top of page

Hasil pencarian

9602 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

    HALAMAN luas mengelilingi bangunan dengan sirap atap itu di sisi timur, selatan, dan baratnya. Keasrian halamannya menjadi oase tersendiri di tengah sibuknya jalan protokol di depannya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

  • Unilever Berkelit dari Situasi Sulit

    KANTOR pusat Unilever di London Inggris telah mempelajari berita rencana nasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia pada November 1957. Unilever Indonesia, yang berdiri pada 5 Desember 1933, juga rentan dinasionalisasi karena perusahaan patungan Belanda-Inggris ini sebagian besar sahamnya dimiliki Belanda dengan kantor pusat di Rotterdam.

  • Tionghoa Nasionalis di Gelanggang Bulutangkis

    NYARIS putus sekolah, karena keluarganya miskin, Ivana Lie terbantu karena prestasinya di bidang bukutangkis. “Dari situ akhirnya muncul motivasi. Kalau saya jadi juara, saya bisa membantu orangtua saya,” ujarnya. Sedari kecil dia kerap memenangi kejuaraan. Hingga suatu waktu, dia terpilih mewakili Indonesia dalam sebuah kejuaraan bulutangkis yunior di India. Namun, dia gagal berangkat lantaran tak punya paspor.

  • Subak, Warisan Tradisi Austronesia

    CUACA mendung. Langit mulai kelabu. Hawa di Jatiluwih, Tabanan, semakin dingin. Namun, turis-turis tak peduli, justru asyik berfoto. Mau bagaimana lagi, tempat ini terkenal. Sawahnya yang bertingkat-tingkat begitu menarik perhatian. Kalau bukan karena itu, ada subak, sebuah sistem irigasi kuno yang masih langgeng digunakan dan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

  • Si Pelukis Dinding Gua

    DI balik keindahan dan keanekaragaman hayatinya, Maros dan Pangkep, dua kabupaten di Sulawesi Selatan, menyimpan jejak peradaban manusia. Di Maros dan Pangkep, terbentang perbukitan karst sepanjang 75 km. Di dalamnya tersimpan bukti keberadaan manusia prasejarah. Setidaknya ada 134 gua yang pernah dihuni. Penelitian terbaru yang dilakukan peneliti Australia dan Indonesia memperkirakan gua di situs itu telah digambari sejak 40.000 tahun lalu. Para peneliti pun ramai berdiskusi: siapa “seniman” awal yang memperkenalkan budaya gambar cadas di kawasan itu dan Nusantara pada umumnya?

  • Seteru dari Gunungkidul

    SUATU pagi yang cerah, sekira paruh pertama abad ke-16. Seorang penyadap nira tengah memasang bumbung  (bambu penyimpanan air) pada tangkai bunga jantan di pucuk pohon aren. Tiba-tiba, tak jauh darinya, terdengar suara dari arah pohon kelapa yang hanya berbuah sebiji: “Barang siapa minum air kelapa muda itu dalam sekali tenggak, kelak ia dan keturunannya akan berkuasa di tanah Jawa.”

  • Para Leluhur Kita

    SEKIRA 7.000-6.000 tahun lalu, sekelompok kecil manusia bergerak dari Cina Selatan menuju Taiwan. Kebutuhan akan lahan membuat mereka bermigrasi. Di Taiwan, mereka tumbuh menjadi populasi yang besar. Di tempat itulah mereka mengembangkan bahasa yang dikenal dengan Austronesia. Mereka pun kemudian disebut sebagai penutur Austronesia.

  • Nasionalisasi dan Konfrontasi

    RIBUAN demonstran menyerang kantor Kedutaan Malaya (kini, Malaysia) di Jakarta. Lemparan batu menghancurkan jendelaj-endelanya. Dari sana, mereka bergerak menuju kantor Kedutaan Inggris. Mereka menurunkan bendera Inggris, membakar mobil duta besar, dan menghancurkan setiap jendela di gedung itu sebelum dibubarkan polisi dengan gas air mata.

  • Meringkus Bandit-bandit Ibukota

    DOR! Usman rebah. Peluru timah putih menembus mata kakinya. Petualangan perampok asal Surabaya itu berakhir di jeruji besi setelah Team Khusus Anti Banditisme (Tekab) menyergapnya di bilangan Senen, Jakarta Pusat, 22 Februari 1971.

  • Memotong Khitan Perempuan

    YAYASAN Assalaam Bandung, yang bergerak di bidang agama, sosial, dan pendidikan, punya tradisi melaksanakan khitan massal. Pesertanya bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan.

  • Ketika Kelas Menengah Indonesia Mengingat Kolonialisme

    PADA 11 Juli 2023 lalu, baru saja pemerintah Belanda mengembalikan 472 koleksi benda bersejarah yang selama ini tersimpan di sejumlah museum Belanda ke tanah air. Proses panjang selama dua tahun ini merupakan buah kerja sama antara kedua negara dalam menghadapi masa lalu yang sulit. Seluruh benda yang dikembalikan adalah hasil pindah tangan paksa, atau dalam istilah ekstrimnya: dirampok dan dijarah dari berbagai pelosok nusantara. Peristiwa ini memperlihatkan bagaimana dua negara secara konkrit menginterpretasikan upaya dekolonisasi—sebuah pendekatan yang mendekonstruksi relasi-relasi kuasa akibat kolonialisme. Kedua negara bekerjasama dalam posisi setara untuk terus mempreservasi bagian dari masa lalu Indonesia, sebab selain pengembalian barang-barang tersebut, kerjasama Indonesia dan Belanda juga melibatkan sejumlah penelitian dan upaya-upaya mendalam untuk memahami sejarah objek-objek tersebut.

  • Kenapa Gagal Mengakhiri Pidana Mati?

    AKHIR Juli 2016, pemerintah kembai melakukan eksekusi mati terpidana narkotika. Pro dan kontra pun kembali bergema mengenai masih pantaskah hukuman mati diterapkan di Indonesia.

bottom of page