top of page

Sejarah Indonesia

Bekas Knil Di Jawa Timur Dikirim Perang

Bekas KNIL di Jawa Timur Dikirim Perang

Banyak KNIL yang bergabung dengan APRIS di Jawa Timur. Mereka dikerahkan dalam operasi sulit dan banyak yang tidak pulang.

Oleh :
1 Desember 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kapten Edwin Ari Willem Claproth (tengah memakai topi tentara) ketika dilantik menjadi komandan Batalyon Tjakra Madura.

Mau tak mau anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus menerima kenyataan masuknya bekas tentara Koninklijk Nederlandsche Indische Leger (KNIL) ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Ini konsekuensi dari kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Padahal, KNIL adalah lawan TNI pada masa revolusi kemerdekaan 1945–1949.


Divisi I APRIS di Jawa Timur, sebelum bernama Brawijaya, juga menampung bekas KNIL. Buku Sam Karya Bhirawa Anoraga menyebut serah terima pasukan dari KNIL ke APRIS terjadi dari Maret hingga Juni 1950.


Ketika masuk APRIS, bekas KNIL mendapat kenaikan pangkat setidaknya dua tingkat. Prajurit jadi Sersan, Kopral jadi Pembantu Letnan (Ajudan), dan Sersan jadi Letnan atau Kapten. Sementara anggota APRIS dari TNI malah mengalami penurunan pangkat. Bahkan, tidak sedikit anggota TNI yang tidak diterima di APRS.


Divisi I APRIS Jawa Timur yang dipimpin Kolonel Soengkono menerima tiga batalyon dan empat kompi bekas KNIL. Masing-masing komandannya adalah mantan anggota KNIL.



Batalyon ke-50 dibawah pimpinan Mayor Ismail Joedodiwirjo.Mayor ini, menurut Benjamin Bouman dalam Van Driekleur tot Rood-Wit: De Indonesische officieren uit het KNIL 1900–1950, bekas perwira Batalyon Tjakra Madura, sebuah hulptroepen (pasukan bantuan) dari KNIL di Madura. Pasukan ini penerus dari Korps Barisan Madura era kolonial.


Batalyon ke-51 dibawah pimpinan Kapten Edwin Ari Willem Claproth. Keturunan Yahudi Makassar ini keluarga besarnya ada yang pernah menjadi Menteri Kehakiman Negara Indonesia Timur (NIT) yang beribukota di Makassar. Kapten Claproth, disebut De Vrije Pers, 1 Desember 1950, juga mantan perwira di Batalyon Tjakra.


Batalyon ke-52 dibawah pimpinan Kapten P.A. Kaihatoe. Dari namanya, ia adalah orang Ambon. Belakangan Kaihatoe pernah menjadi Komandan Batalyon 528dalam Resimen ke-18 yang dipimpin Letnan Kolonel Abimanjoe.



Selain ketiga batalyon itu, terdapat empat kompi mantan KNIL:Kompi 53 dipimpin Letnan Satu Asinga, Kompi 54 dipimpin Letnan Satu Toenis, Kompi 55 dipimpin Letnan Satu Muller, dan Kompi 56 dipimpin Letnan Satu Obelafoe.


Para Letnan Satu APRIS asal KNIL biasanya terakhir di KNIL berpangkat Sersan Mayor dan berumur diatas 35 tahun. Karier mereka tidak akan panjang hingga melebihi pangkat Kapten ketika pensiun dari TNI.


Selain batalyon dan kompi-kompi utuh tadi, APRIS juga menerima bekas KNIL secara perorangan. Mereka disusun dalam sebuah kompi khusus yang dipimpin Sersan Mayor Spreeuwenberg. Kompi ini berkedudukan di daerah Krampon, Sampang, Madura.



Ketiga batalyon itu disebar ke beberapa Brigade di Divisi Jawa Timur. Nama batalyon dan nama kompi di zaman itu berdasarkan nama komandannya. Dalam organisasi Divisi I, menurut buku Sam Karya Bhirawa Anoraga, ketika Divisi itu disebut Brawidjaja, Batalyon Claproth dimasukan dalam Brigade I. Batalyon Ismail dalam Brigade II dan Batalyon Kaihatoe dalam Brigade IV. Dalam Brigade III terdapat batalyon berisi eks KNIL yang terdiri dari Kompi Asinga, Kompi Toenis, Kompi Muller, dan Kompi Obelafoe.


Setelah RIS bubar, APRIS berganti nama menjadi TNI. KNIL sendiri dinyatakan bubar pada 26 Juli 1950. Banyak bekas KNIL di Jawa Timur yang dikirim ke Indonesia Timur. Buku Republik Indonesia Propinsi Jawa Timur menyebut Batalyon Claproth, Batalyon Ismail, Kompi Asinga, Kompi Toenis, Kompi Muller dan Kompi Obelafoe dikirim memperkuat Komando Tentara di Indonesia Timur. Mereka dimasukan dalam Brigade ke-18.


Mereka mendapat lawan yang sulit begitu keluar dari Jawa Timur. Bekas KNIL itu nasibnya sama dengan satuan TNI yang dianggap kiri di Jawa pada era revolusi, macam Batalyon Abdullah. Mereka dikirim ke luar Jawa agar tidak menjadi masalah di Jawa. Diantara mereka tentu ada yang terbunuh seperti Mayor Abdullah.



Ketika berada di Maluku melawan angkatan perang Republik Maluku Selatan (RMS), Batalyon Claproth berada dalam brigade tempur yang dipimpin Letnan Kolonel Slamet Rijadi. Bersama batalyon yang dipimpin Mayor Hein Victor Worang, Batalyon Claproth terlibat pertempuran di Waitatiri.


RMS adalah lawan yang sulit meski jumlahnya tidak banyak, mereka jago tempur. Komandan pasukan RMS bekas Baret Hijau KNIL di masa revolusi. Sebagai bekas KNIL, perwira bekas KNIL macam Claproth paham akan lawannya.


“Mereka bekas KNIL, tetapi kamipun bekas KNIL. Jadi kita tahu sama tahu,” kata Claproth yang berkarier di TNI hingga pangkat Letnan Kolonel. Claproth termasuk yang selamat dalam operasi militer yang sulit itu. Kebanyakan anggota Divisi Jawa Timur kemudian pulang. Namun, Kompi Asinga, Kompi Toenis, Kompi Muller, dan Kompi Obelafoetidak kembali ke Jawa Timur dan tetap di daerah Indonesia Timur.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page