top of page

Sejarah Indonesia

Simbol Antikolonialisme Rakyat

Simbol Antikolonialisme Rakyat Suriname

Orang Jawa di Suriname percaya Anton de Kom dikirim Tuhan dari Jawa untuk membebaskan mereka dari penindasan. Dia terinspirasi gerakan kemerdekaan Indonesia.

28 Maret 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Anton de Kom bersama istri, Petronella Borsboom, dan anak-anaknya. (suriname.nu).

KALENDER menunjukkan tanggal 13 Juli 1929. Beberapa pemuda Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia terlihat berdiskusi serius di kafe Hollandaise, Den Haag. Mereka mencari solusi bagaimana kolonialisme Belanda atas Indonesia dapat diakhiri. Berdasarkan laporan dinas intelijen Belanda, sekitar 50 orang hadir dalam pertemuan tersebut. Tiga di antaranya orang Eropa. Tampak juga seorang Suriname mengikuti jalannya diskusi.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page