Hasil pencarian
9599 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Setelah Peluit Kapal Berbunyi
KAPAL Hr. Ms. De Zeven Provincien bertolak dari pelabuhan Surabaya pada 2 Januari 1933 untuk keliling Sumatra selama tiga bulan. Dalam pelayaran latihan ini, awak kapal terdiri dari 141 Eropa (30 perwira dan 26 perwira menengah) dan 256 pribumi (tujuh perwira menengah dan 80 siswa KIS atau Kweekschool voor Inlandse Schepelingen atau Pendidikan Dasar Pelaut Pribumi).
- Primbon Wadah Laku Mistik
GERHANA matahari total melintasi sejumlah provinsi di tanah air pada 9 Maret 2016. Beberapa orang antusias menyambutnya. Peristiwa ini juga dijadikan ajang promosi pariwisata. Bagi ilmu pengetahuan modern, gerhana matahari merupakan fenomena alam yang biasa. Tidak demikian menurut primbon Jawa.
- Preman Pasar dan Seniman Algojo
ABU Berto kesohor sebagai jagoan pasar di depan Istana Kedatuan Luwu, Palopo, Sulawesi Selatan. Sekitar 1940-an, bersama kawan-kawannya, Berto membentuk perkumpulan bernama Anak Pasar.
- Mengelola Film Lama
FIRDAUS, staf pemeliharaan film Sinematek Indonesia, masuk ke ruang penyimpanan film di basement gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), yang berlokasi di Jalan Rasuna Said Kav C-22, Jakarta Selatan. Begitu melewati pintu masuk, aroma pengap yang kuat tercium. Bau itu, yang berasal dari film seluloid, bisa membuat pusing. Namun, tanpa mengenakan masker, Firdaus tetap melenggang masuk.
- Kisah Dua Kampung Halaman
KETIKA melakukan perjalanan ke Tiongkok bersama Yin Hua Meishu Xiehui (Lembaga Seniman Indonesia Tionghoa) tahun 1956, Wen Peor sempat berkunjung ke kampung halamannya di Meixian, sebuah distrik di Kota Meizhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Bahkan menghasilkan lukisan cat minyak “Terang Bulan di Kampung Halaman” yang dibeli oleh Presiden Sukarno. Siapa sangka dia akan kembali karena situasi pelik di Indonesia.
- Kembalinya Si Burung Camar
IBARAT burung camar, pelukis Wen Peor mencari kebebasan sekaligus mencoba mengatasi situasi sulit dengan cara yang anggun. Ketika situasi di Indonesia tak menentu pasca-Peristiwa 1965, dia memutuskan pergi, menetap, dan berkarya di tanah leluhurnya.
- Kelompok Tanpa Nama
AYANDE Sloan berusia 14 tahun ketika Jepang mendarat di Tarakan, Januari 1942. Karena berparas bule, gadis muda itu tak bisa keluar rumah. Dalam tempo-tempo tertentu, saat serdadu Jepang merazia rumah-rumah penduduk untuk mencari orang bule, Ayande digulung dalam kasur oleh ibunya.
- Geger Sampai ke Negeri Induk
PEMBERONTAKAN awak kapal De Zeven Provincien dengan cepat menimbulkan berbagai reaksi, baik di Hindia Belanda maupun di Belanda. Di Batavia, kecaman datang dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda B.C. de Jonge yang dalam pidatonya pada 7 Februari 1933 menyebut aksi para matros kapal perang Hindia Belanda itu sebagai tindakan tak bertanggungjawab.
- Dari Poster hingga Cukil Kayu
“GARIS-garis cukilan kayu Wen Peor adalah garis-garis pemberontakan seorang seniman…,” catat JJ Kusni, penyair yang pernah gabung Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), dalam arsip surel berjudul “Surat Sutera Putih: Menyertai Kepergian Pelukis Wen Peor”.
- Bukan Sekadar Urusan Upah
MASYARAKAT Nusa Tenggara Timur melakukan tabur bunga di makam para pahlawan pemberontakan kapal De Zeven Provincien di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, 4 Februari 2016. Dalam acara ini hadir keluarga dari pemimpin pemberontak, yaitu curu Martin Paradja serta anak, menantu dan cucu Josias Kolondam Kawilarang.
- Bandit dari Lereng Gunung
DI Surakarta, kabar proklamasi kemerdekaan mendorong bandit-bandit ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Beberapa di antara mereka baru keluar dari penjara. “Banyak dari para tahanan yang seharusnya belum waktunya bebas dikeluarkan dengan alasan diikutkan untuk berjuang,” tulis Julianto Ibrahim dalam Bandit dan Pejuang di Simpang Bengawan: Kriminalitas dan Kekerasan Masa Revolusi di Surakarta .
- “Darah Rakjat” di Perayaan Kemerdekaan
PERAYAAN Hari Kemerdekaan Indonesia biasanya dipersiapkan jauh-jauh hari. Sebuah panitia dibentuk. Acara disusun. Namun, pada 1950-an, susunan acara perayaan Hari Kemerdekaan mendapat protes karena menyertakan lagu-lagu berbau kiri.






















