top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Tiga Pemuda Menyusup ke Rombongan Sukarno

Mengaku sebagai wartawan, tiga pemuda menyusup ke dalam rombongan Presiden Sukarno. Baru sadar ada yang tidak beres setelah ajudan presiden tidak kebagian kursi di pesawat.

21 Agu 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Sukarno melakukan kunjungan ke Palembang pada 3-4 November 1960. (ANRI).

PRESIDEN Sukarno mengadakan kunjungan ke Sumatra Selatan padaApril 1956. Ia menyapa rakyat di Palembang, Lahat, Tebing Tinggi, dan Talang Betutu. Nahas, dalam kunjungan initerjadi kecelakaan perahu di sungai Musi yang ditumpangi para penyambut rombongan Sukarno.


Selain itu,ada kejadian penyusupan oleh tiga orang pemuda: dua orang guru sekolah rakyat dan seorang anggota kepanduan di Lahat. Mereka menyusup ke dalam rombongan Sukarno ketika kereta api istimewa berhenti di Lahat dalam perjalanan menuju Tebing Tinggi.


Dalam perjalanan mereka mengaku wartawan yang turut dalam rombongan Sukarno.Sehingga mereka mendapat pelayanan seperti anggota rombongan lainnya dalam penginapan dan makanan. Begitu pula pelayanan dalam perjalanan kembali ke Palembang.


Kecurigaan pada mereka muncul di atas kapal dalam perjalanan antara Kertapati dengan Palembang. Meskipun begitu anggota keamanan presiden masih belum mengambil tindakan, mereka hanya mengawasi.



Begitu sampai ke Talang Betutu, ketiga orang itu masih menjalankan perannya sebagai wartawan dan mendapat kendaraan mobil. Ketika anggota rombongan naik ke pesawat terbang yang sudah disediakan, mereka pun tanpa ragu-ragu membawa kopernya masing-masing naik ke pesawat dan mengambil tempat duduk.


“Tatkalah semua anggota rombongan dan Presiden Sukarno telah naik ke kapal udara ternyata ada anggota rombongan tidak mendapat tempat antara lain ajudan presiden sendiri, Letnan Kolonel Sugandi,” tulis Kedaulatan Rakjat, 16 April 1956. “Dengan kenyataan ini, maka dianggap ada sesuatu yang tidak beres, sehingga dilakukan pemeriksaan. Ternyata ada tiga orang penumpang liar yang menyelundup.”


Aparat keamanan setempat segera mengambil tindakan. Ketiga orang itu digiring ke Palembang untuk diperiksa dalam tahanan CPM (Corps Polisi Militer). “Dari pemeriksaan pertama, ternyata belum dapat diambil kesimpulan bulat tentang niat mereka menyelundup sebagai penumpang gelap dalam rombongan presiden itu,” tulis Kedaulatan Rakjat.



Kejadian penyusupan kembali terjadi tujuh tahun kemudian. Ketika itu Presiden Sukarno berkunjung ke Filipina untuk menghadiri Konferensi Maphilindo (Malaysia, Philipina, Indonesia) pada 30 Juli–5 Agustus 1963. Konferensi tersebut membahas penyelesaian pembentukan Federasi Malaysia yang bakal membuat Filipina kehilangan sebagian wilayahnya di Sabah.


Setelah selesai menghadiri konferensi, Presiden Sukarno kembali ke Jakarta. Namun, pihak bandara Manila mengabarkan kepada pengawal presiden, Resimen Tjakrabirawa, bahwa ada seorang lelaki tak dikenal memasuki pesawat kepresidenan.


Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa, segera memeriksa pesawat, namun lelaki itu telah pergi. Petugas bandara Manila kemudian berhasil menangkapnya. Ternyata lelaki penyusup itu menderita gangguan jiwa.*


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page