Hasil pencarian
9587 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Trio Masyumi dalam PRRI
DI rumahnya di dekat kota kecil Padang Panjang, Sjafruddin Prawiranegara tengah duduk di ruang tamunya yang berdebu. Dia belum bercukur. Mantel biru lusuh di atas piyama kusut membalut tubuhnya. “Dia tidak tampak sebagaimana layaknya seorang perdana menteri,” tulis James Mossman, wartawan Inggris untuk Daily Mail dan Sidney Moring Herald .
- Terhibur Ibu Kasur
KITA tentu mengenal betul lagu ini. Bahkan hafal di luar kepala. Lagu ini juga masih terdengar di rumah-rumah, sekolah, hingga lingkungan sekitar. Selain liriknya yang pendek dan sederhana, lagu ini mengandung pesan moral untuk saling menyanyangi.
- Pesawat PSSI Hampir Jatuh ke Laut
ROMBONGAN tim sepak bola sering melakukan perjalanan menggunakan pesawat dari satu tempat ke tempat lain untuk bertanding. Akan tetapi, perjalanan itu tidak melulu mulus. Ada kalanya takdir pahit terjadi di tengah penerbangan yang berakhir kedukaan bagi banyak orang.
- Penggerak Orang Mudik
BARU-baru ini, Kementerian Perhubungan menyebut Hari Raya Idulfitri tahun 2024 diperkirakan sekitar 193,6 juta orang Indonesia (setara dengan 71,7% penduduk Indonesia) akan mudik ( antaranews.com ). Ini angka yang sangat besar, dan, bila terwujud, akan menjadi Lebaran dengan pemudik terbanyak dalam sejarah Indonesia.
- Menyeru Dakwah, Menebar Jihad
MUKTAMAR di Malang, 7 November 1968, sudah akan berakhir ketika panitia menerima telegram dari Istana Negara. Sekretaris Negara Alamsjah Ratu Perwiranegara, pengirim telegram, memaklumatkan pesan pemerintah: menolak pemilihan Mohamad Roem sebagai ketua Partai Muslimin Indonesia (Parmusi). Tak pelak seluruh peserta muktamar kecewa.
- Melawan Lekra, Menghalalkan Seni
TATKALA mengikuti Konferensi Asia-Afrika di Bandung, H. Abdullah Aidid, kepala Jawatan Penerangan Agama dari Kementerian Agama, mendengarkan siaran musik tradisional RRI Jakarta. Terbersitlah ide menggunakan seni dan budaya sebagai saluran dakwah. Dia memerintahkan M. Nur Alian, kepala Seksi Kebudayaan pada Jawatan Penerangan Agama, memikirkan kelembagaannya.
- Masyumi Bukan Partai Terlarang
SEJAK bergabung dengan PRRI, Mohammad Natsir, ketua umum Masyumi, mengirim pesan agar namanya tak dikaitkan lagi dengan Masyumi supaya partai tak dianggap terlibat pemberontakan. Namun, pesan ini tak bisa menghalangi perselisihan di tubuh Masyumi.
- Lagu Sepeda dan Pak Kasur
TREN bersepeda di Jakarta tumbuh pesat sepanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar Transisi, Juni 2020. Institute for Transportation and Development Policy melaporkan peningkatan jumlah pesepeda di jalan utama Jakarta. Di luar jalan utama, pesepeda juga terlihat lebih banyak daripada masa sebelumnya. Jakarta serasa menjadi kota pesepeda.
- Kampiun Persatuan Pemuda Islam
ATAS dorongan sesepuh Masyumi, mahasiswa Sekolah Tinggi Islam yang didirikan Masyumi, mengonsep pembentukan organisasi pemuda Islam. Setelah matang, pada 2 Oktober 1945, mereka menghelat pertemuan di Balai Muslimin di Kramat Raya 19 Jakarta. Hadir tokoh-tokoh Islam seperti Wahid Hasyim (NU), Anwar Tjokroaminoto (PSII), dan Mohammad Natsir.
- “Kalau Soal Kemanusiaan Bung Karno Lebih Hebat”
RUMAH bercat putih di bilangan Tulodong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu tak mudah ditemukan. Tak ada nomor rumah di pintu pagarnya. Ia terapit dua rumah tetangganya yang lebih terlihat dominan. Setelah beberapa kali menekan tombol bel yang terselip di sisi kiri dalam tembok pagar, sang tuan rumah keluar membuka pintu. Dia sendiri. “Ibu sedang keluar, dia baru pulang dari Melbourne”.
- Jazz Menjembatani Jepang dan Amerika
KETIKA diperkenalkan di Jepang awal abad ke-20, jazz identik dengan kafe dan ruang dansa serta busana layaknya flappers dan dandies yang glamor. Para musisi Amerika dan Filipina kerap tampil di kawasan hiburan yang makmur di Osaka dan Kobe. Kaum muda perkotaan di Jepang pun kepincut. Jazz dianggap sebagai simbol modernisme, di tengah kondisi Jepang yang ultranasionalistik pasca kebijakan sakoku (isolasi).
- Ikhtiar Terhenti di Konstituante
MASYUMI menggantungkan harapan tinggi untuk bisa menjadikan syariat Islam rujukan hukum tertinggi di Indonesia. Perjuangannya sudah dimulai sejak sidang-sidang awal Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945.





















