top of page

Sejarah Indonesia

Mengenang Pemboman

Mengenang Pemboman Sabang

Arti penting Sabang bagi militer Jepang membuatnya kena humbalang.

Oleh :
19 April 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Api memenuhi Bandar udara Sabang setelah dibombardir pesawat-pesawat Sekutu dalam Operasi Cockpit/Foto: www.combinedfleet.com.

HARI ini (19 April) 74 tahun lalu, sejumlah tempat di Sabang luluh lantak. Keadaan itu disebabkan oleh bombardir udara yang dilancarkan pasukan Sekutu lewat operasi bersandi Cockpit.


Operasi Cockpit dilatarbelakangi oleh permintaan AL Amerika Serikat (AS) yang membutuhkan sebuah operasi pengalihan agar operasi utamanya ke Hollandia (kini Jayapura) tak terusik. Operasi pengalihan itu berfungsi untuk menahan pasukan Jepang di sekitar Selat Malaka agar tak bergerak ke timur.


Untuk keperluan itu, pada awal April 1944 Laksamana Ernest King (kepala operasi AL AS) menemui Laksamana James Somerville (komandan Armada Timur AL Inggris). King menanyakan apakah Armada Timur bisa membuat operasi yang diinginkan.


Somerville menyanggupi. Dia, yang merancang dan memimpin operasi pengalihan itu, lalu memilih Sabang sebagai target operasi. Selain pintu masuk ke Selat Malaka, Sabang merupakan titik strategis karena dijadikan Jepang sebagai penyuplai utama minyak dan logistik pasukannya di Burma. Dengan melumpuhkan pelabuhan, stasiun radar, bandara, stasiun radio, dan fasilitas minyak di Sabang, Sekutu bisa memutus pasokan minyak dan logistik Jepang di Burma.


Untuk mencapai maksud itu, Somerville menitikberatkan operasi pada serangan udara. Pelaksanaan operasi, 19 April, akan dijalankan oleh dua satuan tempur: Force 69 dan Force 70. Force 69 merupakan tempat di mana kapal perang HMS Queen Elizabeth –yang ditumpangi Somerville– berada. Sedangkan Force 70, merupakan kekuatan inti. Di Force 70 ini dua kapal induk – dan – berada.


Mereka mulai bergerak dari Trincomalee di utara Sri Lanka pada 16 April. “Posisi terbang 180 mil laut barat daya Sabang dicapai pada pukul 05.30 waktu setempat pada 19 April 1944,” tulis David Hobbs .


Buruknya cuaca di mana awan rendah memaksa kedua kapal induk Sekutu bergerak sendiri-sendiri dengan kecepatan penuh. Namun, dalam keadaan itu mereka tetap meluncurkan 46 pesawat pembom dan 37 pesawat tempur yang langsung membom pelabuhan berikut kapal-kapal yang bersandar di dalamnya. Barak-barak tentara, stasiun radar, fasilitas komunikasi, tangki-tangki depo minyak, pembangkit listrik, dan pangkalan udara berikut 24 pesawat tempurnya mengikuti jadi korban tak lama kemudian.  


Para personil militer Jepang, kebanyakan masih tidur, yang tak jadi korban langsung kaget. “Saat mereka berhasil menggunakan senjata anti-pesawat, semuanya telah hancur. Mereka hanya berhasil menembak jatuh satu pesawat Sekutu,” tulis Horst H. Geerken dalam .


Pasukan Somerville menyudahi serangan pukul 09.00 dan langsung kembali Trincomalee. Selain melumpuhkan fasilitas-fasilitas vital Sabang, Operasi Cockpit memakan korban satu kapal niaga tenggelam dan satu kapal lain rusak berat, dua kapal destroyer dan dua kapal pengawal AL Jepang terbakar. Tiga pesawat tempur dan tiga pesawat torpedo AL Jepang ikut jadi korban ketika mencoba memberi perlawanan.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page