top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Satu Episode Pertempuran Laut

Pertempuran laut pertama usai proklamasi. Satu-satunya pertempuran laut yang dimenangi angkatan perang Indonesia.

22 Mei 2014

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Monumen pertempuran laut pertama yang dilakoni angkatan perang Indonesia di pantai Cekik, Jembrana, Bali Barat. Foto: Wenri Wanhar.

Pada 2 Maret 1946, pasukan Gadjah Merah Belanda dari Brigade X dan XI mendarat di Pantai Sanur. Tidak kurang dari 150 truk dan jip dengan peralatan militer yang lengkap dan modern bergerak menuju dan menduduki Denpasar. Dari Denpasar mereka menyebar ke seluruh Bali.

Tujuh dari delapan raja Bali yang tadinya menyokong Republik berpaling. Untuk merebut kembali wilayah itu, pihak Republik mengirim sepasukan anak muda dari Jawa: Pasukan M, dipimpin Kapten Markadi.


Anggota pasukan itu umumnya para pelajar dari Malang. Sebagian lagi anak-anak Bali. Umur mereka rata-rata belasan tahun. Markadi, sang komandan, berusia 19 tahun. Dia kelahiran 9 April 1927. Sebelum menyeberang ke Bali, Pasukan M mendapat kursus kilat dari TRI Laut.


Malam hari, 4 April 1946, sekira 130 anggota Pasukan M melaut dengan 16 perahu dari Pelabuhan Boom, Banyuwangi, Jawa Timur. Empat perahu Madura, sisanya jukung. Satu perahu Madura bisa mengangkut 20 orang, sedangkan jukung maksimal lima orang.


Pada saat bersamaan, sekian kilometer dari Pelabuhan Boom, perahu-perahu pasukan I Gusti Ngurah Rai juga bergerak dari Pelabuhan Muncar, Banyuwangi. Tujuan mereka sama: merebut Bali. Dua pasukan itu memang sudah berkoordinasi. Pasukan Ngurah Rai mendarat dengan baik di Pulau Dewata.


Dua kapal Madura dan sejumlah jukung Pasukan M mendarat mulus di pantai Pebuahan, antara Candikesuma dan Cupel –kini bagian wilayah Jembrana, Bali Barat. Sementara dua perahu Madura lainnya, termasuk yang ditumpangi Kapten Markadi, masih terkatung-katung di tengah laut karena angin tiba-tiba mati.


“Di balik kabut pagi, dari arah Cupel, tiba-tiba muncul kapal yang cukup besar. Ternyata, dua Landing Craft Mechanized (LCM) milik Belanda yang sedang patroli,” tulis I Nyoman Nirba, dalam Melacak Kisah Perjuangan. Nyoman Nirba ada di perahu Kapten Markadi. Dia saksi mata.


Menurut Nirba, LCM dan perahu mereka nyaris menempel. Saking dekatnya, mereka saling mendengar percakapan. Waktu itulah seorang Belanda berteriak, “God, ze hebben spuiten! (mereka punya bedil!).” Seketika, Kapten Markadi yang mengerti bahasa Belanda memberi perintah, “tembak!”


Belanda menyerang Pasukan M dengan mitraliur berat jenis browning kaliber 12,7 mm. Namun, karena terlalu dekat dan posisi LCM lebih tinggi dari perahu Madura, tembakan Belanda hanya mengenai tiang layar. Kapten Markadi lalu memerintahkan Pasukan M serempak melempar granat ke LCM Belanda.


“Pertempuran hebat terjadi. Berkat ketangkasan anak buah perahu-perahu layar Indonesia, mereka berhasil mematahkan perlawanan Belanda,” tulis Antara, 17 April 1946. “Dari pihak Belanda, tewas juru mudi, penembak mitraliur, dan kapten kapalnya. Setelah itu kapal Belanda tersebut melarikan diri. Dari pihak Indonesia, satu orang luka, satu orang hilang.”

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Banjir Besar di Jakarta

Banjir Besar di Jakarta

Banjir besar yang melanda Jakarta merendam kawasan Monas. Rencana Presiden Soeharto dan Ibu Tien meninjau diorama Supersemar di museum Monas terpaksa dibatalkan.
Kisah Prajurit Doyan Kawin

Kisah Prajurit Doyan Kawin

Poligami dipraktikkan oknum tentara sejak dulu. Ada yang dapat hukuman karenanya.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Johan Kepler Panggabean merupakan pengusaha nasional sekaligus sahabat Presiden Sukarno. Perusahaannya agen tunggal mobil VW dari Jerman berakhir menyusul pergantian kekuasaan.
Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Pada 1945, Bote yang mulai dipanggil dengan Wolter pergi ke Makassar melanjutkan pendidikannya. Di sana ia ustru ditugasi menyerbu gedung-gedung yang diduduki Belanda dan menangkapi para perwira Belanda.
Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia” diluncurkan dalam rangka 80 tahun HUT RI sekaligus menetapkan Hari Sejarah.
bottom of page