top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Meteor di Tengah Pertempuran

Peperangan urung berkobar karena sebuah meteor jatuh di tengah medan pertempuran. Pasukan lari tunggang-langgang.

17 Feb 2014

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Patung Mithridates VI (kiri) dan Lucius Licinius Lucullus (kanan).


KERAJAAN Roma berkembang pesat dan terus meluaskan kekuasaan politiknya ke wilayah Timur melalui Asia Kecil. Beberapa kerajaan merdeka di wilayah tersebut melawan. Salah satunya Kerajaan Pontus.


Berpusat di Sinope, dekat Laut Hitam, Pontus adalah kerajaan hellenistik (bercorak budaya campuran Persia-Yunani) yang berdiri tahun 281 SM. Pontus mencapai puncak keemasaannya pada masa kekuasaan Raja Mithridates VI. Dia mempunyai agenda politik yang anti terhadap segala hal berbau Romawi.


Peperangan pun terjadi. Sejarah mencatat, terjadi tiga kali perang Pontus-Roma: Perang Mithridatic I (88-84 SM), Mithridatic II (83-81 SM), dan Mithridatic III (75-63 SM).


Perang Mithridatic III dipicu oleh kegagalan Mithridates VI menjatuhkan Raja Nicomedes IV dari Bithynia, kerajaan hellenistik di pesisir Laut Hitam yang dikendalikan Roma. Kegagalan ini membuat Roma ikut campur, bahkan berupaya menjatuhkan Mithridates VI sekaligus menjadikan Pontus yang kaya sebagai provinsinya. Lucius Licinius Lucullus, seorang politisi, memimpin pasukan Roma dalam Perang Mithridatic III.


Pada suatu waktu antara tahun 74-70 SM, Lucullus bermaksud melakukan serangan mendadak ke Pontus ketika Mithridates VI sedang pergi dengan pasukannya. Namun dia justru dikejutkan oleh kemunculan pasukan Pontus yang dipimpin Mithridates VI. Kedua pasukan pun bersiap perang di Otroea, dekat Danau Iznik di Turki modern.


“Ketika kedua pasukan sedang bersiap-siap untuk bertempur, tiba-tiba langit terbelah dan di antara kedua pasukan tampaknya telah jatuh sebuah meteor besar yang terbakar, bentuknya menyerupai sebuah tong berwarna perak yang panas,” ujar Plutarch, sejarawan Yunani, seperti dikutip James Ussher dkk. dalam The Annals of the World, Volume 1.


Kedua pasukan terkejut dan memilih lari meninggalkan medan perang. Mereka menafsirkan fenomena alam ini sebagai pertanda buruk dari dewa mereka masing-masing.


“Adalah benar jika orang-orang Roma pada masa itu takut dengan komet, bintang jatuh, dan meteor,” tulis Adrienne Mayor dalam The Poison King: The Life and Legend of Mithradates, Rome’s Deadliest Enemy.


Sejarawan modern kerap melupakan peristiwa itu. Namun Richard Stothers, seorang peneliti NASA yang ahli dalam mengobservasi peristiwa-peristiwa astronomi di masa kuno, memiliki sedikit penjelasan mengenai jenis meteor yang jatuh tersebut.


“Karena ada ribuan saksi yang melihat dari jarak dekat, Stothers meyakini laporan dari Plutarch otentik. Munculnya cahaya yang amat menyilaukan di siang hari itu mengindikasikan besarnya dampak getaran yang dihasilkan meteor ini. Stothers mengestimasi ukuran lingkar objek tersebut lebih dari 4 kaki (121 cm),” tulis Adrienne.


Perang antara Lucullus dan Mithridates VI batal karena peristiwa ini. Dan nasib buruk pun menimpa mereka setelahnya.


Karena dianggap tak kompeten, Lucullus dicopot dari jabatannya sebagai pemimpin pasukan. Dia digantikan Pompey, jenderal Roma yang kemudian menaklukkan Pontus dan mengakhiri Perang Mithridiatic III. Mithridates VI memilih bunuh diri daripada tertangkap pasukan Roma.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page