top of page

Sejarah Indonesia

Menjaring Soumokil

Menjaring Soumokil

Soumokil akhirnya tertangkap oleh tentara dari Banten. Pasukan itu dipimpin Pelda Ruchiat.

29 Mei 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Mr. Christian Robert Steven Soumokil, pemimpin RMS. (Koleksi Museum Sejarah Maluku).

AKHIR tahun 1963, sebagian prajurit dari Batalyon Infanteri 320 Badak Putih di bawah komando Mayor Enjo Martadisastra sedang tidak berada di Serang, Banten. Mereka sedang berada di Pulau Seram. Mereka dilibatkan dalam gerakan pembersihan sisa-sisa Republik Maluku Selatan (RMS) yang lebih dari 12 tahun bergerilya di Seram.


Sore pukul 15.00 tanggal 1 Desember 1963, Pembantu Letnan Dua (Pelda) Ruchiat bersama 12 anak buahnya melakukan pengejaran ke daerah yang mereka duga tempat persembunyian pemimpin RMS. Medan yang sulit membuat mereka baru tiba keesokan harinya. Kesulitan mereka dalam perjalanan bertambah lantaran pasukan Ruchiat membawa dua tawanan yang berasal dari pengikut RMS.


Mereka tiba di sasaran sekitar pukul 03.00 dini hari 2 Desember 1963. Begitu tiba, Ruchiat berbagi tugas kepada para bawahannya dalam rangka pengepungan tempat persembunyian pemimpin RMS. Setelah pasukan tersebar, Ruchiat bergerak perlahan bersama Kopral Surkaya dan Prajurit Mansyur. Surkaya disuruh ke kiri dan Mansyur ke kanan.



Ruchiat sendiri adalah komandan peleton. Dia seorang prajurit senior. Dia tahu apa yang harus dilakukan ketika bergerak maju ke sasaran tugasnya.


“Pelda Ruchiat dengan hati-hati masuk ke tempat kediaman Soumokil cs. dan menunggu mereka sampai bangun. Dalam peristiwa penyergapan ini tidak sebutir peluru pun diletuskan,” begitu yang tercatat dalam buku Bintang Sakti Maha Wira Ibu Pertiwi.


Presiden RMS Mr. Christian Robert Steven Soumokil pun berada di tangan Ruchiat dan pasukannya dini hari itu.


Ketika langit sudah terang pada pukul 07.00, mereka menggelandang Soumokil dan kawan-kawannya ke bivak mereka dengan berjalan kaki. Pukul 13.00 mereka sampai ke bivak. Beberapa jam kemudian, mereka sudah berada di Pantai Sawal. Sebuah kapal lalu datang menjemput tawanan yang dinanti-nantikan TNI, tentu yang utama penangkapan Soumokil oleh pasukan Ruchiat.



Pada 4 Desember 1963, Soumokil memberi perintah kepada para pengikutnya untuk menyerah. Dia kemudian dibawa ke Jakarta.


Penangkapan Soumokil oleh pasukan Ruchiat dari Batalyon Infanteri 320 Badak Butih bagian dari Brigade 15 Tirtayasa KODAM Siliwangi, seperti diberitakan Pembina No. 4 tanggal 18 Desember 1963, adalah bagian dari Operasi Djala. Penangkapan Soumokil dianggap berita penting bagi keamanan Maluku buat pemerintah Indonesia dari gangguan RMS yang bergolak sejak 1950.


Soumokil kemudian dieksekusi mati tahun 1966 di sebuah pulau di utara kota Jakarta. Istri Soumokil pun tak bisa memaafkan pemerintah Indonesia.


Sementara itu, penghargaan pemerintah kepada Ruchiat justru datang terlambat. Baru pada 1970, berdasarkan Keputusan Presiden No. 065/TK/TH 1970 tanggal 2 Oktober 1970, Ruchiat menerima penghargaan Bintang Sakti atas prestasinya menangkap Mr. Soumokil.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page