top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Ibu Kota Pindah dari Cianjur ke Bandung

Perintah memindahkan ibu kota Priangan ke Bandung baru dilaksanakan setelah Cianjur rusak cukup parah akibat bencana alam.

22 Nov 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Gedung Pakuan, rumah dinas gubernur Jawa Barat, dibangun sebagai kediaman residen Priangan setelah ibu kota Priangan dipindahkan dari Cianjur ke Bandung. (Alfan Andik Nugroho/Shutterstock).

Gempa berkekuatan magnitudo M5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Selasa, 21 November 2022. Gempa ini mengakibatkan banyak rumah dan bangunan hancur, tanah longsor, dan menelan korban meninggal dunia 271 orang.


Sejarah mencatat, bencana alam berupa gempa dan gunung meletus kerap melanda Cianjur. Bahkan, bencana alam mengakibatkan Cianjur tak lagi menjadi ibu kota Keresidenan Priangan.


Cianjur berstatus sebagai ibu kota Priangan sejak tahun 1677 di bawah kekuasaan VOC. Bencana alam seperti gempa pada 1834 dan 1844 yang merusak Cianjur kemudian mendorong pemerintah kolonial Belanda memindahkan ibu kota Priangan dari Cianjur.


Haryoto Kunto dalam Seabad Grand Hotel Preanger, 1897–1997 mencatat, pemindahan ibu kota Priangan telah sejak tahun 1819 dinantikan dan disarankan oleh dr. Andries de Wilde, tuan tanah Priangan bekas dokter pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan Raffles. Namun, baru pada 1856, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Ch. F. Pahud (menjabat 1856–1861) memerintahkan ibu kota Priangan dipindahkan dari Cianjur ke Bandung.


Namun, Residen Priangan Herman Constantijn van der Wijck (menjabat 1855–1858) tidak berhasil melaksanakan perintah gubernur jenderal tersebut. Begitu pula penggantinya, Christiaan van der Moore (menjabat 1858–1874) juga tidak segera melaksanakan perintah itu.


Menurut Her Suganda dalam Wisata Parijs van Java, baru setelah terjadi letusan dahsyat Gunung Gede sehingga menghancurkan kota Cianjur, Van der Moore dan stafnya mempercepat kepindahannya ke Bandung. “Selama pertengahan abad ke-19, gunung tersebut terus menerus memperlihatkan kegiatannya hampir tak pernah henti,” tulis Her Suganda.



Haryoto Kunto menyebut bahwa perintah pemindahan ibu kota Priangan baru bisa dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada 1864, itu pun lantaran Gunung Gede meletus. “Akibat letusan Gunung Gede, kota Cianjur mengalami kerusakan cukup parah. Sang residen beserta rombongan lari terbirit-birit ke Bandung,” tulis Haryoto Kunto.


Van der Moore pindah ke Bandung beserta stafnya, yang terdiri dari asisten residen, sekretaris, notaris, beberapa orang komis, insinyur kepala dan bawahannya, dokter kesehatan, guru kepala dan enam orang pengajar yang bertugas membuka Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) pertama di Priangan, serta koki dan tukang cukur pribadi.


Untuk sementara waktu, Van der Moore menempati Loji Kompeni di alun-alun utara (kini Gedung BRI), yang kala itu ditempati oleh asisten residen Bandung.Asisten residen kemudian pindah rumah dengan menempati Gedung Papak (kini Balai Kota Bandung).


“Terhitung sejak tahun 1866 Bandung telah menjadi tempat kedudukan pemerintahan bangsa kulit putih…,” tulis Haryoto Kunto.        


Van der Moore baru menempati kediaman resminya (residentswoning) pada 1867 yang kinimenjadi Gedung Pakuan, rumah dinas gubernur Jawa Barat.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page