top of page

Hasil pencarian

9581 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Sukarno di Usia 29

    JAGAD sosial media Twitter  sedang dihebohkan oleh perkara keributan fans K-Pop garis keras. Terkuak dari bocornya rekaman obrolan virtual bertajuk bertajuk “Safa Space”. Alih-alih diskusi sehat, isi perbincangan lebih cenderung merundung. Seorang fans yang mengaku aktivis HAM ingin menyeret netizen bernama Safa ke meja hijau karena tidak terima idolanya dihina. Ia sesumbar melakukan itu lantaran merasa punya kuasa. Ancamannya makin menjadi dengan mendaku diri anak personel TNI, kakak calon suami yang kapolda, hingga dosennya kader Golkar.

  • Sukarno Kuliah dengan Biaya Sendiri

    Sukarno lulus HBS (Hogere Burgerschool) di Surabaya pada 10 Juni 1921. Seperti teman-temannya, dia ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi di Negeri Belanda. Namun, ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, tidak mengizinkan. Meski Sukarno memohon, ibunya tetap tidak mengizinkan. Bagi ibunya, kuliah di luar negeri tidak salah, tapi banyak jeleknya kalau pergi ke Negeri Belanda. Ibunya bertanya apa yang membuat Sukarno tertarik pergi ke luar negeri: mencapai gelar perguruan tinggi atau mendapat perempuan kulit putih? "Aku ingin masuk perguruan tinggi, Bu," jawab Sukarno dalam otobiografinya  Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. "Kalau itu yang kau ingini, kau bisa masuk perguruan tinggi di sini," kata ibunya. "Pertama kita harus ingat pada kenyataan dasar yang menentukan segala sesuatu dalam hidup kita. Uang! Pergi ke luar negeri memerlukan biaya yang sangat besar." Sukarno pun daftar ke Perguruan Tinggi Teknik (Technische Hogeschool te Bandoeng, kini ITB). Dia membawa istrinya, Utari, putri H.O.S. Tjokroaminoto, ke Bandung pada akhir Juli 1921. Mereka indekos di rumah kawan lama Tjokroaminoto, Haji Sanusi, suami Inggit Garnasih. Sukarno termasuk dalam sebelas mahasiswa bumiputra di Perguruan Tinggi Teknik. "Kami belajar keras di sekolah. Kuliah-kuliah yang diberikan enam hari dalam seminggu, ditambah dengan ujian tertulis setiap triwulan selama sebulan penuh, benar-benar melelahkan," kata Sukarno. Belum lama menjalani pendidikan, Sukarno menghadapi masalah. Mertuanya, Tjokroaminoto, ditahan pemerintah kolonial Belanda karena sebagai pemimpin Sarekat Islam dituduh menggerakkan perlawanan di Cimareme, Garut yang disebut kasus Afdeling B. Sukarno memutuskan kembali ke Surabaya. Dia menghadap Rektor Prof. Ir. G. Klopper M.E. menyampaikan maksudnya untuk cuti kuliah. Dalam percakapan dengan rektor terungkap bahwa kuliah Sukarno dibiayai oleh keluarganya. "Sebagai seorang mantri guru, Bapak membanting tulang seperti pekerja lainnya. Ibu duduk selama berjam-jam sampai tengah malam ketika lilin penerangan telah redup untuk membatik. Untuk mengumpulkan uang 300 rupiah sebagai pembayaran uang kuliah setahun. Kakakku dan suaminya juga memberikan bantuan sejumlah tertentu setiap bulan," kata Sukarno. Sukarno dan Utari kembali ke Surabaya. Untuk membantu kebutuhan keluarganya, Sukarno bekerja di stasiun kereta api sebagai klerk Kantor Kelas Satu Golongan Satu. Tugasnya yang utama adalah membuat daftar gaji untuk para pegawai. Dari gaji 165 rupiah setiap bulan, dia serahkan 125 rupiah kepada keluarga Tjokroaminoto. Setelah ditahan selama tujuh bulan, Tjokroaminoto dibebaskan pada April 1922. Sukarno menceraikan Utari dan kembali ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. "Bulan Juli, pada waktu tahun pelajaran baru secara resmi dimulai, aku kembali ke Sekolah Teknik Tinggi dan…kembali kepada Nyonya Inggit," kata Sukarno. Mahasiswa bumiputra THS. Belakang, kiri-kanan: M. Anwari, Soetedjo, Soetojo, Sukarno, R. Soemani, Soetono, R.M. Koesoemaningrat, Djokoasmo, Marsito. Duduk, kiri-kanan: Soetono, M. Hoediono, Katamso. (Repro  Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan Lustrum Keempat 2 Maret 1979 ).  