top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Gunung Tambora Meletus dalam Naskah Kuno

Naskah kuno mencatat penyebab meletusnya Gunung Tambora. Salah satunya karena Allah murka pada raja Tambora.

13 Apr 2015

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Teluk Bima dengan latar belakang pemandangan gunung Tambora di tahun 1821. Sketsa karya AJ. Bik termuat dalam C.G.C Reinwardt, Reis naar het oostelijk gedeelte .

Beberapa naskah kuno menyebutkan Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, meletus lantaran Abdul Gafur, raja kerajaan Tambora, melakukan kelalaian. Dia memerintahkan pembunuhan seorang warga keturunan Arab dengan alasan telah menghina kerajaan.


Dalam Syair Kerajaan Bima karya Khatib Lukman, sebagaimana termuat dalam Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah karya Henri Chambert-Loir, orang yang dibunuh itu bernama Haji Mustafa. Syair yang ditulis sekitar tahun 1830 itu mengisahkan tentang Haji Mustafa yang segala permintaannya selalu dikabulkan Allah karena dirinya pernah mengunjungi Baitullah. Penduduk setempat meyakininya sebagai orang keramat.


Cerita musabab letusan Tambora pun hadir dalam Asal Mulanya Meletus Gunung Tambora karya Roorda van Eysinga, terbitan 1841, yang disusun berdasarkan kisah perjalanan C.G.C Reinwardt dan H. Zollinger. Keduanya mendapatkan gambaran tentang bencana Tambora dari Ismail, Raja Bima 1819-1854.


Menurut cerita ini, seorang Arab dari Bengkulu bernama Said Idrus singgah di Kerajaan Tambora untuk berniaga. Ketika pergi ke mesjid, dia melihat ada seekor anjing di sana. Lalu disuruhnya penjaga mesjid untuk mengusirnya. Si penjaga berkata bahwa raja adalah empunya anjing itu.


Said Idrus menjawab, “Siapa yang memasukan anjing di dalam mesjid, orang kafir itu.” Merasa tak punya kuasa, pergilah sang penjaga anjing itu menghadap raja. Raja tak terima disebut kafir, lalu memerintahkan orang untuk membunuh Said Idrus.


Akibatnya, Allah murka atas ulah raja. Meletuslah Tambora. Api menyala dari pusat letusannya, mengejar para pembunuh di kota, hutan hingga ke laut yang juga ikut menyala. Lalu turun hujan abu.


Kala itu langit gelap gulita, abu dan api berkuasa. Mulai 11 April 1815, selama tiga hari dua malam Tambora meletus bergemuruh tiada henti. Catatan dari Kerajaan Bima, Bo Sangaji Kai, menyebutkan akibat letusan Tambora, Kerajaan Tambora dan Kerajaan Papekat lenyap dari muka bumi. Kedua kerjaan itu dibanjiri lahar, ditimbun batu dan pasir.


Letusan Tambora pun menyebabkan terjadinya tsunami. Kerajaan lain di Sumbawa, yakni Kerajaan Dompo, Sanggar, Sumbawa, dan Bima juga mengalami duka. Menurut Adrian B. Lapian dalam “Bencana Alam dan Penulisan Sejarah” termuat pada Dari Babad dan Hikayat Sampai Sejarah Kritis, diperkirakan Pulau Sumbawa kehilangan 85.000 warganya yang tewas karena letusan, wabah penyakit, kelaparan, serta meninggalkan Sumbawa untuk pergi ke pulau lain.


Syair karya Khatib Lukman pun menceritakan malapetaka letusan Tambora berakhir karena orang sembahyang dan meminta ampun pada Allah. Tetapi kemelaratan, kelaparan dan wabah penyakit tidak bisa dihindarkan. Banyak orang meninggal tergeletak di jalan, tak dikubur dan tak disembahyangkan.


Kedatangan para pedagang dari pulau sekitar Sumbawa dan Maluku serta pedagang Arab, Tionghoa dan Belanda, kemudian menyelamatkan Bima. Mereka membawa beras, gula, sagu, jagung, dan kacang kedelai yang dapat dibarter dengan piring mangkok, kain tenunan, senjata, barang emas dan perak, sereh, gambir, serta budak.


*Tulisan ini direvisi pada 14 April 2022.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page