Hasil pencarian
9598 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Awak Bomber Perang Dunia II Ikut Westerling
KETIKA tentara Jepang merangsek masuk ke Hindia Belanda pada awal 1942, pemuda Pieter Elia Donald Titaley masuk milisi tentara Hindia Belanda, Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL). Dia termasuk tentara Belanda yang dikirim ke Australia ketika Hindia Belanda hampir dikalahkan tentara Jepang.
- Atas Nama Tanah dan Rakyat Hindia
PERANG Dunia I berkecamuk. Belanda khawatir gelombang perang sampai ke Hindia Belanda dan tanah jajahannya akan lepas. Maka, banyak pihak mengusulkan penguatan militer, termasuk menggunakan tenaga bumiputra. Isu ini menjadi pembicaraan hangat.
- Pamer Kemewahan dalam Upacara Pemakaman
KEBIASAAN pamer kemewahan menjadi hal yang umum bagi warga Batavia di zaman kolonial VOC. Tak hanya dilakukan saat pergi ke gereja, di mana kaum elite Batavia akan diiringi oleh sejumlah budak yang membawa payung dan kipas, tetapi juga dalam berbagai acara seperti upacara pernikahan maupun pemakaman.
- Omar Barack Selamat dari Bom Atom
BEGITU sauh ditarik, kapal Bandung Maru berjalan meninggalkan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Agustus 1940. Dua puluh hari lamanya Bandung Maru akan mengarungi Samudera Pasifik melewati Taipei dan Shanghai untuk mancapai tujuan akhir, Kobe di Negeri Sakura.
- Menyingkap Selubung Suci Pembawa Misi
INGWER Ludwig Nommensen berusia 27 tahun ketika kapal Pertinax membawanya berlayar dari Amsterdam menuju Padang saat malam Natal, 24 Desember 1861. Setelah 142 hari mengarungi samudra, Nommensen menjejakkan kaki di negeri koloni Hindia Belanda, 16 Mei 1862. Dari Padang, Nommensen menetap sebentar di Barus, kemudian meneruskan muhibah ke arah pedalaman. Dia mengemban tugas suci: memberitakan Injil ke Tanah Batak.
- Menyelami Penguasa Laut Selatan
SENAPATI memasuki samudera. Dia memusatkan pikiran, mengheningkan cipta, bersemedi untuk memohon petunjuk Yang Mahatahu. Badai datang. Angin ribut. Petir menyambar. Laut bergolak. Nyai Roro Kidul beranjak dari peraduan. Di halaman dia seorang manusia berdiri di tepi laut. Dia turun hingga ke pinggir laut dan mendekati Senapati.
- Mencari Nyai Blorong
SUATU sore, sekira 1960-an. Warga Magelang berkumpul di tepi jalan utama yang menghubungkan Magelang dan Yogyakarta sembari membunyikan kentongan dan apapun yang menimbulkan bunyi berisik. Sebagai anak kecil, Prapto Yuwono turut berbaur dalam kerumunan. Namun, herannya jalanan sedemikian sepi; tak ada yang lewat. Selang beberapa waktu, angin berhembus dari arah selatan.
- Mencari Cincin Nabi Sulaiman
KARENA tanah airnya dilanda kelaparan, seorang Hadrami muda meninggalkan rumah dan keluarganya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di pelabuhan, ketika orang-orang bertanya tujuannya, dia menjawab: “Aku ingin pergi di mana ada timbunan emas dan perak, kuda bercap, dan lahan subur yang bisa digarap.” Dia naik kapal, memulai perjalanannya dan tiba di Surat, India.
- Menangkap Masa Lalu Tuyul
KETIKA melakukan penelitian di Mojokuto, nama samaran untuk Pare, Jawa Timur pada 1952–1954, antropolog Clifford Geertz mendapat uraian sistematis mengenai makhluk halus di Jawa. Seorang tukang kayu muda mengatakan ada tiga jenis pokok makhluk halus: memedi, lelembut, dan tuyul. Dia menunjuk dua anak kecil berumur tiga tahun yang sedang berdiri mendengarkan percakapan mereka.
- Mas Marco dan Politik Busana Kolonial
PADA pertengahan 1914, Mas Marco Kartodikromo, dalam kolom surat kabar Doenia Bergerak mengisahkan pengalaman buruk jadi korban diskriminasi ketika naik kereta dari Solo ke Semarang. Apa sebabnya? Hanya karena ia mengenakan ikat kepala batik! Ketika itu dia pergi bersama seorang Belanda dan seorang Jawa yang mengenakan setelan Belanda. Mereka membeli tiket kelas tiga. Namun, karena gerbong kelas tiga penuh, ketiganya kemudian pindah ke gerbong kelas dua.
- Hak Hidup Makhluk Halus
MEMASUKI ruang auditorium gedung 4 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) bau hio menyengat bercampur aroma melati yang ditaruh di setiap kursi. Acara promosi doktor Sunu Wasono pada 22 Desember 2015 agak menyeramkan. Sang calon doktor pun mengenakan pakaian hitam dan blangkon.
- Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak
AHMAD Ryan Pratama, lelaki asal Balikpapan, tak pernah melupakan pengalaman “pahit” di masa kecilnya. Sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar di Balikpapan, dia mengalami infeksi mata yang akut. Penyebabnya adalah kabut menyelimuti sebagian daerah Kalimantan Timur sekitar 1997-1998. Tak hanya Balikpapan, Samarinda dan sekitarnya termasuk daerah terdampak kabut asap itu. Kabut ini muncul sebagai dampak dari kebakaran hutan pada musim kemarau.






















