top of page

Sejarah Indonesia

Keris Mistis Pangeran Diponegoro

Keris Mistis Pangeran Diponegoro

Kiai Nogo Siluman diserahkan kepada Raja Belanda sebagai simbol kekalahan Pangeran Diponegoro. Keris itu hilang misterius.

25 Juni 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Litografi Pangeran Diponegoro, dibuat di Semarang, April 1830. (KITLV).

PADA Januari 1831, sesaat setelah tiba di Belanda. Raden Saleh diminta oleh SRP van de Kasteele, Direktur Kabinet Kerajaan untuk Barang Antik (Koninklijk Kabinet van Zaldzaamheden) di Den Haag, untuk mengidentifikasi sebuah keris Jawa.


Sebelumnya, Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, perwira perang Diponegoro yang menyeberang ke pihak Belanda, telah mengidentifikasi dan melengkapi dengan keterangan bahwa keris itu asli keris Pangeran Diponegoro. Namun, Kasteele menginginkan pendapat kedua dari Raden Saleh.


“Tak dapat dibayangkan, bagaimana perasaan Saleh muda saat memegang keris Diponegoro yang agung itu? Perasaan menggigil seperti apa yang mengalir dalam tubuhnya? Sebagian keluarganya berjuang di pihak Diponegoro dan untuk itu mereka harus banyak berkorban. Tiba-tiba, keris itu, pusaka itu, inti kekuatan magis Diponegoro berada dalam genggamannya,” tulis Werner Kraus dalam Raden Saleh dan Karyanya.


Raden Saleh membuat penilaian singkat mengenai keris Pangeran Diponegoro yang bernama Kiai Nogo Siluman itu:


Kiai berarti tuan. Semua yang dimiliki seorang raja memakai nama ini. Nogo adalah ular dalam dongeng dengan sebuah mahkota di kepalanya. Siluman adalah sebuah nama yang terkait dengan bakat-bakat luar biasa, semacam kemampuan untuk menghilang dan seterusnya. Oleh karena itu, nama keris Kiai Nogo Siluman berarti raja ular penyihir, sejauh hal itu dimungkinkan untuk menerjemahkan sebuah nama yang megah.”


Ketika Raden Saleh mengungkapkan kata-kata itu, menurut Kraus, dia sebenarnya juga bisa berlutut dan menangis di hadapan keris itu. Namun, kelemahan itu tidak dia perlihatkan di kantor Van Kasteele. Orang pasti menduga, di dalam dirinya tentu bergolak perasaan luar biasa.


Mengapa keris itu diberi nama siluman?


Dalam biografi Pangeran Diponegoro, Kuasa Ramalan, sejarawan Peter Carey mencatat kemungkinan karena Diponegoro dalam perjalanan berkelananya pada 1805 menginap satu malam di Gua Siluman (Guwo Seluman) di Pantai Selatan.


Gua Siluman disebut dalam Kidung Lelembut (Nyanyian Arwah) sebagai istana arwah di bawah kekuasaan dewi pantai selatan, Ratu Kidul, yang diperintah melalui wakilnya, Putri Genowati.


Ratu Kidul mendatangi Diponegoro dalam bentuk semburat cahaya. Namun, Diponegoro demikian terserap dalam samadinya sehingga tak mempan digoda. Dia pun mundur sambil berjanji bila saatnya tiba akan datang lagi kepadanya.


“Sebilah keris pusaka Diponegoro, yang kemudian diserahkan kepada Raja Belanda, Willem I, sebagai suatu lambang kemenangan dalam perang, konon bertatahkan nama Kanjeng Kiai Naga Siluman,” tulis Carey.


Beberapa tahun setelah Raden Saleh bertemu dengan Kiai Nogo Siluman, keris itu raib secara misterius. Sedangkan pusaka lainnya, seperti tombak Kiai Rondan, dikembalikan ke Indonesia dantersimpan di Museum Nasional (nomor inventaris 270). Akhirnya, setelah melalui penelitian panjang keris Kiai Nogo Siluman ditemukan dan dikembalikan ke Indonesia pada 2020.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page