top of page

Sejarah Indonesia

Darah Minahasa Di Tubuh

Darah Minahasa di Tubuh Prabowo

Selain Jawa, darah Minahasa mengalir juga dalam diri Prabowo melalui klan ibunya. Bagaimana kisahnya?

24 Maret 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo, Dora Marie Sigar, MInahasa, Manado, Banyumas, Hashim

Dengan logat Minahasa ala kadarnya, Prabowo berseru, “Torang semua basaodara”. Dalam bahasa Indonesia berarti, “Kita semua bersaudara.” Di lapangan Ternate Baru, Manado, Prabowo menyampaikan orasi politik.  Kehadiran Prabowo di  ibu kota Sulawesi Utara itu dalam rangka kampanye pemilihan presiden mendatang. Ribuan warga Manado datang menyaksikan calon presiden Republik Indonesia ini berpidato.

Prabowo merasa kembali ke kampung halamannya. Katanya, “Dalam tubuh saya ini mengalir darah Minahasa.” Yang menarik, Prabowo juga mengatakan, “Saya ini lahir dari rahim ibu Nasrani, tidak mungkin dukung Islam radikal.

Prabowo benar jika dia menyatakan dirinya orang Minahasa. Dia juga benar ketika mengatakan dirinya lahir dari rahim wanita beragama Kristen. Trah Minahasa memang mengalir dalam darah Prabowo yang berasal dari ibunya, Dora Marie Sigar.

Bertemu Sumitro

Dora Sigar lahir di Manado pada 21 September 1921 dari pasangan Philip Sigar dan Cornelia Maengkom. Keluarganya berasal dari keluarga berada di zaman kolonial. Ayahnya adalah pejabat Dewan Kota Manado yang menganut agama Kristen. Wajar belaka bila Dora mampu sekolah tinggi sampai ke negeri Belanda. Sejak usia 12 tahun, Dora dan keluarganya telah menetap di Belanda.

Pada awal 1940, Dora berkuliah di Utrecht University mengambil jurusan Ilmu Perawatan Pasca Bedah.  Sewaktu berkuliah di Belanda itulah Dora bertemu dengan pemuda Banyumas bernama Sumitro Djojohadikusumo. Kala itu, Sumitro adalah mahasiswa senior yang mengambil jurusan Ilmu Ekonomi di Universitas Rotterdam.

Sumitro dan Dora bersua di Rotterdam tahun 1945. Saat itu berlangsung pertemuan Indonesia Christen Jongeren (IJK, Mahasiswa Kristen Indonesia). Hadir pula disana Sumitro. Menurut sejarawan Belanda Harry Poeze dalam Di negeri penjajah: orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950, IJK merupakan wadah kontak orang Indonesia di Belanda. Konferensi yang diselenggarakan IJK terbuka buat umum, termasuk mereka yang bukan anggota IJK ataupun yang beragama Islam.    

Soemitro Djojohadukusumo dan Dora Marie Sigar, orang tua Prabowo Subianto. Sumber: Jejak Perlawanan Begawan Pejuang
Soemitro Djojohadukusumo dan Dora Marie Sigar, orang tua Prabowo Subianto. Sumber: Jejak Perlawanan Begawan Pejuang

Jumpa pertama itu berlanjut dengan serentetan perjumpaan berikutnya. Sumitro dan Dora kian hari semakin mengenal. Keduanya baru akrab dan menjalin hubungan yang lebih khusus saat Sumitro harus menjalani operasi tumor di usus besar. Dora-lah yang merawat Sumitro di kala sakit. Dari Utrecth, Dora rela sering bersepeda menuju Rotterdam.

“Karena itulah, Dora rewel, maunya ngurus saya terus,” tutur Sumitro berkelakar kepada Aristides Katoppo dkk dalam biografi Sumitro Djojohadikusumo: Jejak Perlawanan Begawan Pejuang.

Pada 1946, Sumitro kembali ke Indonesia. Setahun berselang, Dora Sigar menyusul, dan langsung tinggal di kediaman orang tua Sumitro di Jakarta. Sumitro mantap untuk menyunting Dora Sigar sebagai istri.

Pernikahan Beda Iman

Perbincangan terjadi ketika keluarga Sumitro mempertanyakan ihwal agama Dora. Sebagaimana terkisah dalam biografi Sumitro, Sumitro mengatakan bahwa calon istrinya itu beragama Kristen. Namun, baik Sumitro dan Dora tak berniat mengubah keyakinan hanya lantaran hendak kawin. Sumitro enggan memaksa Dora beralih menjadi Islam, pun demikian sebaliknya.

Setelah berembug, pihak keluarga besar Djojohadikusumo menerima perbedaan antara Sumitro dan Dora. Khususnya Margono, ayah Sumitro membebaskan Sumitro untuk mempelajari beragam agama dan memilih yang diyakini. Pihak Dora juga mengambil sikap serupa.

“Ini sesungguhnya sangat menakjubkan, mengingat pendidikan agama di dalam keluarga Dora sangatlah kuat, bahkan tergolong Calvinis (aliran Kristen puritan-red) yang sangat kuat sekali,” tulis Aristides dkk.   

image-caption"Pernikahan Sumitro dan Dora Sigar, 7 Januari 1947. Sumber: Prabowo Subianto/Instagram
image-caption"Pernikahan Sumitro dan Dora Sigar, 7 Januari 1947. Sumber: Prabowo Subianto/Instagram

Pada 7 Januari 1947, Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar menikah dengan adat Jawa. Pernikahan berlangsung di kediaman Sumitro, di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Ijab nikah hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat. Beberapa hari kemudian, diselenggrakan resepsi pernikahan khusus bagi kawan-kawan kedua mempelai, salah satunya Sutan Sjahrir.


Pernikahan Sumitro-Dora menghasilkan empat orang putra dan putri. Mereka berturut-turut antara lain: Biantiningsih Miderawati, Marjani Ekowati, Prabowo Subianto, Hashim Sujono. Kini salah seorang putra mereka, Prabowo, akan mencoba kembali peruntungannya menjadi orang nomor satu di negeri ini dalam pemilihan presiden pada 17 April 2019 yang akan datang.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page