top of page

Sejarah Indonesia

Gugurnya Jenderal

Gugurnya Jenderal Kedua

Benarkah kematian Brigadir Jenderal Symonds di lapangan udara Morokrembangan murni karena kecelakaan?

Oleh :
15 November 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Brigadir Jenderal Robert Guy Loder-Symonds. Foto: pegasusarchive.org.

PERTEMPURAN Surabaya baru saja berjalan beberapa jam, ketika sebuah kabar bertiup kencang di medan perang: Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds (Komandan Detasemen Artileri Tentara Inggris di Surabaya) telah tewas. Menurut Kantor Berita Reuters, Symonds tewas akibat pesawat Mosquito yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di landasan Lapangan Udara Morokrembangan, Surabaya pada Sabtu, 10 November 1945. Ikut tewas bersama sang jenderal seorang pilot RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris) bernama Letnan Phillip Norman Osborne.


Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Mayor Jenderal E.C.Mansergh (Panglima Tentara Inggris di Jawa Timur) dikatakan bahwa Symonds mengalami kecelakaan saat tinggal landas di Lapangan Udara Morokrembangan tepat jam 09.50.


“Pesawat yang ditumpangi oleh Brigadir Jenderal Symonds dan Letnan Osborne langsung terbakar dan menyebabkan keduanya tewas seketika,” ujar Mansergh seperti dikutip oleh Het Dagblad van Batavia pada 13 November 1945.


Tapi benarkah Symonds dan Osborne tewas semata-mata karena kecelakaan?


Dalam Pertempuran Surabaya November 1945, Des Alwi menampik penjelasan pihak militer Inggris tersebut. Sebagai pelaku sejarah peristiwa Pertempuran Surabaya, Des lebih suka menyebut itu sebagai upaya Inggris menutupi “kekalahannya” di Surabaya. Secara pribadi, dia lebih mempercayai jika kedua perwira Inggris itu tewas akibat pesawatnya ditembak para pejuang Surabaya.


Kepercayaan Des berkelindan dengan pernyataan Barlan Setiadidjaja dalam Merdeka atau Mati di Surabaya. Menurut Barlan, sesungguhnya Mosquito yang ditumpangi Symonds dan Osborne jatuh karena tembakan seorang anggota BPRI (Barisan Pemberontak Rakjat Indonesia) bernama Goemoen.


Kisah itu dimulai saat Goemoen dan kawan-kawannya menemukan sepucuk meriam anti pesawat udara yang telah rusak di gudang senjata Don Bosco bekas milik tentara Jepang. Setelah diperbaiki sana-sini, meriam itu kembali dapat digunakan. Saat mereka menyiapkan peluru dan mencari sasaran untuk ditembakan, tetiba di atas Stasiun Wates melayang sebuah Mosquito milik RAF.


“Pesawat nahas itu segera diputuskan untuk dijadikan sasaran percobaan,” tulis Barlan.

Tanpa banyak bicara, Goemoen yang memegang meriam itu mengarahkan bidikan ke pesawat yang tengah baru tinggal landas tersebut. Blaarr! Begitu peluru dilepaskan langsung mengenai sayap pesawat sehingga Mosquito itu langsung oleng dan dalam kondisi terbakar lantas jatuh di landasan pacu Lapangan Udara Morokembangan.


“Saya yakin itulah pesawat Mosquito yang ditumpangi Jenderal Loder Symonds,” ungkap Barlan yang juga merupakan veteran Pertempuran Surabaya.


Gugurnya Symonds merupakan kehilangan jenderal yang kedua buat tentara Inggris di Surabaya. Sebelumnya pada 30 Oktober 1945, perwira tinggi yang lain yakni Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby gugur pula dalam suatu insiden berdarah di depan Gedung Internatio.


Setelah sempat tertanam di bumi Surabaya, jasad Symonds kemudian dipindahkan ke Commonwealth War Cementry Blok V Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Sang jenderal dimakamkan persis bersebelahan dengan makam jasad Letnan Osborne, pilot yang menerbangkan pesawat nahas tersebut.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

HR Rasuna Said turut berguru pada Rahmah El Yunusiyah. Universitas Al-Azhar di Kairo terinspirasi membuka kampus khusus perempuan darinya.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
bottom of page