top of page

Sejarah Indonesia

Kisah Sang Pematung Jendral Soedirman Di Usia Senja

Kisah Sang Pematung Jenderal Soedirman di Usia Senja

Mengunjungi Azmir Azhari, sosok di balik berdirinya patung Jenderal Soedirman di Purbalingga hingga patung Pesut Mahakam di Samarinda.

10 April 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

Diperbarui: 29 Jul

Indonesia memiliki banyak sekolah atau kampus seni di berbagai daerah yang sudah berdiri sejak lama. Banyak alumnusnya mewarnai sejarah seni Indonesia. Salah satunya Azmir Azhari, seniman patung realis, kelahiran 1953 di Payakumbuh, Sumatera Barat. Pria yang memiliki puluhan kucing ini dikenal karena patung-patung figur tokoh terkenal seperti Jenderal Soedirman di Purbalingga hingga patung Taufik Kiemas.


Azmir saat menggambar tokoh Inggit Garnasih di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir saat menggambar tokoh Inggit Garnasih di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir saat menggambar tokoh Inggit Garnasih di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir saat menggambar tokoh Inggit Garnasih di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir tertarik dengan dunia seni sejak kecil. “Saya sejak SD sudah suka melukis, hingga kalau melihat gundukan tanah liat saya bikin patung, hingga lulus SMA tahun 1973 saya kuliah di ASRI di Yogyakarta sekarang namanya ISI, Awalnya saya ambil jurusan seni Lukis,” katanya.


Ada satu hal yang mengubah jalan hidup Azmir dari melukis menjadi pematung. Pertemuannya dengan Edhi Sunarso, dosennya sekaligus pematung yang membuat monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.



Foto Azmir Azhari saat masih membuka galeri di Pasar Seni Ancol. (Fernando Randy/Historia.id).
Foto Azmir Azhari saat masih membuka galeri di Pasar Seni Ancol. (Fernando Randy/Historia.id).

Foto Patung Jenderal Soedirman karya Azmir yang berdiri tegak di kota Purbalingga. (Fernando Randy/Historia.id).
Foto Patung Jenderal Soedirman karya Azmir yang berdiri tegak di kota Purbalingga. (Fernando Randy/Historia.id).

“Saat itu saya melukis di depan kampus seni patung karena banyak objek-objek yang menarik, ternyata saat itu saya diperhatikan oleh Empu Ageng Edhi Sunarso, pematung legendaris kesayangan Bung Karno, lalu beliau melihat sketsa saya dan mengatakan 'wah ini cocoknya seni patung ini' dan sejak itu saya pindah ke jurusan seni patung," lanjut Azmir.



Azmir saat menyelesaikan salah satu patung pesanan di halaman rumahnya kawasan Bekasi. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir saat menyelesaikan salah satu patung pesanan di halaman rumahnya kawasan Bekasi. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir Azhari pun bulat memutuskan menjadi pematung. Berbekal bakat dan pengalaman bekerja bersama Edhi Sunarso, capaian Azmir pun melesat. Berbagai patung beragam bentuk dan ukuran dikerjakannya.



“Ya tentu saja berbagai patung berkesannya, salah satunya adalah patung Jenderal Soedirman di Purbalingga, namun sayang bahannya kurang baik karena dana dari pemda minim, lalu ada juga patung Pesut Mahakam di Samarinda, patung Knalpot, patung Lempar Cakram, serta patung Dokter Goeteng yang semuanya juga ada di kota Purbalingga,” kata Azmir.


Foto patung Pesut Mahakam karya Azmir di Samarinda. (Fernando Randy/Historia.id).
Foto patung Pesut Mahakam karya Azmir di Samarinda. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir berpose bersama salah satu kucing kesayangannya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir berpose bersama salah satu kucing kesayangannya. (Fernando Randy/Historia.id).

Meski dedikasinya pada karya sudah sepenuh hati, apresiasi yang dia terima masih jauh dari kata pantas. Azmir pun masih jauh dari kata cukup. Bahkan, dia sudah berpindah tempat tinggal hingga dua kali. Keadaan ini tambah berat dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Hal itu berimbas pada berbagai proyek karya patungnya yang urung rampung hingga kini, salah satunya adalah patung almarhum Didi Kempot.


“Ya untuk saat ini terpaksa saya hentikan dulu patung Didi Kempot karena berbagai hal dan pandemi yang belum selesai. Tapi suatu saat saya berharap patung ini bisa berdiri tegak sebagai penghargaan atas jasanya bagi musik Indonesia," kata pria yang sempat mempunyai galeri di Pasar Seni Ancol ini.



Azmir bermain bersama puluhan kucing miliknya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir bermain bersama puluhan kucing miliknya. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir saat mengerjakan patung Didi Kempot. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir saat mengerjakan patung Didi Kempot. (Fernando Randy/Historia.id).

Peralatan untuk membuat patung yang digunakan Azmir untuk berkarya. (Fernando Randy/Historia.id).
Peralatan untuk membuat patung yang digunakan Azmir untuk berkarya. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir mengerjakan patung Didi Kempot. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir mengerjakan patung Didi Kempot. (Fernando Randy/Historia.id).

Walau kini kehidupan Azmir belum membaik, ada hal yang tetap bisa menjadi pembelajaran bagi para seniman muda di masa kini, yaitu semangat dan energi dalam berkarya dalam kondisi sesulit apapun. Menjelang Hari Seni Sedunia pada 15 April mendatang Azmir pun memberikan nasihat kepada para anak muda yang ingin menekuni bidang seni. 


“Ya jadikanlah karya seni patung kita sebagai misi kebudayaan yang bukan hanya mempunyai estetika tapi juga makna yang mendalam, karena seni adalah realita kehidupan sesungguhnya,” tutupnya.



Azmir bersama salah satu patung karyanya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir bersama salah satu patung karyanya. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir banyak membaca buku untuk mencari inspirasi dalam mematung. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir banyak membaca buku untuk mencari inspirasi dalam mematung. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir dan istrinya, Asih, usai melihat tanaman di halaman rumah mereka. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir dan istrinya, Asih, usai melihat tanaman di halaman rumah mereka. (Fernando Randy/Historia.id).

Azmir mengerjakan patung Didi Kempot di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).
Azmir mengerjakan patung Didi Kempot di halaman rumahnya. (Fernando Randy/Historia.id).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page