top of page

Hasil pencarian

9584 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Tarik-Ulur Karet KB

    SELEPAS meraih gelar doktor antropologi dari Australian National University (ANU), Masri Singarimbun memutuskan menetap di Australia. Dia bekerja sebagai pembantu Atase Militer KBRI di Canberra sekaligus research fellow di ANU.

  • Siasat Bakker di Maluku

    SEORANG calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membuat kehebohan di Maluku. Surat ajakan untuk memilih partainya beredar luas dan mengundang protes dari guru-guru Gereja Protestan Maluku dan pegawai-pegawai yang berasal dari Ambon. Dianggap mengandung kebencian, penghinaan, dan fitnah terhadap suku-suku Ambon.

  • Sekolah Islam ala Hamka

    LEPAS Ashar pada pertengahan 1952, Gazali dan Salim dari Yayasan Pesantren Islam (YPI) berkunjung ke rumah Hamka di Gang Toa Hong II. Mereka meminta saran Hamka tentang rencana YPI membangun masjid dan gedung kuliah di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masalahnya dana YPI hanya cukup untuk membangun salah satunya. Mereka bertanya, “Manakah yang harus didahulukan?”

  • Riwayat Bola Sodok

    RICKY Yang Han Tjong memulai break  di babak ketujuh. Badannya membungkuk, matanya membidik sasaran. Stik di genggamannya bergerak maju-mundur mengunci tikaman. Dan… prakkk! Kumpulan bola bercerai membentuk skema. Satu per satu bola diantarkannya ke lubang, tanpa memberi seterunya, pebiliar tuan rumah, Jeffry De Luna mencicipi tikaman.

  • Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

    KEDUA remaja ini kerap bertukar pikiran dan perdebatan. Yang dibahas bukan soal sepele; teori, strategi, dan siasat perjuangan. Kadang sengit. Masing-masing mempertahankan pendapatnya. Tak mau kalah atau mengalah. Tapi masing-masing menghargai pendapat lawan. “Saya senang sekali bertukar pikiran dengannya, dan terus terang, tak pernah terpikir bahwa dialah yang akan menjadi suami saya di kemudian hari,” tulis S.K. Trimurti.

  • Meraih Makna Perintah Tuhan

    SETIAP selesai salat subuh dilanjutkan wirid dan doa, jemaah laki-laki dan perempuan di mesjid, yang kemudian bernama Mesjid Agung Al-Azhar, membentuk halakah atau melingkar. Kepada mereka, Hamka memberikan pengajian tafsir Al-Qur’an, sejak tahun 1958. Para jemaah terkadang payah mengingat kembali tafsir-tafsir itu sehingga perlu untuk mengumpulkannya. Tafsir itu kemudian direkam dengan tape recorder .

  • Liku Langkah Menuju Takhta

    BERTIE, nama panggilan Raja Edward VII di Inggris, menulis dalam buku hariannya pada Rabu, 4 Mei 1910: Raja bersantap malam sendiri .

  • Kue Bika Bernama Majelis Ulama

    TELEPON di rumah Hamka berdering. Hamka beranjak menyongsong telepon, meninggalkan tayangan tinju Muhammad Ali vs Joe Bugner di televisi pada akhir Juni 1975.

  • Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

    KADER partai Golongan Karya sepakat akan terus berusaha agar pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto. Kesepakatan itu diputuskan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Nusa Dua, Bali bulan Mei 2016.

  • Kala Pasukan TNI Kelaparan di Kebun Rakyat

    MENDIANG Mayor (Purn.) Sumbat Sembiring berkisah tentang perjuangannya sewaktu ikut Perang Kemerdekaan. Dia angkat senjata sejak 1945, di usia 15 tahun, di kampungnya di Pancur Batu, sekira 20 km dari Medan. Semula Sumbat menjadi anggota Laskar Napindo pimpinan Selamat Ginting. Saat itu, Kota Medan sudah dikuasai tentara Belanda. Kelompok laskar berpencar-pencar melancarkan gerilya.

  • Jalan Baru Sufisme Hamka

    PADA 2007, ketika mengunjungi Istanbul, saya mendapat buku Emerald Hills of the Heart: Key Concepts in the Practice of Sufism . Buku yang dikarang ulama besar Turki Fethullah Gülen itu, mengupas kata-kata kunci dalam tasawuf dan penjelasan yang cukup mudah dimengerti. Bagi saya, buku demikian segera mengingatkan pada karya klasik Hamka, Tasauf Modern  (ejaan yang tetap dipertahankan dalam buku itu tasauf , bukan tasawuf ).

  • Hamka, Ekspresi Islam Estetik

    TAK salah sebagian orang menjulukinya “kyai cinta”. Hamka sendiri dalam ceramahnya di Taman Ismail Marzuki, 11 Maret 1970, mengakui, “Dasar dari kepengarangan saya adalah cinta.” Cinta altruistik, yang memberi tenaga dan harapan bagi hidup. Seperti pesan Hayati kepada Zainuddin dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck , “Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sali sedan. Tetapi cinta menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan.”

bottom of page