top of page

Sejarah Indonesia

Alkitab Seribu Bahasa

Alkitab Seribu Bahasa

Penginjilan takkan berjalan efektif tanpa sebuah Alkitab yang bisa dibaca dan dimengerti penduduk setempat. Terbitlah terjemahan Alkitab dalam ragam bahasa.

25 Desember 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Alkitab yang dibaca seorang imam di sebuah gereja. (Ilustrasi/Stephen Radford/Unsplash).

Ketika berkunjung ke Perpustakaan Wurttembergische Landesbibliothek di kota Stuttgart, Jerman, Harsiatmo Duta Pranowo, sekretaris umum Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), berniat membuat replika Injil Matius terjemahan Albert Cornelisz Ruyl. Pihak perpustakaan memberikan dukungan dan kemudian mengirim scan naskah Ruyl dalam resolusi tinggi.


LAI segera bekerja. Rencananya, replika itu akan diterbitkan pada 2014 saat perayaan 60 Tahun Pelayanan LAI dan 385 Tahun terbitnya Injil Matius tersebut. Namun, sebagaimana diberitakan dalam laman LAI, alkitab.or.id, permintaan dan pesanan datang dari Pertubuhan Bible Malaysia, yang 5 November lalu memperingati 400 tahun penerjemahan Injil ke dalam bahasa Melayu-Indonesia kali pertama.


Ruyl, seorang pedagang Belanda, berlayar ke Nusantara pada 1600, empat tahun setelah armada Belanda pertama mendarat di Nusantara. Di luar kesibukannya berdagang, dia menerbitkan semacam buku pelajaran bahasa Melayu dan beberapa buku gerejawi. Merasa bahwa penduduk setempat perlu membaca Alkitab, dia membujuk rekan-rekannya untuk patungan biaya penerbitan untuk proyek terjemahannya. Duabelas tahun kemudian Ruyl menyelesaikan penerjemahan Injil Matius dalam dua bahasa, Belanda dan Melayu –satu tahun setelah terbit Alkitab bahasa Inggris The King James Version. Sayangnya, baru 17 tahun kemudian karyanya diterbitkan, oleh Jan Jacobiz Palenstein di Enkhuizhen, Belanda.


Inilah untuk kali pertama Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa non-Eropa untuk kepentingan penginjilan. Cetakan aslinya, selain di Jerman, kini tersimpan di British Museum di London, Inggris.


Namun, upaya menterjemahkan Alkitab secara lebih baik dan lengkap dilakukan Mechior Leijdecker, pendeta jemaat berbahasa Melayu di Batavia. Pada 1691, atas permintaan majelis gereja di Batavia dan disponsori Kongsi Dagang Belanda (VOC), dia mulai menerjemahkan Alkitab lengkap ke dalam bahasa Melayu Tinggi.


“Tujuannya untuk melayani para jemaat Kristen Eurasia, Ambon, Jawa, Tionghoa, dan etnis lainnya,” tulis Lourens de Vries, “Ikhtisar Sejarah Penerjemahan Alkitab di Indonesia”, dimuat dalam Sadur. Vrije adalah profesor linguistik umum dan penerjemahan Alkitab di Universiteit Amsterdam.


Belum sempat merampungkannya, Leijdecker meninggal dunia. Proyek penterjemahannya dilanjutkan penggantinya, P. van der Vorm. Meski rampung lama, terjemahan ini baru terbit pada 1733. Terjemahan Leijdecker terus dipakai bertahun-tahun, serta direvisi dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa daerah.


Puncak penterjemahan Alkitab terjadi pada abad ke-19. Muncul Alkitab dalam ragam bahasa. “Abad ke-19 menjadi saksi terbitnya berbagai Alkitab dalam bahasa Jawa (1854), Sunda (1877), Bugis (1888) dan Batak Toba (1878), sekadar menyebut beberapa di antaranya,” tulis De Vries.


Setelah Indonesia merdeka, alihbahasa Alkitab ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah berada di tangan LAI, yang dibentuk pada 1950.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page