top of page

Sejarah Indonesia

Perempuan Bali Model Lukisan Rini Karya Sukarno

Perempuan Bali Model Lukisan Rini Karya Sukarno

Model lukisan Rini karya Sukarno masih misterius. Ada sumber yang menyebut ia perempuan Bali.

2 Agustus 2016

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Lukisan Rini karya Sukarno. (arisheruutomo.com).

Diperbarui: 14 Jun

SALAH satu lukisan koleksi Istana yang dipamerkan dalam pameran “17/71: Goresan Juang Kemerdekaan” di Galeri Nasional Jakarta, selama Agustus 2016, adalah karya Sukarno. Lukisan itu berjudul Rini.


Dalam katalog pameran disebutkan bagaimana lukisan ini lahir. Ketika beristirahat ke Bali, Sukarno mengajak Dullah, pelukis istana. Sepeti biasa Dullah mencoba membuat lukisan. Baru membuat garis-garis (sketch), Dullah kembali ke Jakarta. Pada November masuk Desember 1958 Sukarno kembali lagi ke Bali untuk beristirahat. Dullah tidak ikut. Selama sepuluh hari di Bali, Sukarno menyelesaikan sketch Dullah. Tentu saja Sukarno membuat banyak perubahan dan tambahan dari sketch semula.


Menurut kurator pameran Mikke Susanto, model lukisan Rini misterius. Namun ada yang mengatakan perempuan itu kemungkinan besar adalah figur Sarinah, pengasuh Sukarno.


Entah kenapa lukisan itu berjudul Rini. Soimun Hp dalam Istana Bogor: Istana Kepresidenan di Bogor, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, menyebut lukisan yang sama dengan judul Sarinah. “Sarinah merupakan ciri wanita Indonesia menurut Bung Karno,” tulis Soimun.


Soimun juga punya versi berbeda tentang proses kreatif lukisan itu.


“Konon ceritanya lukisan ini mempunyai arti tersendiri karena saat itu Bung Karno sedang berada di salah sebuah pantai di Bali, ketika seorang wanita lewat dibonceng sepeda oleh tunangannya. Entah mengapa, Bung Karno merasa tertarik untuk menjadikan wanita itu sebagai model lukisannya. Kedua orang berboncengan tersebut diminta berhenti, dan gadis itu diminta menggantikan kebayanya dengan kebaya yang lebih bagus yang dipinjamkan oleh Bung Karno pada saat itu juga, entah dari mana. Rambut wanita tadi dirapikan, dan Bung Karno mulai melukis.”


Soimun melanjutkan, “Setelah selesai melukis Bung Karno bertanya apa yang diinginkan gadis itu sebagai imbalan. Wanita Bali yang remaja ini hanya meminta kemeja dan bahan celana untuk pacarnya. Ini diluluskan oleh Bung Karno disertai dengan sedikit uang.”*


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page