top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Mengkritik Plastik

Plastik, benda penting dalam konsumerisme modern ini diperkirakan akan menjadi sumber bencana lingkungan di masa depan.

28 Apr 2014

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Demonstrasi mendesak pembatasan penggunaan barang kebutuhan berbahan plastik. (Fernando Randy/Historia.ID).

Diperbarui: 2 Mei

DI masa kini, manusia bergantung pada kantong plastik. Ia merupakan produk konsumerisme modern. Bentuk dan teknologinya pun terus berkembang. Dari kantong plastik elegan di pusat-pusat perbelanjaan modern sampai kantong plastik murah meriah yang biasa ditemui di pasar-pasar tradisional.


Sejak lama orang menggunakan kantong untuk membawa barang-barang tertentu. Namun kantong berbahan plastik baru ditemukan pada permulaan 1960. Penemunya Sten Gustaf Thulin, seorang insinyur asal Swedia. Dia menciptakan kantong yang elastis, kuat, dan berkapasitas besar untuk membawa barang belanjaan.


“Tanggal 27 Maret 1962 menjadi momen malang bagi sejarah lingkungan. Pada hari itu, Kantor Paten AS memberikan paten kepada perusahaan plastik asal Swedia, Celloplast, untuk memproduksi kantong-kantong plastik,” seperti tercantum dalam Fifty Bags That Changed the World yang diterbitkan Design Museum, sebuah museum di London. Paten itu dipublikasikan pada 27 April 1965.


Kantong plastik ini berbahan polyethylene. Karena memiliki dua lubang (untuk pegangan), awalnya ia kerap disebut t-shirt bag. Saat itu, belum ada yang tahu bahaya polyethylene yang butuh waktu lama untuk terurai secara alami: lebih dari 1000 tahun!


Celloplast dengan cepat mengukuhkan pabrik-pabrik manufakturnya di negara-negara Eropa dan AS. Monopoli ini tak berlangsung lama, perusahaan petrokimia AS membeli hak patennya pada 1977.


“Tak butuh waktu lama kantong-kantong plastik menjadi andalan di sektor eceran. Pada 1974, perusahaan eceran besar AS seperti Sears dan J.C. Penney hijrah dari kantong kertas tradisional ke kantong plastik, juga industri supermarket yang memperkenalkan kantong plastik pada 1977,” tulis 50 Best Business Ideas That Changed the World yang disunting Ian Wallis.


Sejak 1980-an, rumah-rumah tangga di seluruh dunia mulai bergantung pada kantong plastik. Diperkirakan manusia memakai 500 milyar sampai 1 trilyun kantong plastik per tahun. Baru pada 1990-an, ketika isu bencana lingkungan global mencuat, keberadaan kantong plastik disorot dan memicu kritik dari pemerhati lingkungan sedunia.


Penelitian global menunjukkan, plastik tak dapat terurai. Di darat ia kerap menyumbat pori-pori tanah. Sedangkan di laut, “rombongan” sampah plastik bertebaran di mana-mana.


Dalam bukunya, Plastic Ocean, Charles Moore melihat sesuatu yang mencengangkan ketika sedang berlayar melintasi Pasifik dari Hawaii ke California pada 1997. “Kami saat itu berada di tengah laut, dikelilingi sampah laut berupa kantong-kantong plastik. Seperti ada tornado yang menerbangkan mal-mal di kejauhan dan kantong-kantong plastiknya terbawa sampai sini.”


Dari kesaksian ini, ilmuwan menyimpulkan bahwa sampah-sampah plastik yang mengambang itu membentuk sebuah area yang terus berkeliaran mengikuti arus Samudra Pasifik. Area sampah plastik ini dinamakan Great Pacific GarbagePatch, yang luasnya nyaris dua kali wilayah Texas, AS. Jika dibiarkan, ia akan menjadi racun kimia yang masuk ke rantai makanan paling dasar, menggantikan plankton.


Saat ini, manusia masih mencari solusi untuk menangani sampah plastik. Kantong plastik daur ulang diciptakan, namun percuma jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat secara global. Sayangnya, isu sampah kantong plastik belum akan selesai dalam waktu dekat. Bumi harus semakin menderita akibat ulah manusia.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page