.

  • Sukarno di Usia 29

    JAGAD sosial media Twitter  sedang dihebohkan oleh perkara keributan fans K-Pop garis keras. Terkuak dari bocornya rekaman obrolan virtual bertajuk bertajuk “Safa Space”. Alih-alih diskusi sehat, isi perbincangan lebih cenderung merundung. Seorang fans yang mengaku aktivis HAM ingin menyeret netizen bernama Safa ke meja hijau karena tidak terima idolanya dihina. Ia sesumbar melakukan itu lantaran merasa punya kuasa. Ancamannya makin menjadi dengan mendaku diri anak personel TNI, kakak calon suami yang kapolda, hingga dosennya kader Golkar.

  • Sukarno Kuliah dengan Biaya Sendiri

    Sukarno lulus HBS (Hogere Burgerschool) di Surabaya pada 10 Juni 1921. Seperti teman-temannya, dia ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi di Negeri Belanda. Namun, ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, tidak mengizinkan. Meski Sukarno memohon, ibunya tetap tidak mengizinkan. Bagi ibunya, kuliah di luar negeri tidak salah, tapi banyak jeleknya kalau pergi ke Negeri Belanda. Ibunya bertanya apa yang membuat Sukarno tertarik pergi ke luar negeri: mencapai gelar perguruan tinggi atau mendapat perempuan kulit putih? "Aku ingin masuk perguruan tinggi, Bu," jawab Sukarno dalam otobiografinya  Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. "Kalau itu yang kau ingini, kau bisa masuk perguruan tinggi di sini," kata ibunya. "Pertama kita harus ingat pada kenyataan dasar yang menentukan segala sesuatu dalam hidup kita. Uang! Pergi ke luar negeri memerlukan biaya yang sangat besar." Sukarno pun daftar ke Perguruan Tinggi Teknik (Technische Hogeschool te Bandoeng, kini ITB). Dia membawa istrinya, Utari, putri H.O.S. Tjokroaminoto, ke Bandung pada akhir Juli 1921. Mereka indekos di rumah kawan lama Tjokroaminoto, Haji Sanusi, suami Inggit Garnasih. Sukarno termasuk dalam sebelas mahasiswa bumiputra di Perguruan Tinggi Teknik. "Kami belajar keras di sekolah. Kuliah-kuliah yang diberikan enam hari dalam seminggu, ditambah dengan ujian tertulis setiap triwulan selama sebulan penuh, benar-benar melelahkan," kata Sukarno. Belum lama menjalani pendidikan, Sukarno menghadapi masalah. Mertuanya, Tjokroaminoto, ditahan pemerintah kolonial Belanda karena sebagai pemimpin Sarekat Islam dituduh menggerakkan perlawanan di Cimareme, Garut yang disebut kasus Afdeling B. Sukarno memutuskan kembali ke Surabaya. Dia menghadap Rektor Prof. Ir. G. Klopper M.E. menyampaikan maksudnya untuk cuti kuliah. Dalam percakapan dengan rektor terungkap bahwa kuliah Sukarno dibiayai oleh keluarganya. "Sebagai seorang mantri guru, Bapak membanting tulang seperti pekerja lainnya. Ibu duduk selama berjam-jam sampai tengah malam ketika lilin penerangan telah redup untuk membatik. Untuk mengumpulkan uang 300 rupiah sebagai pembayaran uang kuliah setahun. Kakakku dan suaminya juga memberikan bantuan sejumlah tertentu setiap bulan," kata Sukarno. Sukarno dan Utari kembali ke Surabaya. Untuk membantu kebutuhan keluarganya, Sukarno bekerja di stasiun kereta api sebagai klerk Kantor Kelas Satu Golongan Satu. Tugasnya yang utama adalah membuat daftar gaji untuk para pegawai. Dari gaji 165 rupiah setiap bulan, dia serahkan 125 rupiah kepada keluarga Tjokroaminoto. Setelah ditahan selama tujuh bulan, Tjokroaminoto dibebaskan pada April 1922. Sukarno menceraikan Utari dan kembali ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. "Bulan Juli, pada waktu tahun pelajaran baru secara resmi dimulai, aku kembali ke Sekolah Teknik Tinggi dan…kembali kepada Nyonya Inggit," kata Sukarno. Mahasiswa bumiputra THS. Belakang, kiri-kanan: M. Anwari, Soetedjo, Soetojo, Sukarno, R. Soemani, Soetono, R.M. Koesoemaningrat, Djokoasmo, Marsito. Duduk, kiri-kanan: Soetono, M. Hoediono, Katamso. (Repro  Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan Lustrum Keempat 2 Maret 1979 ).  Belum lama mengikuti perkuliahan lagi, Sukarno untuk pertama kali berpidato dalam rapat raksasa di sebuah lapangan di kota Bandung yang diadakan organisasi dan partai untuk memprotes berbagai persoalan. Pidato Sukarno dihentikan polisi Belanda dan acara dibubarkan. Sejak itu, Sukarno dianggap pengacau dan selalu diawasi polisi Belanda. Akibat pidatonya itu, Sukarno dipanggil rektor. Prof. Klopper memperingatkan dengan bijaksana, "Bila engkau ingin terus kuliah di sini, engkau harus menekuni kuliahmu. Aku tidak keberatan jika seorang pemuda mempunyai cita-cita politik, tetapi yang harus diingat yang pertama dan paling utama engkau harus memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Engkau harus berjanji mulai hari ini engkau tidak terlibat lagi dalam gerakan politik." "Dia sangat baik dalam masalah ini," kata Sukarno yang berjanji tidak akan lagi melalaikan kuliah .  " Anda dapat memegang ucapanku ini." Pada 1923, Sukarno menikahiInggit. Baginya, Inggit sangat penting. "Aku sekarang mahasiswa di tahun kedua. Aku sudah menikah dengan seorang perempuan yang kubutuhkan. Dia adalah ilhamku. Dia adalah pendorongku,"kata Sukarno. Sukarno tetap menaruh perhatian pada politik, sehingga dia tidak berharap menjadi mahasiswa yang cemerlang. Dia lemah dalam mata kuliah ilmu pasti terutama matematika. "Matematika merupakan pelajaran yang kubenci. Aku tidak begitu kuat dalam matematika. Dalam ujian matematika, kuakui aku berbuat curang, meski hanya sedikit. Kami semua berbuat curang dengan berbagai cara," kata Sukarno. Presiden Sukarno meresmikan ITB pada 2 Maret 1959. (Dok. Prof. T.M. Soelaiman). Menurut arsitek Bambang Eryudhawan dalam "Sukarno, Bapak Arsitek Indonesia" termuat dalam Tegang Bentang: Seratus Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia , mata kuliah favorit Sukarno adalah menggambar arsitektur. Kemajuan pembangunan kota di Surabaya dan Bandung tentu tidak luput dari perhatian Sukarno muda, sekaligus memberi inspirasi bagi karier yang akan ditekuninya di masa depan. Minat Sukarno pada arsitektur mungkin mendapat pengaruh dari Abikoesno Tjokrosoejoso, adik Tjokroaminoto, yang bekerja sebagai arsitek sejak tahun 1921. Namun, tentu saja pengaruh terbesar datang dari gurunya, C.P. Wolff Schoemaker, arsitek terkemuka yang mengajar mata kuliah arsitektur, ilmu bangunan arsitektonis, sejarah ilmu bangunan, gambar kerja dan rencana anggaran biaya, serta perencanaan kota. Sukarno memang suka menggambar arsitektur, tapi dia kesulitan dalam kalkulasi bangunan dan komputasi. Sehingga, dia pernah gagal dalam " kleinste vierkanten atau yang disebut geodesi, di mana kita mengukur tanah dan mencoba membaginya dalam ukuran kaki-persegi ." Kendati demikian, Sukarno merasa heran dapat melampaui batas nilai yang ditentukan untuk kelulusan. Bambang menyebut seharusnya Sukarno dapat lebih cepat menyelesaikan kuliahnya, tetapi karena urusan keluarga di Surabaya, dia harus cuti selama tujuh bulan. Sesuai target, pada paruh pertama tahun 1926, Sukarno sibuk menyelesaikan tahap akhir masa kuliahnya. Tugas akhir yang disusunnya masih belum jelas: perencanaan jembatan atau pelabuhan. Sukarno lulus dan diwisuda pada 25 Mei 1926. Dia bersama Anwari, J.A.H. Ondang, dan Soetedjo, menjadi insinyur sipil pertama lulusan Hindia Belanda –setara lulusan Technische Hogeschool Delft, Belanda. "Ijazahku dalam jurusan teknik sipil menyebutkan aku merupakan spesialis dalam pekerjaan jalan raya dan pengairan," kata Sukarno. "Aku sekarang berhak menuliskan namaku: Ir. Raden Sukarno."

