top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Sentot Alibasah Prawirodirjo, Putera, Hansip

Tiga peristiwa sejarah di bulan April. Panglima perang termuda Pangeran Diponegoro meninggal dunia serta Putera dan Hansip didirikan.

Oleh :
6 Mei 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Lukisan Sentot Alibasah Prawirodirjo karya Justus Pieter de Veer dalam buku G.L. Kepper: Wapenfeiten van het Nederlandsch-Indisch leger, 1900. (Wikimedia Commons).

17 April 1855: Sentot Alibasah Prawirodirjo Meninggal Dunia


SENTOT Alibasah Abdulmustopo Prawirodirjo meninggal dunia di Bengkulu pada 17 April 1855. Dia adalah panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825–1830). 


Sentot adalah putra dari Raden Ronggo Prawirodirjo III, bupati wedana (kepala bupati) yang berkedudukan di Maospati. Ayahnya mati dibunuh pemerintah kolonial Belanda karena dianggap pemberontak. Bisa jadi itulah salah satu alasan Sentot bergabung dengan Diponegoro.  


Sentot, yang lahir pada 1808, bergabung dengan Diponegoro saat berusia 17 tahun pada 1825. Awalnya Diponegoro hendak mendidik Sentot menjadi santri agar menjadi ulama. Namun, Sentot tidak tertarik. Dia juga tidak bisa membaca dan menulis. 


Pada 1828, Gusti Basah, salah satu panglima gugur dalam peperangan. Sebelum meninggal, dia meminta kepada Diponegoro agar menunjuk Sentot sebagai penggantinya. Diponegoro menyetujui permintaan Gusti Basah. Sentot pun menjadi panglima perang Diponegoro termuda pada usia 20 tahun. 



Sentot pantas menyandang panglima perang. Sebab, sebelumnya dia telah membuktikan kemampuannya memimpin pasukan dalam melawan pasukan Belanda.  


Menurut sejarawan Peter Cerey, penulis biografi Pangeran Diponegoro, di bawah pimpinan Sentot, pasukan Diponegoro memenangi pertempuran pada akhir Juli sampai Agustus 1826. Sentot dan pasukannya berhasil menguasai Kasuran (28 Juli), Lengkong (30 Juli), Bantul (4 Agustus), Kejiwan (9 Agustus), dan Delanggu (28 Agustus), membuat sebagian besar daerah inti Jawa tengah-selatan jatuh ke bawah kekuasaan Diponegoro. 


Namun, Sentot akhirnya menyerah kepada Belanda pada 17 Oktober 1829. Setelah Perang Jawa berakhir, dia diberangkatkan ke Sumatra Barat untuk menumpas perlawanan kaum Padri.  


Alih-alih menumpas perlawanan, Sentot malah mendukung kaum Padri. Sentot ditarik kembali ke Jawa dan segera ditangkap. Dia diasingkan ke Cianjur lalu dipindahkan ke Bengkulu hingga mengembuskan napas terakhir.



16 April 1943: Putera Didirikan Jepang


PUTERA atau Pusat Tenaga Rakyat (Jawaminshu soryoku kesshu undo) didirikan pemerintah pendudukan militer Jepang (Gunseikanbu) pada 16 April 1943 untuk membujuk kaum nasionalis dan intelektual Indonesia agar mendukung Jepang.  


Untuk mewujudkan itu, diangkatlah Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansur yang kemudian dikenal sebagai Empat Serangkai untuk memimpin Putera. 



Darul Aqhsa dalam biografi Kiai Haji Mas Mansur, 1896–1946: Perjuangan dan Pemikiran menyebut Putera diresmikan Gunseikan di Lapangan Ikada (kini, kawasan Monas), Jakarta. Dalam rapat itu, KH Mas Mansur turut memberikan pidato sambutan, antara lain mengatakan bahwa Indonesia dapat lepas dari cengkeraman Belanda berkat Dai Nippon.  


Putera yang bermarkas besar di Jalan Sunda 18 (kini Jalan Gereja Theresia), Jakarta, memiliki empat departemen dengan 12 seksi. Keempat departemen tersebut adalah Departemen Perencanaan dan Pembangunan di bawah Mohammad Hatta, Departemen Kebudayaan di bawah Ki Hajar Dewantara, Departemen Propaganda di bawah Sukarno, dan Departemen Kesejahteraan Masyarakat di bawah KH Mas Mansur. 


Karena dianggap tak efektif, tak genap setahun Putera dibubarkan dan diganti dengan badan baru bernama Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa (Jawa Hokokai).



Keberadaan Putera menegaskan pilihan taktik dalam menghadapi Jepang. Sukarno, Hatta, dan tokoh-tokoh tua memilih bekerja sama dengan Jepang. Sementara tokoh-tokoh pemuda melawan Jepang dengan bergerak di bawah tanah.

 

“Telah disepakati, kami akan bekerja dengan dua cara. Di permukaan secara terang-terangan (bekerja sama) dan di bawah tanah secara rahasia (melawan),” kata Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams. 


Namun, dari semua tokoh yang bekerja sama dengan Jepang, Sukarno yang paling menonjol. Misalnya, karena kemampuannya menggerakkan massa, Sukarno terlibat dalam pengerahan romusha –sehingga dengan enteng dicap mandor romusha. Dia juga dicap kolaborator Jepang sehingga diburu Sekutu. 



19 April 1962: Hansip Lahir


HANSIP lahir berdasarkan SK No. MI/A/72/1962 tentang Peraturan Pertahanan Sipil yang dikeluarkan Wakil Menteri Pertama urusan Pertahananan Keamanan (Wampa Hankam) tanggal 19 April 1962. 


Pembentukan Hansip tak bisa dilepaskan dari upaya merebut Irian Barat. Pada 19 Desember 1961, Presiden Sukarno mengumumkan Tri Komando Rakyat yang mencakup mobilisasi umum. 


Untuk itu, Menteri Keamanan Nasional/Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI A.H. Nasution membentuk organisasi pertahanan sipil (Hansip). Pelaksanaan mobilisasi umum ditetapkan melalui Perppu No. 1/1962, yang kemudian jadi UU No. 14/1962.  



Perppu mengatur pengerahan warga negara berumur 18–50 tahun untuk kepentingan keamanan dan pertahanan negara. Tugasnya dibagi dua: perlawanan rakyat (Wanra) yang membantu kesatuan angkatan bersenjata dan perlindungan masyarakat (Hansip).  


Berbeda dari Wanra, Hansip ditempatkan di bawah Wampa Hankam. Wampa Hankam selanjutnya mengeluarkan SK No. MI/A/72/1962 yang menegaskan hakikat hansip adalah nonmiliter.  


Pemerintah Orde Baru melalui Keppres No. 55/1972 mengalihkan kedudukan Hansip dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan ke Kementerian Dalam Negeri. Hansip ditiadakan setelah keluar Peraturan Presiden No. 88/2014 yang mencabut Keppres No. 55/1972. Hansip beralih rupa jadi satuan perlindungan masyarakat (linmas).* 


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page