top of page

Sejarah Indonesia

Cerita Sukarno Nonton Kabaret Di Beograd

Cerita Sukarno Nonton Kabaret di Beograd

Josip Broz Tito menjamu sahabatnya Bung Karno dengan layanan terbaik. Termasuk menyajikan pertunjukan yang menyegarkan mata.

Oleh :
30 Juli 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

KTT Non Blok di Beograd, Yugoslavia pada September 1961 mempertemukan Presiden Sukarno dengan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Sebelumnya, Bung Karno telah tiga kali berkunjung ke Yugoslavia, yakni pada 1956, 1958, dan 1960. Tito selalu menyempatkan diri untuk kunjungan balasan. Saling kunjung itu membuat Tito jadi kenal betul dengan pribadi Sukarno.


“Waktu ada Konferensi Non Blok di Beograd yang namanya Presiden RI kalau mau pergi ke gedung konferensi kerjanya ‘nebeng’ mobilnya presiden tuan rumah, berbeda dengan kepala-kepala negara lain yang disediakan mobil-mobil khusus untuk mereka,” kenang Guntur, putra sulung Bung Karno yang turut serta, seperti dikisahkannya dalam Bung Karno dan Kesayangannya.


Walhasil, Tito punya peran tambahan menjadi tukang antar-jemput Sukarno selain sebagai tuan rumah penyelenggara konferensi. Dia menjemput Bung Karno dari Hotel Metropol tempatnya menginap ke gedung konferensi. Setelahnya, mengantar kembali dari gedung konferensi ke Hotel Metropol. Selain itu, Tito mengajak Sukarno jalan-jalan berkeliling ibu kota. Sebagai kawan yang rapat, sudah barang tentu Tito tahu apa yang menjadi kegemaran Sukarno. 



“Karena Tito tahu ‘kesenangan’ temannya dari Indonesia maka di sana Bapak bukan hanya dipameri tari-tarian nasional Yugoslavia tapi juga diajak nonton oleh Tito tari-tarian kabaret yang pamer paha putih mulus-mulus!” tutur Guntur.


Pertunjukan kabaret di Eropa lazimnya dipentaskan di restoran atau tempat-tempat hiburan. Itulah sebabnya Bung Karno melarang Guntur ikutan nonton pertunjukan tersebut. “Ndak usah! Ini Bapak kasih uang buat beli mainan,” bujuk Bung Karno ditirukan ulang Guntur. Andai dia tahu ada agenda keliling Beograd plus nonton kabaret, Guntur yang saat itu remaja berusia 17 tahun tentu bersikeras untuk ikut.


Kali lain, Tito yang gantian berkunjung ke Indonesia. Sukarno menyambutnya dengan keindahan tarian Bali yang disajikan oleh gadis-gadis Bali yang berparas aduhai. Sukarno juga menampilkan keramahtamahan ala Indonesia dengan melibatkan Tito dan istrinya Jovanka dalam berlenso ria, tarian yang begitu digemari oleh Sukarno.  



Ketika mengajak Tito berlenso, Sukarno selalu datang tanpa pendamping. Otomatis, Jovanka yang menjadi rekan Sukarno berlenso. Sementara itu, Tito mesti bersusah payah mencari kawan menari.


“Pikir-pikir licik juga Presiden Kiblik (Republik) kita dulu itu ya?!” ledek Guntur.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page