top of page

Sejarah Indonesia

Di Pusaran Angin Musim

Di Pusaran Angin Musim Barat

Angin kencang di lautan berarti peringatan dini bagi nelayan.

Oleh :
5 Desember 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

  • Aryono
  • 6 Des 2017
  • 2 menit membaca

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika khususnya bidang Meteorologi Maritim, memberikan analisis prediksi sebaran hujan. Potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di Laut Andaman, Perairan Barat Aceh, Samudra Hindia Barat Bengkulu, Perairan Kepulauan Lingga, Perairan Utara Bangka, Selat Karimata, Laut Jawa bagian Barat, Perairan pulau Buton, Laut Banda, Laut Maluku, Perairan Kepulauan Raja Ampat, Perairan Biak, Teluk Cendrawasih, Laut Aru, Perairan Jayapura.


Adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut, seperti dikutip dari laman maritim.bmkg.go.id (06/12), dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.


“Kalau dunia nelayan, Desember hingga Januari disebut musim baratan, gelombang tinggi,” ujar Sutejo Kuwat Widodo, penulis buku Ikan Layang Terbang Menjulang: Perkembangan Pelabuhan Pekalongan Menjadi Pelabuhan Perikanan 1900-1990, kepada Historia.


Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa adalah tempat angin pasat –angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropis menuju ke daerah ekuator– berhimpun. Dari sisi selatan berhembus angin pasat tenggara, sementara di utara ekuator adalah angin pasat timur laut. Pun demikian, sistem angin di Indonesia memiliki karakteristik, yaitu adanya angin musim yang berubah arah tujuan setiap setengah tahun. Pelayaran yang akan melewati perairan Nusantara pada masa lalu, akan mempertimbangkan musim dan arah angin.


Mei hingga Oktober berhembus angin musim Timur yang bertiup dari arah tenggara, atau daratan Australia. Hembusan angin Timur ini digunakan oleh kapal-kapal dari timur masuk ke Nusantara.


“Pada bulan Oktober, kapal-kapal sudah berangkat dari Maluku menuju pusat-pusat perdagangan di Makassar, Gresik, Demak, Banten, sampai kota-kota lain di sebelah barat,” tulis Adrian B. Lapian dalam Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke 16 dan 17.


Sementara pada November hingga April, tulis Djoko Pramono dalam Budaya Bahari, bertiup angin musim Barat dari arah Barat Laut, dari daratan Asia. Angin ini digunakan oleh kapal-kapal yang sudah berlabuh di selat Malaka untuk melanjutkan pelayarannya ke perairan laut Jawa. Puncak keramaian pelayaran di laut Jawa terjadi di bulan Juni-Juli, di mana pelabuhan Batavia penuh sesak oleh pedagang.


Di dalam kedua angin musim itu, April-Mei dan Oktober-November, terjadi perubahan angin atau yang dikenal musim pancaroba. Ciri-cirinya adalah adanya badai di lautan dan gelombang tinggi sehingga membahayakan pelayaran.


“Sekarang pancaroba menuju angin Barat yang disertai hujan lebat dan ombak besar. Perahu harus berlindung dulu di pelabuhan jika kondisi tidak baik,” ujar Singgih Tri Sulistyono, sejarawan Universitas Diponegoro yang mengkhususkan diri di bidang sejarah maritim, kepada Historia.


Pada situasi yang gawat itu, kapal-kapal dari daratan India dan Tiongkok harus menunda pelayaran dengan berlabuh beberapa waktu di pelabuhan sembari menunggu musim pancaroba lewat.


Namun dalam pelayaran lokal, menurut Djoko Pramono, di perairan Jawa, tidak begitu terganggu dengan musim pancaroba, sebab dampak yang ditimbulkan tidak sehebat seperti yang terjadi di Samudra Hindia.


“Prinsipnya hampir semua pelabuhan kuno di pantai utara Jawa aman karena terlindung dengan pulau-pulau kecil atau pun karang dan juga ada yang berada di teluk atau selat,” ujar Singgih.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Antara Raja Gowa dengan Portugis

Antara Raja Gowa dengan Portugis

Sebagai musuh Belanda, Gowa bersekutu dengan Portugis menghadapi Belanda.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page