  • Blackwater, Tentara Bayaran Paman Sam

    FALLUJAH, Irak, 31 Maret 2004. Pukul 09.30, ketika empat warga Amerika Serikat mengendarai dua jip Pajero, para mujahidin Irak telah menanti mereka. Setelah memasuki Fallujah, jip-jip itu melambat. Mereka dihadang oleh pemeriksaan kendaraan. Saat kendaraan berhenti, sebuah geranat jatuh di samping jip disertai bunyi rentetan senapan mesin. Peluru-peluru merobek sepanjang sisi Pajero dan menciderai para penumpangnya.

  • Bukan Belantara Sukarno

    SUATU hari seorang bapak bersama anaknya dari Maluku menemui Sukarno di istana. Ketika bertemu, si bapak memberikan seekor burung Nuri Raja khas maluku yang elok dan langka. “Jadi, Bapak menyerahkan burung ini kepada saya? Saya boleh berbuat apa saja kepada burung ini?” tanya Sukarno.

  • Ashoka, Raja Pelindung Satwa

    SEJAK berabad-abad silam, kesadaran atas lingkungan tumbuh di India. Catatan-catatan yang tertinggal dalam pilar-pilar dan batu besar di seluruh negeri mengungkap fatwa-fatwa Raja Ashoka, yang begitu sering dipuji dalam legenda Buddha, tentang perlindungan satwa.

bottom of page