top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Gatot Soebroto Bercanda Rambut Bawah

Gatot Soebroto kerap bercanda untuk mendekatkannya dengan prajurit bawahan. Salah satunya soal rambut bawah.

4 Agu 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kolonel Gatot Soebroto dalam kunjungan ke Manado, Sulawesi Utara pada 1952. (Page Facebook Batalyon Worang).

DALAM kunjungan ke Maluku saat pergolakan Republik Maluku Selatan (RMS), Kolonel Gatot Soebroto tidak lupa memeriksa keadaan para prajurit bawahannya. Pada awal 1950-an, Gatot pernah menjadi Panglima Tentara dan Teritorium VII Wirabuana yang membawahkan wilayah Indonesia Timur. Maluku termasuk wilayahnya.


Gatot Soebroto, mantan sersan tentara kolonial KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indische Leger) adalah perwira yang dekat dengan bawahannya dan suka mengobrol dengan mereka. Gatot suka melakukan inspeksi untuk melihat keadaan bawahannya.


Pada suatu kunjungan, Gatot memasuki asrama. Dia memeriksa dengan teliti sampai tempat menjemur pakaian tak lupa dari inspeksinya. Meski sepele tempat itu penting demi kesehatan tentara. Namun, ada sesuatu yang tidak beres di sana.


“Kok belum ada kawat jemuran?” tanya Gatot kepada prajurit yang ada di sekitarnya.

Gatot mendapat jawaban yang biasa terjadi di banyak instansi: barang belum datang. Salah satu prajurit berkata, “kami sedang menunggu kiriman kawat.”


“Sambung-sambunglah rambutmu yang ada di bawah itu, nanti bisa jadi tali jemuran,” kata Gatot dengan kocaknya.


Begitulah cara Gatot Soebroto berinteraksi dengan bawahannya sebagaimana diceritakan koleganya, dr. Soemarno Sastroatmodjo dalam Dari Rimba Raya ke Rimba Ibukota. Soemarno belakangan menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Dalam Negeri.


Cerita tadi bukan satu-satunya kisah Gatot Soebroto soal rambut bawah di dekat kemaluan. Di lain waktu, ketika sedang memeriksa barisan, Gatot mulai iseng setelah melihat seorang prajurit yang berdiri tegak. Gatot mendekatinya dan mengatakan sesuatu.


“Apa jenggot saya sama dengan rambut bawahmu?” kata Gatot. Prajurit yang dalam posisi siap itu pun berjuang menahan tawa.


Gatot Soebroto juga dikenal di lingkungan TNI dengan umpatan: monyet. Pada suatu kesempatan ketika sedang naik kapal dari Nusa Ina ke Banda, kapal bergoyang terkena gelombang. Tiba-tiba Gatot berteriak. “Monyet-monyet suruh kumpul dan baris!” perintahnya.


Semua bawahan berkumpul dan siap menerima arahan dan amarah. Termasuk perwira kapal. Gatot lalu mengeluh dengan jenakanya, “Hei, monyet-monyet, lihat laut begitu luas, kok kamu tadi mencari jalan yang banyak gelombangnya?”


Gatot sendiri sejak muda belajar dalam pasukan infanteri. Dia pernah menjadi pasukan marsose KNIL. Gatot mengaku ketika masih menjadi prajurit bawahan, jika ada perintah tiba-tiba untuk apel (berkumpul), selalu berusaha siap. Dia bahkan tidak ragu mengambil senjata siapa saja yang sudah dalam kondisi bersih ketika masuk barisan apel. Setiap apel biasanya ada pemeriksaan senjata.


Maka, mengingat perilakunya itu, tak heran jika dalam memeriksa barisan, Kolonel Gatot Soebroto tak lupa bertanya: apa senjata yang dibawa prajurit senjata miliknya atau senjata kawannya.


Peter Britton, berdasarkan pengakuan Brigadir Jenderal TNI Suprapto, menyebut dalam Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia, bahwa Gatot terkenal sebagai sosok yang mudah bergaul dengan para bawahannya. Tak jarang mereka dipanggil monyet oleh Gatot.


Gatot Soebroto bercanda dengan kata-kata mesum untuk mendekatkannya dengan para prajurit bawahan. “Kesukaannya menggunakan kata-kata mesum meningkatkan reputasinya sebagai seorang komandan pasukan infanteri yang efektif,” tulis Britton.


Sementara itu, Mohammad Oemar dalam Jenderal Gatot Subroto: Pahlawan Nasional menyebut Gatot selalu dapat menghidupkan suasana pergaulan dengan ucapan-ucapan yang lucu dan polos.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page