top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Hizbullah Zaman Jepang

Milisi Islam ini dibentuk atas permintaan para kiyai dan ulama guna menghadapi invasi Amerika, Inggris dan Belanda.

Oleh :
16 Apr 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Laskar Hizbullah. (IPPHOS).

Politisi gaek Amien Rais kembali membuat berita. Dalam pernyataannya usai mengikuti Gerakan Indonesia Shalat Subuh Berjamaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (13/4/2018), Amien memetakan kekuatan partai politik Indonesia sekarang berdasarkan dikotomi: partai Allah (hizbullah) dan partai setan (hizbusyaithon).


Mantan Ketua PP Muhammadiyah itu menjelaskan bahwa PKS, Gerindra dan PAN adalah partai politik yang masuk dalam hizbullah. Sedang partai politik mana saja yang masuk dalam hizbusyaithon, Amien emoh menyebutkannya.


Insiatif penggunaan nama hizbullah sebagai entitas politik mulai muncul di era kekuasaan Jepang. Ceritanya, pada 13 September 1943 sepuluh ulama (K.H. Mas Mansyur, K.H. Adnan, Dr.Abdul Karim Amrullah, K.H. Mansur, K.H. Mochtar, K.H. Chalid, K.H. Abdul Madjid, K.H. Jacub, K.H. Djunaedi dan K.H. Sodri) mengajukan permohonan kepada Saiko Shikikan (Panglima Tentara Jepang di Indonesia) agar umat Islam diizinkan membentuk “Barisan Penjaga Pulau Jawa” guna menghadapi serangan Inggris, Amerika Serikat dan Belanda.


“Barisan ini rencananya akan diatur menurut ketentuan Islam,” ujar Abdul Qadir Djaelani.


Berbeda dengan pengajuan pendirian pasukan PETA (Pembela Tanah Air) oleh tokoh nasionalis Gatot Mangkupradja yang langsung disetujui, pembentukan sebuah milisi Islam tidak langsung diamini oleh pemerintah militer Jepang. Alih-alih diterima, menurut pengamat sejarah Zainul Milal Bizawie usul tersebut malah cenderung mendapat penolakan. Situasi itu menimbulkan kekecewaan di kalangan para tokoh Islam.


“Karena sudah lama para kiyai, ulama dan para santri menginginkan terbentuknya suatu barisan sukarela dari kalangan Islam mengingat dalam kajian-kajian di pesantren membela tanah air merupakan sebagian dari pada iman,” ungkap Bizawie dalam Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakan Indonesia (1945-1949).


Namun perkembangan-perkembangan situasi menjadikan Jepang merubah kebijakan. Tidak adanya kemajuan signifikan dari pergerakan militer mereka di palagan Pasifik dan munculnya pemberontakan besar kalangan kiyai dan santri pimpinan K.H. Zaenal Moestofa di Singaparna pada Februari 1944, membuat Jepang memperlunak sikap terhadap kalangan Islam. Maka pada 8 Desember 1944 secara resmi pemerintahan militer Jepang mengumumkan terbentuknya pasukan khusus sukarela Islam, di bawah koordinasi Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia).


“Kesatuan sukarela khusus Islam itu dinamakan Hizbullah atau Tentara Allah, dengan format sebagai korps cadangan untuk kesatuan PETA,” ujar Bizawie.


Awal Januari 1945, Masyumi mengumumkan terbentuknya Dewan Pengurus Pusat Hizbullah yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Arifin dan Muhammad Roem sebagai wakilnya. Sebagai komandan dan wakil komandan pelatihan, diangkatlah K.H. Mas Mansyur dan Prawoto Mangkusasmito. “Atas persetujuan militer Jepang, pusat pelatihan Hizbullah yang pertama dibentuk di kawasan Cibarusa, Bogor,” ungkap Abdul Qadir Djaelani.


Kamp Cibarusa didirikan untuk melahirkan opsir-opsir Hizbullah yang pertama. Pada tahap awal sekira 500 pemuda Islam (berusia antara 18-21 tahun) dari 25 Keresidenan di Jawa dan Madura telah mendaftar sebagai peserta. Mereka lantas dididik dengan ilmu-ilmu kemiliteran dan doktrin-doktrin keislaman oleh para kiyai yang sebelumnya telah masuk PETA. Para instruktur ini menjalankan kerja-kerjanya di bawah supervisi seorang perwira Jepang berpengalaman. Namanya Kapten Yanagawa.


Berbeda dengan pendidikan PETA yang menyertakan kegiatan seikerei (ritual penghormatan tehadap Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke matahari terbit), maka di Kamp Cibarusa kegiatan tersebut ditiadakan. Sebagai gantinya maka setiap apel, para siswa Kamp Cibarusa menghadap ke arah barat, kiblat umat Islam, sambil meneriakan takbir sebanyak tiga kali.


Setelah 3,5 bulan menjalani pendidikan yang sangat ketat, maka 500 pemuda Islam tersebut dinyatakan lulus. Mereka kemudian disebar ke berbagai tempat di pulau Jawa dan Madura guna mendirikan kesatuan-kesatuan Hizbullah. Bahkan menurut C. van Dijk dalam Darul Islam, Sebuah Pemberontakan alumni-alumni Cibarusa ada juga yang sampai mendirikan kesatuan Hizbullah di Kalimantan dan Sumatera.


Menurut sejarawan George Mc T. Kahin, selama hampir sepanjang tahun pertama berdirinya Republik Indonesia, Hizbullah berhasil mengumpulkan antara 20-25 ribu pemuda bersenjata yang kemudian diorganisasi dalam unit-unit batalyon.


“Hizbullah dikelola di bawah pimpinan Maysumi, kendati dalam kenyataannya hubungan antara pimpinan Masyumi dan komandan Hisbullah seringkali sangat renggang,” tulis Kahin dalam Nationalism and Revolution in Indonesia.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page