top of page

Sejarah Indonesia

Kekejaman Bangsa Mongol Di Rusia

Kekejaman Bangsa Mongol di Rusia

Bangsa Mongol membabat wilayah Rusia dengan sadis. Kuburan massal yang berisi satu keluarga ditemukan.

12 September 2019
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Tengkorak dari kuburan massal di Yaroslavl, Rusia, yang menunjukkan jejak kekerasan. (Institute of Archaeology, Russian Academy of Sciences).

Pada paruh pertama tahun 1200-an, pemimpin Mongol, Batu Khan, cucu Jenghis Khan, menaklukkan bagian-bagian Rusia modern, Eropa Timur, dan Kaukasus. Dia menambahkan wilayah-wilayah itu ke kawasan yang kemudian dikenal sebagai Golden Horde atau Kekhanan Mongol-Turki.


Batu Khan menyapu ke barat dengan pasukan 130.000 tentara. Bagi kota-kota yang berada di jalurnya, satu-satunya pilihan adalah menyerah atau disembelih.


Smolensk, salah satu kota di Rusia, memilih menyerah dan membayar upeti kepada Khanate. Namun, 18 kota lain, termasuk Moskow dan ibu kota kerajaan itu, yang pada saat itu memerintah Yaroslavl, jatuh ke dalam api dan kibasan pedang.


Banyak orang mati mengenaskan dalam serangan itu. Mereka lalu dimakamkan di kuburan massal.


Para ahli kemudian menghubungkan peristiwa brutal itu dengan situs di Yaroslavl, Rusia. Beberapa tahun lalu, sebuah kuburan massal penuh dengan mayat ditemukan di sana.Salah satu liang kuburan masal yang berusia 780 tahun itu berisi 15 korban.


Dari hasil tes DNA yang awal September 2019 dipublikasikan oleh Moscow Institute of Physics and Technology dan Russian Academy of Sciences Institute of Archaeology, terbukti bahwa pembantaian itu terjadi pada seluruh keluarga: seorang nenek (55 tahun atau lebih), putrinya berusia (30-40 tahun), dan cucunya, seorang pemuda (sekira 20 tahun).


"Selain menciptakan kembali gambaran jatuhnya seluruh kota pada 1283, kita sekarang melihat tragedi satu keluarga," kata Asya Engovatova dari Institute of Archaeology, RAS, lewat laman resmi Moscow Institute of Physics and Technology. “Analisis DNA telah menunjukkan bahwa masih ada individu-individu yang terkait secara genetik yang mewakili tiga generasi.”


Penemuan Kuburan Massal


Yaroslavl hancur selama pasukan Batu Khan berperang melawan Grand Duchy of Vladimir pada awal abad ke-13. Skala kehancuran pun menjadi jelas dengan temuan ini.


Berawal dari penggalian di situs gereja emas Assumption Cathedral di kota Yaroslavl yang dibangun pada abad ke-13 dan dihancurkan pada 1937. Katedral itu dipulihkan kembali pada 2004-2010. Lebih dari lima tahun, sembilan kuburan massal digali. Di dalamnya, lebih dari 300 orang dimakamkan. Mereka mati akibat kekerasan. Jumlah ini lebih banyak daripada di kota-kota lain yang juga porak poranda dalam ekspedisi Mongol itu.


Laman The Sunmelaporkan, tulang belulang yang ditemukan membawa tanda-tanda bekas tertusuk dan terpotong. Beberapa tulang juga menunjukkan tanda-tanda pembakaran menunjuk ke bekas-bekas api yang menghancurkan kota.


Pada 2005, kuburan massal yang diidentifikasi sebagai No. 76 ditemukan. Letaknya di tengah benteng kota Yaroslavl. Di sana, jenazah dimakamkan di lubang dangkal di areal rumah yang dibakar selama penyerangan. Dari sisa bangunan dan artefak yang tertinggal, diketahui pemiliknya punya status sosial yang tinggi.


Bukti kekayaan keluarga yang terbunuh itu salah satunya terlihat dari gigi mereka. Gigi-gigi mereka menunjukkan kerusakan yang lebih parah dibandingkan orang-orang di kota lainnya. Itu pertanda bahwa keluarga itu mengkonsumsi gula dan madu secara teratur. Hanya orang berstatus tinggi yang mampu begitu.


