top of page

Hasil pencarian

9597 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Rekonsiliasi Kecil di Hutan Plumbon

    TANGIS Sri Murtini pecah di hutan jati Plumbon, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Tangis yang tersebab perasaan campur aduk antara sedih, gembira, dan lega. Setelah hampir 50 tahun mencari, itulah kali pertama Sri menemukan keberadaan ayahnya, Joesoef Setijo Widagdo. Pertemuan yang pilu, karena Joesoef telah mati, dan jasadnya terpendam di tanah.

  • Raja Tekstil dari Medan

    SEKALI waktu di masa akhir kekuasaannya, Presiden Sukarno mengalami kesulitan keuangan. Si Bung Besar lantas memanggil Mangil Martowidjojo. Diperintahkannya sang ajudan itu mengundang T.D. Pardede ke Istana.

  • Peran Bung Karno Temukan Makam Imam Bukhari

    SALAH satu kebiasaan unik Presiden Sukarno saat berkunjung ke luar negeri yaitu melakukan ziarah di pusara tokoh-tokoh dunia, termasuk para tokoh dan ulama besar Islam. Selain pernah berziarah di makam Nabi Muhammad tahun 1955, Bung Karno pernah berziarah di makam Salahudin Ayubi, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani, dan beberapa tokoh Islam lainnya.

  • Penulis Buku Perjalanan Wartawan Pertama

    DI kalangan wartawan Indonesia, nama Adinegoro dikenal sebagai nama sebuah penghargaan jurnalistik yang diberikan kepada para wartawan Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Adinegoro –dianugerahi gelar Perintis Pers Indonesia pada 1974– adalah orang Indonesia pertama yang menempuh kuliah jurnalistik di Jerman pada 1926. Karya tulisnya yang berjudul Melawat ke Barat  mungkin bisa dikatakan sebagai buku pertama yang menulis kisah perjalanan wartawan Indonesia ke luar negeri. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka dalam tiga jilid pada tahun 1936.

  • Pembantaian Tambun Angke 1947

    PEREMPUAN sepuh itu bertutur dalam nada duka. Sambil bersuara lirih dan gemetar, dia mengisahkan sebuah pembantaian yang pernah terjadi di kampungnya: Tambun Sungai Angke. Ya, sekitar 70 tahun lalu, di kawasan yang sekarang terkenal sebagai desa Pahlawan Setia (masuk dalam wilayah Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi), sang maut merengut nyawa puluhan warganya. “Termasuk Kopang, mamang  (paman) saya yang merupakan tokoh masyarakat di sini,” ujar Gerot (93).

  • Menimbang Tafsir Bung Karno

    DALAM pidatonya bertajuk To Build the World Anew  itu, Bung Karno antara lain mengungkapkan kelemahan-kelemahan PBB, seperti tampak pada keanggotaan Dewan Kemanan yang tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara di Asia dan Afrika.

  • Inilah Penjahat Sepakbola

    BOLA melambung, mendekat mulut gawang. Kiper Inggris Peter Shilton mencoba menghalau. Tapi pada saat bersamaan Maradona melompat dan … gol! Wasit meniupkan peluit, mengesahkan gol itu. “Tangan Tuhan” telah membantunya. Empat menit kemudian, Maradona menggiring bola dan melewati lima pemain Inggris sejauh hampir tiga perempat lapangan.

  • Menggugat Citra Kolonial

    RATU Kencono Wulan memang hanyalah permaisuri ketiga Sultan Hamengkubuwono II. Namun, berkat kecantikan dan kepintarannya, dia begitu berkuasa di kesultanan Yogyakarta pada awal abad ke-19.

  • Manuel Noriega, Si Muka Nanas yang Kotor

    PERAYAAN Natal 1989 datang lebih awal di Gedung Putih. Malam, pada 19 Desember, Presiden George Herbert Walker Bush menyambut hangat tamu-tamunya. Dia tak terlihat lelah meski beberapa jam sebelumnya dia rapat serius dengan para pembantu dekatnya. Selesai acara dia masuk kamar.

  • Laga Ketua Gila Bola

    TANPA ragu, Herry Kiswanto menerima tawaran dari Tumpal Dorianus (T.D.) Pardede, pemilik klub sepakbola profesional Pardedetex. Dia pun hengkang dari Persib Bandung, klub yang sudah dibelanya selama beberapa musim. Pada 1979, Herry bertolak ke Medan dan memulai petualangannya sebagai pemain Pardedetex.

  • Perjanjian Diplomatik Indonesia-Rusia yang Dilupakan

    KISAH hubungan dua negeri ini diwarnai pasang surut. Masa-masa bulan madu hubungan Indonesia-Uni Soviet terjadi pada era pemerintahan Sukarno. Hubungan itu kian merenggang saat Soeharto memimpin negeri ini.

  • Ki Bagus Hadikusumo Penggerak Generasi Pertama Muhammadiyah

    KI Bagus Hadikusumo tak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah. Bahkan, dengan keberanian dan kesungguhan hati, dia pernah memimpin organisasi Islam yang besar ini melewati masa-masa sulit. Dia begitu mencintai Muhammadiyah, hingga akhir hayatnya.

bottom of page