top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Asal-Usul Nama Haji Agus Salim

Lahir dengan nama Masyudul Haq, bagaimana kemudian menjadi Agus Salim?

8 Okt 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Haji Agus Salim. (Tropenmuseum/Wikipedia).

Pada 8 Oktober 1884, seorang bayi laki-laki lahir di Koto Gadang, Sumatra Barat. Dia diberi nama Masyudul Haq, nama seorang tokoh dari sebuah buku yang dibaca ayahnya, Sutan Mohammad Salim. Orang tuanya berharap anaknya itu kelak menjadi seorang yang sesuai dengan arti namanya: “pembela kebenaran.”


Bagaimana Masyudul Haq berubah menjadi Agus Salim?


Menurut sejarawan Asvi Warman Adam dalam H. Agus Salim (1884-1954): Tentang Perang, Jihad, dan Pluralisme, ketika Masyudul kecil, dia diasuh oleh seorang pembantu asal Jawa yang memanggil anak majikannya “den bagus” yang kemudian dipendekan menjadi “gus.” Kemudian teman sekolah dan guru-gurunya pun ikut memanggilnya “Agus”.


Ketika berusia 6 tahun, Agus Salim diterima pada sekolah dasar Belanda, ELS (Europeese Lagere School). Setelah lulus, dia dikirim ke Batavia untuk belajar di HBS (Hogere Burger School). Dia lulus dengan angka tertinggi, tidak saja di sekolahnya, tetapi juga untuk sekolah HBS lain (Bandung dan Surabaya). Namanya terkenal di seantero Hindia Belanda di kalangan kaum kolonial dan terpelajar.


Sayangnya, beasiswa kedokteran yang diajukan Agus Salim ditolak pemerintah Belanda. RA Kartini mengusulkan agar beasiswa yang diterimanya sebesar 4.800 gulden diberikan kepada Agus Salim juga tidak dikabulkan.


Pada 1905, Agus Salim mendapatkan tawaran bekerja di konsulat Belanda di Jedah sebagai penerjemah dan pengurus urusan haji. Pada periode inilah, dia memperdalam agama Islam dengan berguru pada pamannya, Syeh Ahmad Khatib. Sepulang ke Tanah Air, dia sempat bekerja di dinas pekerjaan umum. Pada 1917, dia terjun ke dunia media massa dengan mendirikan dan sebagai pemimpin redaksi harian Neratja, Hindia Baroe, Fadjar Asia, dan Moestika. Bersamaan dengan itu, dia terjun ke dunia politik pergerakan melalui Sarekat Islam.


Pada 1921-1924, Agus Salim menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili Sarekat Islam. Meskipun poliglot (menguasai sembilan bahasa asing), dia justru yang pertama kali berpidato dalam bahasa Melayu/Indonesia di sidang Volksraad.


Selama penjajahan Belanda, Agus Salim memang tak pernah ditangkap karena kegiatan politiknya. Namun, setelah Indonesia merdeka, dia bersama pemimpin pergerakan seperti Sukarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir, beberapa kali diasingkan.


Agus Salim beberapa kali menduduki posisi menteri muda luar negeri Kabinet Sjahrir II, menteri luar negeri kabinet Amir Sjarifuddin dan Kabinet Mohammad Hatta. Dia dan beberapa tokoh lain berjasa dalam pengakuan kedaulatan dari negara-negara Timur Tengah.


Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada 1953 Agus Salim mengarang sejumlahbuku, di antaranya Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.


Agus Salim menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai delapan orang anak, salah satu anaknya, Theodora Athia Salim (Dolly).


The Grand Old Man (orang besar yang sudah tua). Haji Agus Salim seorang ulama dan intelek,” kata Sukarno.


Agus Salim meninggal dunia pada 4 November 1954 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Namanya diabadikan sebagai nama jalan dan stadion sepakbola di Padang.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page