top of page

Sejarah Indonesia

Sejarah Lahirnya Bank Syariah Di

Sejarah Lahirnya Bank Syariah di Indonesia

Awalnya akan dinamakan Bank Islam Indonesia. Bank syariah pertama di Indonesia ini tengah dalam masalah.

11 Juni 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sukamdani Sahid Gitosardjono (kanan) bersama Ginandjar Kartasasmita (tengah) dan M. Amin Aziz (kiri), dalam acara peresmian Bank Muamalat di Istana Bogor, 3 November 1991. (Repro Wirausaha Mengabdi Pembangunan).

BANK-bank umum mendirikan anak perusahaan bank syariah karena melihat potensi nasabah yang besar. Bagaimana sejarah munculnya bank syariah di Indonesia?


Pada suatu hari, Sekretaris Jenderal MUI Prodjokoesoemo dan M. Amin Aziz, pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), mendatangi Sukamdani Sahid Gitosardjono. Pengusaha perhotelan ini menjabat Penasihat Yayasan Dana Dakwah yang didirikan MUI. Mereka menyampaikan maksud mendirikan sebuah bank. Amin Aziz ditujuk sebagai project officer pendirian bank itu.


Sukamdani mengatakan bank yang sedang dirintis itu dinamakan bank tanpa bunga, yang didasarkan pada bagi hasil. Jadi tidak menyimpang dari hukum Islam: yang membungakan uang berarti riba.


“Di Indonesia, bank bagi hasil memang belum ada. Namun, kita belajar pada bank Islam yang menerapkan bagi hasil –membagi hasil dengan orang yang menyimpan. Begitulah percakapan saya dengan dua tokoh MUI itu,” kata Sukamdani dalam otobiografinya, Wirausaha Mengabdi Pembangunan.


Langkah selanjutnya diadakan pertemuan untuk membahas pembentukan PT dan membuat rumusan yang lebih tepat tentang bank Islam.


“Dalam perundingan itu akan digunakan nama Bank Islam Indonesia, tapi nama tersebut kesannya terlalu berat,” kata Sukamdani. “Lantas dilakukan konsultasi dengan Pak Ismail Saleh, Menteri Kehakiman. Akhirnya disepakati nama Bank Muamalat Indonesia.”


Surat permohonan izin kepada Presiden Soeharto dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara Moerdiono. Soeharto menyampaikan akan membantu bila rencananya sudah konkret.


Pada 13 Oktober 1991, MUI mengadakan pertemuan untuk membicarakan pembentukan Bank Muamalat Indonesia di Puri Hotel Sahid Jaya & Tower. Pertemuan yang dihadiri para pengusaha itu berhasil mengumpulkan dana Rp64 miliar. Hasil pertemuan dilaporkan kepada Presiden Soeharto.


Pertemuan kedua diadakan pada 1 November 1991 di Prambanan Room Hotel Sahid. Diputuskan bahwa modal dasarnya Rp500 miliar dan modal yang disetor Rp100 miliar. Saat itu, modal yang disetor sudah mencapai kurang lebih Rp82 miliar. Tanggal ini ditetapkan sebagai awal Bank Muamalat memulai perjalanan bisnisnya. Namun, bank syariah pertama di Indonesia ini baru resmi beroperasi mulai 1 Mei 1992 dan ditetapkan sebagai hari ulang tahun Bank Muamalat.


Pada 3 November 1991, atas prakarsa Presiden Soeharto, Bank Muamalat mengadakan pertemuan dengan masyarakat Jawa Barat dan para pengusaha nasional di Istana Bogor. Penjualan saham di Istana Bogor itu sukses. Seluruh saham yang terjual lebih dari Rp100 miliar.


Di akhir Desember 1991, Sukamdani bertemu dengan Direktur Utama Bank Muamalat, Zainulbahar Noor. Dia menyampaikan bahwa Bank Muamalat berjalan sesuai harapan.


“Kini di Bank Muamalat tercatat sekitar 5.000 nasabah. Bank dengan modal saham Rp500 miliar dan modal disetor hampir Rp90 miliar ternyata mempunyai kenaikan jumlah nasabah rata-rata 20 persen per bulan,” kata Zainulbahar Noor.


Nasabah bank syariah terus tumbuh. Per Agustus 2018, total nasabah bank syariah berjumlah 23,18 juta, naik 13% dari tahun lalu sebesar 20,48 juta. Jejak Bank Muamalat pun diikuti bank-bank lain. Hingga kini terdapat 13 Bank Umum Syariah, 21 Unit Usaha Syariah, dan 167 Badan Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia.


Ironisnya, Bank Muamalat yang sempat disebut sebagai bank tersehat di Indonesia, sejak 2015 mengalami masalah permodalan. Pionir bank syariah itu tengah mencari investor baru. Setelah beberapa konsorsium investor gagal, kini Al Falah Investment Pte Limited, konsorsium bentukan Ilham Habibie, berniat mengakuisisi sekitar 50,3% saham. Prosesnya sedang berjalan dan dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page