Belum lama mengikuti perkuliahan lagi, Sukarno untuk pertama kali berpidato dalam rapat raksasa di sebuah lapangan di kota Bandung yang diadakan organisasi dan partai untuk memprotes berbagai persoalan. Pidato Sukarno dihentikan polisi Belanda dan acara dibubarkan. Sejak itu, Sukarno dianggap pengacau dan selalu diawasi polisi Belanda. Akibat pidatonya itu, Sukarno dipanggil rektor. Prof. Klopper memperingatkan dengan bijaksana, "Bila engkau ingin terus kuliah di sini, engkau harus menekuni kuliahmu. Aku tidak keberatan jika seorang pemuda mempunyai cita-cita politik, tetapi yang harus diingat yang pertama dan paling utama engkau harus memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Engkau harus berjanji mulai hari ini engkau tidak terlibat lagi dalam gerakan politik." "Dia sangat baik dalam masalah ini," kata Sukarno yang berjanji tidak akan lagi melalaikan kuliah .  " Anda dapat memegang ucapanku ini." Pada 1923, Sukarno menikahiInggit. Baginya, Inggit sangat penting. "Aku sekarang mahasiswa di tahun kedua. Aku sudah menikah dengan seorang perempuan yang kubutuhkan. Dia adalah ilhamku. Dia adalah pendorongku,"kata Sukarno. Sukarno tetap menaruh perhatian pada politik, sehingga dia tidak berharap menjadi mahasiswa yang cemerlang. Dia lemah dalam mata kuliah ilmu pasti terutama matematika. "Matematika merupakan pelajaran yang kubenci. Aku tidak begitu kuat dalam matematika. Dalam ujian matematika, kuakui aku berbuat curang, meski hanya sedikit. Kami semua berbuat curang dengan berbagai cara," kata Sukarno. Presiden Sukarno meresmikan ITB pada 2 Maret 1959. (Dok. Prof. T.M. Soelaiman). Menurut arsitek Bambang Eryudhawan dalam "Sukarno, Bapak Arsitek Indonesia" termuat dalam Tegang Bentang: Seratus Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia , mata kuliah favorit Sukarno adalah menggambar arsitektur. Kemajuan pembangunan kota di Surabaya dan Bandung tentu tidak luput dari perhatian Sukarno muda, sekaligus memberi inspirasi bagi karier yang akan ditekuninya di masa depan. Minat Sukarno pada arsitektur mungkin mendapat pengaruh dari Abikoesno Tjokrosoejoso, adik Tjokroaminoto, yang bekerja sebagai arsitek sejak tahun 1921. Namun, tentu saja pengaruh terbesar datang dari gurunya, C.P. Wolff Schoemaker, arsitek terkemuka yang mengajar mata kuliah arsitektur, ilmu bangunan arsitektonis, sejarah ilmu bangunan, gambar kerja dan rencana anggaran biaya, serta perencanaan kota. Sukarno memang suka menggambar arsitektur, tapi dia kesulitan dalam kalkulasi bangunan dan komputasi. Sehingga, dia pernah gagal dalam " kleinste vierkanten atau yang disebut geodesi, di mana kita mengukur tanah dan mencoba membaginya dalam ukuran kaki-persegi ." Kendati demikian, Sukarno merasa heran dapat melampaui batas nilai yang ditentukan untuk kelulusan. Bambang menyebut seharusnya Sukarno dapat lebih cepat menyelesaikan kuliahnya, tetapi karena urusan keluarga di Surabaya, dia harus cuti selama tujuh bulan. Sesuai target, pada paruh pertama tahun 1926, Sukarno sibuk menyelesaikan tahap akhir masa kuliahnya. Tugas akhir yang disusunnya masih belum jelas: perencanaan jembatan atau pelabuhan. Sukarno lulus dan diwisuda pada 25 Mei 1926. Dia bersama Anwari, J.A.H. Ondang, dan Soetedjo, menjadi insinyur sipil pertama lulusan Hindia Belanda –setara lulusan Technische Hogeschool Delft, Belanda. "Ijazahku dalam jurusan teknik sipil menyebutkan aku merupakan spesialis dalam pekerjaan jalan raya dan pengairan," kata Sukarno. "Aku sekarang berhak menuliskan namaku: Ir. Raden Sukarno."

