top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Revolusi Sosial, Artikel Sneevliet, dan Surat Pangeran Hendrik

Tiga peristiwa sejarah di bulan Maret. Revolusi sosial di Sumatra Timur, Sneevliet mengajak rakyat Jawa revolusi, dan surat Pangeran Hendrik kepada ayahnya yang menyayangkan penangkapan Pangeran Diponegoro.

31 Mei 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sultan Asahan Muhammad Husain Rahmad Syah II. (Wereldmuseum Amsterdam).

Kesultanan Asahan di Sumatra Timur. (Wikimedia Commons).
Kesultanan Asahan di Sumatra Timur. (Wikimedia Commons).

3 Maret 1946: Revolusi Sosial di Sumatra Timur


Ribuan orang mengepung dan menyerbu masuk istana Kesultanan Asahan. Mereka menangkap dan mengeksekusi para bangsawan. Dari Kesultanan Asahan, kerusuhan sosial menjalar ke beberapa kesultanan Melayu di sekitarnya: Deli, Serdang, dan Langkat. Sebagian besar keluarga dari raja-raja itu dibunuh dan harta benda mereka dirampas. Amir Hamzah, sastrawan terkemuka Indonesia yang juga bangsawan Kesultanan Langkat, ikut menjadi korban. 


Dalam beberapa hari aksi massa meluas ke seluruh pelosok Sumatra Timur. Revolusi sosial ini, tulis Anthony Reid dalam Menuju Sejarah Sumatra, dilancarkan atas instruksi kelompok kecil pemimpin Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) yang bekerjasama di bawah payung Persatuan Perjuangan. Tujuannya, melenyapkan raja-raja dari potensi bersekutu dengan Belanda, menyita harta kekayaan mereka untuk perjuangan nasional, dan menghapus feodalisme. 



Henk Sneevliet di Semarang, 1917. (IISG).
Henk Sneevliet di Semarang, 1917. (IISG).


19 Maret 1917: Sneevliet Mengajak Rakyat Jawa Revolusi


Suratkabar De Indier milik Insulinde menerbitkan artikel Henk Sneevliet, pemimpin terkemuka Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), berjudul Zegepraal (Kemenangan). 


Dalam artikel itu, Sneevliet menggaungkan runtuhnya Kekaisaran Tsar di Rusia oleh Revolusi Sosialis pada 8–12 Maret 1917. Dengan nada keras, Sneevliet menyebut Belanda akan mengalami nasib serupa jika rakyat Hindia Belanda menghendakinya. Sneevliet pun mengajak rakyat Jawa meniru apa yang dilakukan rakyat Rusia. 


Akibat artikel itu, Sneevliet dipecat dari pekerjaannya sebagai sekretaris Kamar Dagang Semarang dan dituntut di pengadilan. Artikel itu juga menimbulkan keretakan di tubuh ISDV. Sneevliet kemudian diusir dari Hindia Belanda kembali ke Belanda. 



Pangeran Hendrik De Zeevaarder. (Wereldmuseum Amsterdam).
Pangeran Hendrik De Zeevaarder. (Wereldmuseum Amsterdam).


10 Maret 1837: Surat Pangeran Hendrik kepada Raja Willem II


Pangeran Hendrik De Zeevaarder (Sang Pelaut) menulis surat kepada ayahnya, Raja Willem II, yang isinya menyayangkan perlakuan Belanda terhadap Pangeran Diponegoro. Dia bilang penangkapan pemimpin Perang Jawa itu dilakukan secara khianat dan itu dianggapnya mencoreng wibawa Kerajaan Belanda.  


Pangeran Hendrik juga mengingatkan hal itu akan mengekalkan citra buruk Kerajaan Belanda di mata kaum pribumi dalam konflik di masa-masa mendatang. 


Surat itu dikirim tiga hari setelah Pangeran Hendrik, yang sedang melakukan pelayaran jarak jauh dari Eropa ke Hindia Belanda, menyempatkan diri mengunjungi Pangeran Diponegoro di pengasingannya di Benteng Rotterdam, Makassar.* 


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Kisah Prajurit Doyan Kawin

Kisah Prajurit Doyan Kawin

Poligami dipraktikkan oknum tentara sejak dulu. Ada yang dapat hukuman karenanya.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Johan Kepler Panggabean merupakan pengusaha nasional sekaligus sahabat Presiden Sukarno. Perusahaannya agen tunggal mobil VW dari Jerman berakhir menyusul pergantian kekuasaan.
Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Pada 1945, Bote yang mulai dipanggil dengan Wolter pergi ke Makassar melanjutkan pendidikannya. Di sana ia ustru ditugasi menyerbu gedung-gedung yang diduduki Belanda dan menangkapi para perwira Belanda.
Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia” diluncurkan dalam rangka 80 tahun HUT RI sekaligus menetapkan Hari Sejarah.
Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

S.K. Trimurti dan Sayuti Melik menikah dengan satu ikrar: berjuang bersama. Politik membuat pasangan ini keluar masuk-penjara. Namun, biduk rumah tangga mereka kandas menjelang masa senja.
bottom of page