top of page

Sejarah Indonesia

Blok M Mal Dulu Hiruk Pikuk Kini Mati Suri

Blok M Mal Dulu Hiruk Pikuk Kini Mati Suri

Pernah menjadi tempat nongkrong paling populer di Jakarta, kini Blok M Mal sepi pengunjung.

21 Oktober 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Suasana sepi didalam terowongan Blok M Mal Jakarta Selatan. (Historia/Fernando Randy).

Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, identik dengan keramaian anak muda perkotaan. Hal ini tidak lepas dari perencanaan tata kota pada 1950an, yang menjadikan Kebayoran Baru, termasuk Blok M, sebagai pusat kegiatan ekonomi dengan berbagai infrastruktur pendukung. Blok M pada 1980-2000an adalah tempat yang ramai oleh banyak orang dengan berbagai aktivitas, mulai dari berwisata kuliner, berbelanja, atau hanya sekadar berkumpul bersama teman.

Seorang warga saat ingin memasuki gerbang menuju ke Blok M Mal dari arah terminal. (Historia/Fernando Randy)
Seorang warga saat ingin memasuki gerbang menuju ke Blok M Mal dari arah terminal. (Historia/Fernando Randy)

Karena dianggap sebagai daerah yang potensial dari aspek ekonomi, pemerintah melakukan pengembangan kawasan Blok M, antara lain dengan membangun Mal Blok M dan Terminal Blok M pada 1992 yang terintegrasi. Bagian mal berada di bawah terminal dan dilengkapi akses bagi masyarakat untuk masuk dan keluar terminal. Jadilah Mal Blok M tempat yang selalu ramai oleh banyak orang, oleh pedagang, pembeli, maupun orang yang sekadar lewat. Namun, layaknya roda kehidupan, keriuhan terminal maupun aktivitas jual-beli orang terus menurun seiring perubahan zaman. Kini, tak terdengar lagi suara lantang para pedagang menawarkan dagangannya atau suara pembeli menawar harga. Bahkan keramaian orang yang melintas keluar-masuk kawasan mal dan terminal juga sudah menghilang.


Suasana saat ini di depan pintu masuk utama Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Suasana saat ini di depan pintu masuk utama Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Tampak deretan toko yang tutup saat ini di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Tampak deretan toko yang tutup saat ini di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Tampak barang didalam toko yang dibiarkan begitu saja di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Tampak barang didalam toko yang dibiarkan begitu saja di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Suasana sepi dan sunyi di dalam Blok M Mal saat ini. (Historia/Fernando Randy)
Suasana sepi dan sunyi di dalam Blok M Mal saat ini. (Historia/Fernando Randy)

Kini, suasana mal Blok M sunyi dan temaram. Para pedangang yang masih bertahan bisa dihitung dengan jari. Jumlah mereka tampak sangat sedikit dibanding deretan toko yang sudah tutup. Bahkan ketika hujan mall yang diresmikan oleh Wiyogo Atmodarminto itu bocor hingga menyebabkan lantai menjadi basah dan licin. “Sebenarnya jauh sebelum pandemi COVID-19, di sini sudah sepi. Ya faktornya utama mungkin sudah kalah sama yang belanja online ya. Dan kemudian diperparah dengan pandemi ini,” ujar Aji (29), seorang pedangan aksesoris.


Tania salah satu toko yang masih bertahan di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Tania salah satu toko yang masih bertahan di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Aji salah satu penjual yang masih bertahan ditengah sunyinya Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Aji salah satu penjual yang masih bertahan ditengah sunyinya Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Bekas toko handphone yang sudah ditinggalkan oleh penjualnya. (Historia/Fernando Randy)
Bekas toko handphone yang sudah ditinggalkan oleh penjualnya. (Historia/Fernando Randy)
Toko baju Tania yang masih bertahan walau semua toko disampingnya sudah tutup. (Historia/Fernando Randy)
Toko baju Tania yang masih bertahan walau semua toko disampingnya sudah tutup. (Historia/Fernando Randy)

Kesunyian juga tampak di kawasan terminal. Jumlah bus sudah tak sebanyak dulu. “Wah waktu 1980 hingga 1990an itu di sini ramai sekali apalagi saat pagi atau sore. Orang pulang kerja transitnya di sini. Dulu saya jualan apa saja laku mulai dari permen, koran, hingga tisu. Kalo sekarang, lihat sendiri dagangan saya masih utuh. Lebih enak zaman dulu,” kata Sidun (61) pedagang yang sudah dari tahun 1976 berada di kawasan Blok M. Meski kawasan Blok M berubah menjadi sepi, masih ada orang-orang yang mencoba bertahan sambil berharap keadaan membaik karena perubahan zaman tidak selalu berarti meninggalkan yang lama, tetapi juga bisa berarti membangkitkan yang nyaris padam.


Salah seorang pekerja saat melintas ditengah deretan toko yang tutup di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Salah seorang pekerja saat melintas ditengah deretan toko yang tutup di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
(Kiri) Toko handphone yang sepi pengunjung. (Kanan) Sidun pedagang yang sudah puluhan tahun di Blok M. (Historia/Fernando Randy)
(Kiri) Toko handphone yang sepi pengunjung. (Kanan) Sidun pedagang yang sudah puluhan tahun di Blok M. (Historia/Fernando Randy)
Seorang warga saat menunggu bis di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Seorang warga saat menunggu bis di Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Suasana saat ini didalam terowongan Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Suasana saat ini didalam terowongan Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Seorang pengunjung saat tertidur ditangga menuju Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)
Seorang pengunjung saat tertidur ditangga menuju Blok M Mal. (Historia/Fernando Randy)

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page