- Hendri F. Isnaeni
- 20 Des 2010
- 4 menit membaca
Diperbarui: 1 hari yang lalu
PADA peringatan Hari Ibu, setiap 22 Desember, biasanya kaum ibu bebas-tugas dari pekerjaan-pekerjaan domestik. Tapi di masa Jepang, kaum ibu justru masuk wilayah politik. Ada yang membantu Jepang dalam Perang Pasifik, ada pula yang menjadikannya sebagai momen perlawanan.
Di masa pendudukan Jepang, semua organisasi perempuan yang dibentuk pada masa kolonial dibubarkan. Jepang lalu mendirikan Gerakan Istri Tiga A dan Barisan Putri Asia Raya, yang merupakan bagian dari gerakan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia). Gerakan ini tak bertahan lama, kemudian digantikan oleh Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dengan cabang perempuannya bernama Barisan Pekerja Perempuan Putera. Selain itu, Jepang mendirikan Fujinkai, kelompok perempuan setempat yang diketuai oleh istri pejabat tertinggi setempat. Putera akhirnya dilebur dalam organisasi baru, Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa (Jawa Hokokai), dengan bagian perempuan bernama Fujinkai.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










