- Firliana Purwanti
- 15 Mar 2011
- 5 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
USIANYA 87 tahun. Tapi kesehatannya terbilang masih baik. Dia masih suka minum kopi. Bicaranya masih lancar. Hanya kaki kirinya saja lumpuh. Dia pun hanya bisa berbaring di ranjang, di sebuah kamar berukuran 3 x 4 meter, di rumah anak seorang teman di Jalan Tegalan, Matraman, Kampung Melayu, Jakarta Pusat.
Awal Februari lalu, bersama beberapa teman, saya menjenguknya. Walau sakit, dengan bersemangat dia menjawab tentang gerakan perempuan saat itu. Bahkan dia sempat menantang begini, “Ayo mau tanya apa lagi?”
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










