top of page

Sejarah Indonesia

Dokter Perempuan Pertama Indonesia

Dokter Perempuan Pertama Indonesia

Marie Thomas menjadi dokter perempuan pertama di Indonesia berkat usulan dokter perempuan pertama di Belanda.

Oleh :
22 Maret 2017
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Google doodle Marie Thomas (1896-1966).

  • Aryono
  • 22 Mar 2017
  • 1 menit membaca

Google membuat google doodle Marie Thomas untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-125. Marie Thomas lahir di Likupang, Manado, pada 17 Februari 1896. Dia lulusan Stovia (School tot Opleiding van Indische Artsen atau Sekolah untuk Pendidikan Dokter Bumiputera). Stovia mulanya hanya menerima murid laki-laki.


Menurut sejarawan Belanda, Liesbeth Hessleink dalam “Marie Thomas (1896-1966), de eerste vrouwelijke arts in Nederlands-Indie”, dimuat Javapost.nl, 6 September 2012, diterimanya perempuan tak lepas dari pengaruh Aletta Henriëtte Jacobs.


Aletta merupakan dokter perempuan pertama di Belanda yang aktif dalam gerakan feminisme Eropa. Pada 1911, dia melakukan tur keliling dunia selama 16 bulan bersama rekannya, Carry Chapman Catt. Tujuannya untuk menyaksikan dan mengevaluasi kondisi sosial politik perempuan di berbagai wilayah termasuk Hindia Belanda.


Marie Thomas (1896-1966)
Marie Thomas (1896-1966)

Pada 18 April 1912, Aletta singgah di Batavia dan bertemu dengan Gubernur Jenderal A.W.F. Idenburg. Dalam pertemuan itu, dia mengusulkan agar perempuan bumiputra memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan kedokteran. Menurutnya, keberadaan dokter perempuan amat penting untuk melayani pasien perempuan. Dia juga mengkritik akal-akalan pihak sekolah menolak perempuan jadi murid dalam sekolah kedokteran.


Harapan Aletta terwujud. Dengan beasiswa dari Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA) atau Yayasan Dana Pendidikan Dokter Perempuan, Marie Thomas masuk Stovia tahun 1912. Dua tahun kemudian siswi kedua, Anna Warouw, diterima sebagai mahasiswa kedokteran. Keduanya orang Minahasa, Manado.


Lulus tahun 1922, Marie Thomas bekerja di Centraal Burger Ziekenhuis (CBZ, kini Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) di Batavia. Dia kemudian menjadi spesialis bidang ginekologi dan kebidanan pertama di Indonesia. Sedangkan Anna Warouw menjadi spesialis THT.

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Misil-Misil Iran yang Menembus Kecepatan Suara

Misil-Misil Iran yang Menembus Kecepatan Suara

Bermula dari mengimpor, Iran kini mampu membuat misil sendiri. Korea Utara turut berjasa dalam permulaan program misil di “Negeri Para Mullah”.
Sisa-sisa F-14 Tomcat di Negeri Para Mullah

Sisa-sisa F-14 Tomcat di Negeri Para Mullah

Kondang gegara film “Top Gun”, jet tempur F-14 Tomcat pernah jadi andalan AL Amerika. Iran kini satu-satunya negara penggunanya.
Iran dan Program Nuklirnya (Bagian II)

Iran dan Program Nuklirnya (Bagian II)

Iran memulai program nuklirnya dengan bantuan Amerika. Perlahan pasca-Revolusi Iran dianggap sebagai ancaman.
Iran dan Program Nuklirnya (Bagian I)

Iran dan Program Nuklirnya (Bagian I)

Amerika Serikat awalnya membantu program nuklir Iran, namun berbalik karena menuduh Iran bikin senjata nuklir.
Membedah Sejarah Kesehatan dan Kedokteran Indonesia

Membedah Sejarah Kesehatan dan Kedokteran Indonesia

Tema sejarah kesehatan masih begitu terbatas dalam historiografi Indonesia. Sejarawan Hans Pols menawarkan perspektif baru dalam memahami dinamika sejarah kesehatan di Indonesia.
bottom of page