Kuburan itu secara khusus menarik perhatian para peneliti karena digali dengan sengaja. Sementara kuburan massal lain di dekatnya terletak di ruang bawah tanah rumah dan bangunan kecil di dekat rumah yang terbakar.


Pemakaman semacam itu, menurut para ahli, bertentangan dengan norma yang berlaku pada masanya. Itu tidak mematuhi ritual.


Lima belas orang yang dimakamkan di lubang dangkal terbaring dalam berbagai pose. Beberapa mayat telah membusuk dengan kondisi yang buruk pada saat mereka dikebumikan. Pemandangan ini menunjukkan bahwa mereka telah dikubur dengan asal-asalan. Itu terutama untuk alasan sanitasi.


Buktinya ada banyak belatung terawetkan di sekitar sisa-sisa mayat. Indikasinya, lalat bertelur di atas mayat dalam cuaca hangat. Mayat-mayat itu mungkin kemudian membusuk di tempat terbuka selama berbulan-bulan sebelum dikuburkan.


"Orang-orang ini terbunuh, dan tubuh mereka tetap terbaring di salju untuk waktu yang cukup lama," kata Asya Engovatova."Pada bulan April atau Mei, lalat mulai berkembang biak dan pada akhir Mei atau awal Juni, mereka dimakamkan di sebuah lubang di rumah, yang merupakan tempat di mana mereka mungkin tinggal.”


Pekerjaan penggalian di Yaroslavl dari 2005 hingga 2006 itu pun akhirnya memastikan kalau pembantaian terjadi pada Februari 1238. Penaklukkan Batu Khan itu, menurut Asya, adalah tragedi nasional terbesar. Ini melampaui peristiwa lainnya dalam hal kekejaman dan kehancuran.


Menurut Asya bukan kebetulan peristiwa itu masuk di antara beberapa peristiwa yang kemudian menjadi cerita rakyat Rusia. "Apa yang sekarang kita ketahui tentang serangan itu menunjukkan bahwa deskripsi kronik tentang 'sebuah kota yang tenggelam dalam darah' bukan sekadar kiasan,” lanjutnya.


Padahal beberapa catatan sejarah selama ini mengisahkan masuknya Rusia ke dalam Golden Horde bangsa Mongol dengan jalan damai dan sukarela. Bukti baru ini pun menunjukkan sebaliknya. Kekejaman besar telah dilakukan sebagai bagian dari ekspedisi Mongol.


Yaroslavl dan kerajaan yang menaunginya pun harus menghabiskan 250 tahun ke depan sebagai negara bawahan Golden Horde. Namun, bukannya tanpa lebih banyak konflik dan kematian. Sepupu Batu Khan, Mongke Khan, menyapu wilayah itu lagi pada 1257. Diikuti oleh Black Death pada 1278, dan lebih banyak serangan Mongol pada 1293 juga 1322. Wilayah itu kemudian kembali tersapu gelombang Black Death pada 1364.

Comentários

Avaliado com 0 de 5 estrelas.
Ainda sem avaliações

Adicione uma avaliação
Gua Sunyaragi Cirebon

Gua Sunyaragi Cirebon

Dibangun pada masa pemerintahan Pangeran Kararangen. Gua Sunyaragi berfungsi sebagai tempat menyepi para sultan Cirebon.
Mendedah Terminologi Prasejarah

Mendedah Terminologi Prasejarah

Konsep prasejarah telah dirumuskan oleh para ilmuwan sejak dua abad silam. Terminologi yang menjelaskan periode peradaban manusia sebelum mengenal tulisan.
Makin Mudah Menggali Pengetahuan Cadas Prasejarah

Makin Mudah Menggali Pengetahuan Cadas Prasejarah

Indonesia menyimpan banyak temuan cadas prasejarah dan tertua di dunia. Pendokumentasian secara digital mempermudah akses pengetahuan terhadap situs-situs purbakala tersebut.
Eksekusi Mati dengan Banteng Penghukum yang Tak Kenal Ampun

Eksekusi Mati dengan Banteng Penghukum yang Tak Kenal Ampun

Brazen Bull dikenal sebagai alat penyiksaan paling terkenal di masa lalu. Ketika api diletakkan di bawah patung banteng ini, orang yang dihukum mati di dalamnya tewas terpanggang.
Membincang Ulang Polemik Gunung Padang

Membincang Ulang Polemik Gunung Padang

Sejumlah tanda tanya masih menyelimuti situs Gunung Padang. Para arkeolog menyebutnya sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara.
bottom of page