top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Panglima Besar Pelihara Ular

Panglima Besar Jenderal Soedirman pernah punya hewan peliharaan: ular sanca.

27 Mei 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Panglima Besar Jenderal TNI Soedirman dan Letjen TNI Oerip Soemohardjo, Kepala Staf Oemoem Tentara Keamanan Rakyat. (imgund.com).

Diperbarui: 29 Jul

PADA 1947, Mayor Pranoto Reksosamodra diangkat menjadi komandan Resimen XXI Yogyakarta Divisi IX/Diponegoro yang membawahkan empat batalion. Dari daerah pertahanan Semarang Timur, dia dan pasukannya diperintahkan untuk mempertahankan pantai Laut Jawa. Di antara anak buahnya ternyata ada seorang pawang ular.


Pranoto meminta Kopral Karman itu untuk menunjukkan kebolehannya. Kopral Karman menyanggupinya. Pranoto dan anggotanya menyaksikan pertunjukan Kopral Karman.


Dengan perlengkapan berupa cobek dan bunga telon (mawar, melati, dan kenanga), Kopral Karman membakar menyan seraya merapal mantra. Lama juga menunggu, akhirnya seekor ular sawah sebesar ibu jari kaki orang dewasa, keluar menuju cobek yang berada di tengah. Setelah beberapa saat, ular berwarna keabu-abuan itu kemudian pergi. Pranoto dan anggota pasukan yang awalnya ragu akhirnya mengakui kemampuan Kopral Karman sebagai pawang ular.


"Kopral Karman ternyata orang yang merawat ular sanca milik Bapak Panglima Besar Soedirman," kata Pranoto dalam memoarnya, Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodra dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya.


"Mendiang memang memelihara sepasang ular piton yang setiap hari dilepas demikian saja di halaman dan sesekali mengeliling gedung tempat kediaman Panglima Besar," kata Pranoto.


Keterangan Pranoto itu dilengkapi oleh Letjen TNI (Purn.) Tjokropranolo, mantan pengawal Jenderal Soedirman saat gerilya. Dalam memoarnya, Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman: Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia, Tjokropranolo menyebut Jenderal Soedirman mendapat ular itu dari Haji Iskandar Ulo.


"Haji Ulo dikenal oleh pasukan pengawal Panglima Soedirman, karena beliau pernah memberi beberapa ekor ular besar dan panjang jenis sanca kepada Pak Dirman (panjangnya 4 meter)," kata Tjokropranolo.


"Ular-ular ini," lanjut Tjokropranolo, "sering dilepas di halaman rumah Panglima Besar sehingga semua orang yang akan menghadap Pak Dirman takut."


Menurut Harsono Tjokroaminoto, mantan penasihat politik Jenderal Soedirman, ular itu termasuk jenis yang tidak berbisa karenanya tidak berbahaya. Panjang ular itu kira-kira enam meter dan badannya cukup besar. 


"Bagi para tamu yang mungkin baru pertama kali berkunjung ke kediaman beliau apabila melihat ular ini dengan sendirinya pasti akan terkejut," kata Harsono dalam Menelusuri Jejak Ayahku.


Harsono menyebut kandang ular yang satu tidak diletakkan di bagian belakang, melainkan di halaman depan rumah. Kalau hari sudah malam barulah ular itu dimasukkan ke dalam kandangnya. Dengan sendirinya setiap orang yang lalu pasti akan melihat ular itu di dalam kandang pada malam hari.


"Sering pula saya menyaksikan bagaimana caranya memberi makan ular ini. Biasanya makanannya ayam atau itik. Hal ini sudah dianggap biasa," kata Harsono.


Setelah Jenderal Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk bergerilya, Harsono tidak mengetahui lagi bagaimana nasib ular-ular itu. Tetapi menurut kabar, ular-ular itu dikembalikan ke desa asal di mana Jenderal Soedirman menerimanya sebagai hadiah.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page