- Frank Vermeulen
- 12 Mar 2020
- 11 menit membaca
KIRA-kira dua ratus meter dari jalan antara Kaliurang dan Pakem yang menikung ke kanan. Banyak pohon bambu. Sebuah jurang. Dari pinggiran yang tertimbun daun-daun tampak Kali Kuning mengalir. Pagi 21 Desember 1948 pasukan Korps Speciale Troepen (KST atau Korps Pasukan Khusus) di bawah komando Letnan Rudy de Mey dengan jip melaju ke arah tingkungan. Di situ mereka menembak Masdoelhak Nasoetion, Soemarsono dan seorang Jawa lain yang tidak dikenal. Yang terakhir ini penjaga rumah Menteri, dr. Soekiman, yang kelak menjadi perdana menteri. Dua lainya, Tje Kiemas dan Dirdjoatmodjo selamat pada serangan ini. Kiemas yang luka akibat tiga peluru jatuh ke jurang dan tertahan tanah yang empuk. Dirdjoatmodjo meskipun terkena peluru, berhasil menyelamatkan diri. Mereka berdua kemudian dipanggil polisi militer untuk bersaksi.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.











