Hasil pencarian
9588 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Aktivis Afro-Amerika Dilarang Hadir di Konferensi Asia-Afrika
KONFERENSI Asia-Afrika di Bandung pada 18–24 April 1955 membuat gerah Amerika Serikat. Selain mensponsori penyelenggaraan SEATO, pakta negara-negara Asia Tenggara, pemerintah Amerika juga menghalangi dua aktivis Afro-Amerika, William Edward Burghardt Du Bois dan Paul Robeson, untuk menghadiri KAA.
- Senjata Rahasia yang Dikembangkan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II
SERANGAN Jepang terhadap Pearl Harbor, pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pulau Oahu, Hawaii, pada 7 Desember 1941, mengejutkan penduduk Negeri Paman Sam. Gempuran pada Minggu pagi itu tak hanya menenggelamkan dan merusak sejumlah kapal, tetapi juga menewaskan ratusan pelaut dan warga sipil Amerika.
- Tembaga untuk Amerika
NEGOSIASI delegasi pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat menghasilkan “korting” tarif untuk produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen. Sebaliknya, Amerika menikmati tarif 0 persen dengan beberapa syarat yang mengikuti untuk produk-produknya. Salah satunya yang disinggung Presiden Amerika Donald Trump, yakni tembaga, di mana Indonesia salah satu produsen tembaga terbesar dunia dengan kualitas tinggi.
- Arloji Mewah Swiss, Dari Mana Mulanya?
SETIAP kali bicara arloji, kerap kali hal pertama yang muncul di kepala adalah merk-merk mewah asal Swiss. Seperti arloji Richard Mille berharga miliaran milik mantan anggota DPR Ahmad Sahroni yang sempat digondol seorang remaja dalam penjarahan kediaman Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, 30 Agustus 2025. Arloji Richard Mille seri RM 40-01 McLaren Speedtail itu harga pasarannya sekitar 695 ribu dolar Amerika (setara Rp11 miliar).
- Dapur Perjuangan di Priangan
BERADA di antara puluhan lapak barang bekas dan gerobak pedagang makanan keliling, rumah ini sekilas tampak biasa. Tak ada ticket box , spanduk besar, maupun papan nama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Penandanya hanyalah bendera merah putih yang berkibar di atas sebuah plakat bertuliskan Rumah Bersejarah Inggit Garnasih. Ia terlihat rapi dan bersih dibanding bangunan di sekitarnya.
- Aktivis PKS Ditangkap Polisi
Pada medio Desember 1941 polisi pamong praja Mangkunegaraan menerima laporan intelijen tentang bangkitnya kembali PKS (Pakempalan Kawula Surakarta). Polisi menemukan bukti bahwa PKS sedang mempersiapkan pemberontakan setelah mereka menemukan ratusan bambu runcing di salah satu kantor ranting PKS di Sragen dekat Solo. Pengakuan beberapa anggota yang terungkap dalam interogasi polisi, menjadi bukti awal yang cukup bagi kepolisian untuk melakukan penangkapan.
- Sinema dalam Sejarah: Dari Epik Sampai Detektif
MELALUI kisah-kisah asmara, kerajaan, serta pembalasan dendam di negeri jauh pada masa lampau, film epik merupakan tontonan mewah berlatar megah dengan bintang-bintang dan anggaran yang tak kalah besarnya. Genre film ini kali pertama muncul di Italia pada era film bisu. Biasanya menceritakan perang dan intrik Romawi Kuno. Sebagai film bisu berdurasi 15 menit termahal yang pernah dibuat pada 1907, Ben Hur (1925) memuat adegan berwarna, pertempuran laut, dan balapan liar ksatria bersandal serta balapan kereta kuda yang spektakuler.
- Virus Revolusi
NEGARA-negara Arab seolah terjangkiti virus ganas. Virus itu bernama revolusi. Demonstrasi massa yang melanda Tunisia dan Mesir –kerap disebut Hari-hari Penuh Amarah– menjalar ke Yordania dan Yaman. Terakhir, riak-riak kemarahan massa juga muncul di Syiria. Meski pemberontakan yang muncul belakangan ini amat mengkhawatirkan, gelombang revolusi serupa telah muncul lebih dari 200 tahun silam.
- Mesir di Tangan Mubarak
“TURUN, turun. Turunkan Mubarak!” dan “rakyat harus mengakhiri kekuasaan rezim ini!” teriak massa yang marah di sekeliling masjid Al-Istiqama di Giza Square, Kairo, Mesir usai salat Jumat, 28 Januari lalu, sebagaimana dilaporkan BBC . Dalam hitungan menit, meriam air menghujani para demonstran. Diikuti bunyi dentuman keras ketika polisi menembakkan gas air mata. Orang-orang berlarian di sepanjang jalan, sambil menahan efek gas yang membuat mata mereka berair. “Biarkan dunia melihat apa yang terjadi di negeri ini,” teriak seorang laki-laki tua, ”kami tak akan berhenti… sampai pemerintahan ini tumbang.”
- Membebaskan yang Marjinal
TAK seperti saat ini, pada 1950-an dan 1960-an Negeri Paman Sam bukanlah tempat tinggal ideal bagi kaum homoseksual. Sebelum Perang Dunia II, masyarakat Amerika yang agraris sedang mengalami transisi menjadi masyarakat industri. Ini memberikan peluang bagi berkembangnya homoseksualitas. Keluarga tradisional tak lagi menjadi satu-satunya pilihan bagi individu. Bermunculan kota-kota besar, di mana individualitas dan otonomi menjadi ciri utamanya. Kehidupan pribadi yang bebas menjadi sepenuhnya hak individu.
- Madu Berapa?
HARI itu, 7 Juli 1953, bertempat di Istana Cipanas yang sejuk, sebuah pesta perkawinan sederhana dilangsungkan. Meski sederhana dan tertutup, tapi buntut dari acara itu tidaklah sederhana. Pasalnya pengantin laki-laki yang menikah itu masih berstatus sebagai suami orang. Lebih pelik karena banyak orang menaruh harap padanya untuk menentang poligami. Ya, kala itu Presiden Sukarno mempersunting Hartini, perempuan asal Ponorogo, yang usianya terpaut 23 tahun lebih muda darinya. Sebelumnya, Sukarno meminta izin pada Fatmawati, yang baru melahirkan. Tapi Fatmawati tak ingin dimadu.
- Gaji Tiga Presiden
BUKAN cuma jelata, gaji presiden pun lama tak naik. “Bahkan ini tahun keenam atau ketujuh gaji Presiden belum naik,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan jajaran petinggi Mabes TNI dan Mabes Polri, di Gedung Balai Samudra Indonesia, Jakarta, 21 Januari lalu. Alih-alih membesarkan hati para anggota TNI dan Polri karena pemerintah berkomitmen meningkatkan gaji dan remunerasi setiap tahun, pernyataan SBY soal gajinya berbuntut panjang. Kritik pun berdatangan. Bahkan di DPR RI ditemukan kotak “Koin untuk Presiden” terinspirasi gerakan Koin Peduli Prita.





