  • Blackwater, Tentara Bayaran Paman Sam

    FALLUJAH, Irak, 31 Maret 2004. Pukul 09.30, ketika empat warga Amerika Serikat mengendarai dua jip Pajero, para mujahidin Irak telah menanti mereka. Setelah memasuki Fallujah, jip-jip itu melambat. Mereka dihadang oleh pemeriksaan kendaraan. Saat kendaraan berhenti, sebuah geranat jatuh di samping jip disertai bunyi rentetan senapan mesin. Peluru-peluru merobek sepanjang sisi Pajero dan menciderai para penumpangnya.

  • Bukan Belantara Sukarno

    SUATU hari seorang bapak bersama anaknya dari Maluku menemui Sukarno di istana. Ketika bertemu, si bapak memberikan seekor burung Nuri Raja khas maluku yang elok dan langka. “Jadi, Bapak menyerahkan burung ini kepada saya? Saya boleh berbuat apa saja kepada burung ini?” tanya Sukarno.

  • Ashoka, Raja Pelindung Satwa

    SEJAK berabad-abad silam, kesadaran atas lingkungan tumbuh di India. Catatan-catatan yang tertinggal dalam pilar-pilar dan batu besar di seluruh negeri mengungkap fatwa-fatwa Raja Ashoka, yang begitu sering dipuji dalam legenda Buddha, tentang perlindungan satwa.

  • Ratu Adil Memimpin Gerinda

    PADA Juni 1930, seorang pangeran tradisional dan kurang pendidikan dari Yogyakarta, paman dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Pangeran Suryodiningrat, mendirikan PKN (Pakempalan Kawula Ngayogyakarta atau Perkumpulan Warga Yogyakarta). Hanya dalam waktu satu tahun, tepatnya pada Mei 1931, PKN mengklaim memiliki anggota hampir 260 ribu orang. Dengan demikian, jumlah anggotanya di wilayah Yogyakarta sama dengan jumlah anggota Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Menurut M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, perpaduan antara banyaknya keluhan petani selama depresi dan daya tarik seorang pemimpin kharismatik berdarah bangsawan telah memberi PKN kekuatan yang tidak dimiliki oleh gerakan-gerakan terpelajar perkotaan.

  • Kisah Sukarno Kecil di Mojokerto

    DARI Surabaya, ketika berusia enam tahun, Sukarno dan keluarga pindah ke Mojokerto, Jawa Timur. Mereka tinggal di daerah yang miskin. Meski demikian, tetangga-tetangga Sukarno masih punya uang untuk membeli jajan. Sedangkan Sukarno kecil tidak.

  • Viva Vivian! Transeksual yang Mengubah Jenis Kelamin

    Ini hari yang membahagiakan bagi Vivian. Bergaun pengantin warna putih, dia terlihat begitu anggun ketika turun dari sebuah Mercy 300 SEL. Dengan luwes dia melangkah memasuki ruangan resepsi di sebuah restoran mewah di Jakarta, menggandeng tangan Felix Rumayar. Dia merasa jadi ratu semalam setelah sebelumnya menikah di sebuah gereja Katolik di Petamburan dan mencatatkan pernikahan di kantor Catatan Sipil, awal November 1975.

  • Menengok Kisah Masa Kecil Sukarno dan Soeharto

    SELALU menarik untuk melihat bagaimana pengalaman masa kecil seorang tokoh, terutama ketika dia kelak menjelma menjadi seorang pemimpin bangsanya. Pada otobiografinya masing-masing, Sukarno dan Soeharto, pernah merefleksikan masa kecilnya dan memaknainya sendiri-sendiri.

  • Revolusi Seksual Alfred Charles Kinsey

    PADA 1938, Universitas Indiana mempercayakan matakuliah Pernikahan yang membahas seksualitas manusia kepada Alfred Charles Kinsey. Kinsey dikenal sebagai zoolog cemerlang. Riset-risetnya di bidang taksonomi dan evolusi mengibarkan reputasinya di kalangan ilmuwan Amerika.

  • Seksualitas di Balik Tembok Keraton

    PADA 1824 terjadi kehebohan di Keraton Surakarta. Seorang selir, dengan memainkan peran maskulin, kedapatan berhubungan seks dengan selir lainnya. Pakubuwono V juga menemukan para selirnya melakukan masturbasi bersama dengan menggunakan lilin yang dibentuk seperti alat kelamin laki-laki.

  • Serangan Jepang ke China Bukan Chungking Express

    CHUNGKING (kini Chongqing) pada 1891 merupakan pelabuhan darat komersial pertama di China. Ia menjadi pusat perdagangan dan distribusi barang. Kapal-kapal yang menuju ke sana akan membelah Sungai Yangtze dan melewati ngarai yang indah. Tak heran jika ia dikenal sebagai “kota gunung” dan “kota sungai”.

bottom of page