top of page

Sejarah Indonesia

Gempa Besar Bagi Bupati Cianjur

Gempa Besar bagi Bupati Cianjur

Bupati Cianjur diberhentikan setelah gempa besar. Ia melalaikan pekerjaannya dan lebih suka berburu dan menangkap ikan.

21 November 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Bangunan rusak akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin, 21 November 2022. (BPBD Kabupaten Cianjur).

Diperbarui: 27 Apr

GEMPA tektonik berkekuatan magnitudo M5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. Gempa merusak ini mengakibatkan 162 orang meninggal, 326 orang luka berat dan ringan, lebih dari 2.345 rumah rusak berat, dan 13.400-an orang mengungsi.


Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, mendata sejarah gempa besar yang merusak di Cianjur-Sukabumi telah terjadi sejak tahun 1844.


Ternyata, sekitar sepuluh tahun sebelumnya juga terjadi gempa besar yang mengguncang Cianjur. Setelah gempa besar ini, bupati Cianjur diberhentikan.


Raden Aria Adipati Prawiradireja I, bupati Cianjur ketujuh, turun takhta pada 1833 setelah menjabat selama 20 tahun sejak 1813. Ia menjabat bupati tidak sampai meninggal pada 1834. Sebagai penggantinya, ia menunjuk anak pertamanya, Raden Tumenggung Wiranagara. Namun, Residen Priangan, O.C. Holmberg de Beckfelt, tidak menyetujuinya karena Raden Tumenggung Wiranagara memiliki kebiasaan yang kurang baik.


“Raden Tumenggung Wiranagara terkenal suka berjudi, berburu, menangkap ikan seperti marak, lintar dan yang lainnya,” tulis Bayu Suryaningrat dalam Sajarah Cianjur Sareng Raden Aria Wira Tanu Dalem Cikundul Cianjur. Marak adalah cara menangkap ikan dengan menyurutkan air, sementara lintar adalah cara menangkap ikan menggunakan jaring.


Karena perilakunya kurang baik, Holmberg bermaksud mengangkat bupati Limbangan menjadi bupati Cianjur. Namun, Adipati Prawiradireja I bersikeras, Holmberg pun mengalah. Akhirnya, Raden Tumenggung Wiranagara diangkat, namun hanya sebagai wakil (waarnemend atau acting) bupati, dengan perjanjian jika dia mampu bekerja dengan baik dalam waktu dua tahun, maka dia akan diangkat menjadi bupati yang layak dan diberi gelar Adipati.


Namun, menurut Bayu Suryaningrat, Raden Tumenggung Wiranagara tidak bisa lepas dari kelakuan buruknya. Pekerjaannya seharian hanya berburu dan menangkap ikan. Bahkan, pada suatu hari, ia meninggalkan daerah tanpa izin dan pada hari itu terjadi gempa besar, Gunung Gede meletus, dan sungai Cianjur digenangi lahar.


Engkon Kertapati, peneliti Pusat Survei Geologi, dalam Aktivitas Gempabumi di Indonesia menyebut gempa yang merusak bangunan di Cianjur terjadi pada 10 Oktober 1834. Gempa besar kemudian terjadi lagi di Cianjur pada 15 Februari 1844.


“Pada tanggal 14 Oktober 1834 Raden Tumenggung Wiranagara diberhentikan dan dihukum oleh ayahnya, Adipati Prawiradireja I, karena dianggap melalaikan pekerjaannya dan tidak bertanggung jawab kepada rakyat,” tulis Bayu Suryaningrat.


Setelah diberhentikan, Raden Tumenggung Wiranagara menempati rumah yang berada di tonggoh (atas) pendopo. Sehingga, ia pun sering disebut Dalem Tonggoh. Bupati Cianjur kemudian dijabat oleh Raden Aria Adipati Kusumahningrat, adiknya beda ibu, yang menjabat dari tahun 1834 sampai meninggal pada 1862.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page