top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Kisah Perancang Mode pada Zaman Jepang

Tak sekolah pada zaman Jepang membuat hidup Peter Sie lebih baik. Dia mulai tertarik pada busana.

24 Jul 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Peter Sie, perancang mode terkemuka di Indonesia. (Twitter @lyndaibrahim).

Sebelum tentara Jepang memasuki Jawa, Hindia Belanda tentu saja bersiap. Bahkan Hindia Belanda dapat kiriman serdadu dari Australia. Peter Sie, seorang bocah keturunan Tionghoa mengamati serdadu yang baru datang itu. Pakaiannya berbeda dengan tentara kolonial KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger). Tentara Australia itu memakai topi yang lebar.


Kala itu pelatihan bahaya udara kerap diadakan di beberapa kota. Tak terkecuali di Bogor. Dalam pelatihan bahaya udara, sirine kerap meraung-raung di dalam kota. Hingga muncul sebuah banyolan: Sinds de geboorte van Prinses Irene, kregen we door en door sirine artinya sejak lahirnya Putri Irene, kita terus menerus mendengar suara sirene. Putri Irene adalah anak kedua Ratu Belanda Juliana dan Pangeran Bernhard.


“Aku paling senang latihan-latihan serangan udara kalau sirine berbunyi,” kata Peter Sie dalam memoarnya Mode adalah Hidupku. Dia memakai panci sebagai helm,mengenakan kalung dengan bandul perak bertuliskan namanya dan kalung berbandul penghapus karetuntuk digigit jika pengeboman udara terjadi di sekitarnya.


Orang-orang yang berlindung dari bom di tempat perlindungan membawa roti kering dan sebotol air. Setiap permulaan latihan atau benar-benar ada pesawat pengebom musuh, sirine akan dibunyikan.


“Kami harus bergegas ke tempat perlindungan dan tinggal di sana sampai sirine berbunyi lagi, tanda sudah aman,” kata Peter Sie. Akhirnya, dia bersyukur pesawat pengebom Jepang tak pernah menjatuhkan bom di kota Bogor.


Tentara Jepang memasuki Bogor pada awal Maret 1942. Tidak ada perlawanan hebat dari tentara Belanda. Seingat Peter Sie hanya sedikit tembakan yang berbunyi ketika tentara Jepang datang.


Pakaian tentara Jepang tentu saja jadi perhatian Peter Sie. Tentara yang bertubuh pendek itu, seingatnya memakai pakaian seragam yang sangat jelek. Selain itu, bau badan mereka tidak sedap bagi hidung kebanyakan orang Indonesia. Kedatangan Jepang membuat kurikulum sekolahnyadi Hollandsche Chineze School (HCS) berubah.


Peter Sie kala itu sudah kelas enam. Jika Hindia Belanda masih ada, tahun berikutnya dia akan berada di kelas terakhir, yakni kelas tujuh. Setelah Jepang datang, dia tidak belajar bahasa Belanda lagi, tapi bahasa Jepang dan Mandarin. Kegiatan fisik pun meningkat di sekolah. Tiap hari ulang tahun Kaisar Hirohito alias Teino Heika kerap diadakan senam massal. Dia berkali-kali pingsan dalam kegiatan itu hingga akhirnya dilarang ibunya pergi ke sekolah lagi.


Pada zaman Jepang,ilmu pengetahuan mandek dipelajari di sekolah. Penguasa militer Jepang lebih menyiapkan orang Indonesia untuk mendukung perang. Sehingga latihan kemiliteran lebih diutamakan.



Peter Sie bukan satu-satu anak yang tidak disekolahkan orangtuanya. Djajusman Tandikusumah, murid HBS KW III di Salemba,setelah Jepang datang tidak disekolahkan lagi oleh orang tuanya dan disuruh tinggal di Cirebon.


“Kata ayah di sekolah-sekolah hanya diberikan kinrohoshi (kerja bakti) dan taisho (senam). Akibatnya saya rugi waktu,” kata Djajusman dalam Aku Ingat. Kendati tidak sekolah, Djajusman tetap belajar karena orangtuanya mendatangkan guru ke rumah untuk les privat ilmu sains modern dan seorang kiai untuk belajar agama.



Husein Reksodirdjo juga ogah sekolah di zaman Jepang. Dalam Aku Ingat, Husein mengaku melihat para siswa sekolah-sekolah lanjutan zaman pendudukan Jepang digunduli dan sering harus melakukan kinrohoshi. Dia pun memutuskan tidak melanjutkan sekolah dan memilih bekerja serabutan.


Jumlah guru tentu saja berkurang di zaman Jepang. Banyak guru Belanda yang ditahan oleh militer Jepang sehingga banyak sekolah kekurangan guru. Bahkan di Manado ada guru-guru yang dibantai oleh militer Jepang.



“Dari sudut gurunya tentu tidak mempunyai tingkat kualitas sama seperti guru Belanda,” kata Daan Yahya dalam Di Bawah Pendudukan Jepang. Diantara para guru Jepang yang mengajar di sekolah kebanyakan ketika mengajar di kelas paparannya tidak dapat dimengerti para siswa.


Peter Sie kemudian pindah ke Jakarta. Dia mengaku waktu itu dia sibuk dengan les pengetahuan umum dan bahasa Inggris. Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia menyebut Peter Sie belajar bahasa Inggris diam-diam.


Di zaman Jepang, tidak hanya dunia pendidikan yang memprihatinkan. Persediaan pangan dan sandang pun sangat terbatas. Banyak orang berpakaian dengan buruk. Tak ada kain, karung goni pun dijadikan pakaian. Meski bukan dari keluarga sangat miskin, Peter Sie juga kesulitan mendapatkan pakaian baru.



Ketika tidak sekolah itu, Peter Sie mulai menemukan jalan hidupnya. Suatu kali, setelah memperhatikan lemari ibunya, dia menemukan pakaian dan benang. Zaman itu pakaian sangat sulit didapat. Bahan dan biaya menjahitnya juga sangat mahal. Saat itu dia sedang butuh kemeja.


“Maka aku mulai mempreteli sehelai kemeja tua dan membuat pola dari bagian-bagiannya. Dalam waktu singkat aku membuat kemeja baru. Tentu jahitannya maupun potongannya tidak sempurna, tetapi aku bahagia dan bangga dengan kemeja baruku,” kata Peter Sie.


Setelah Jepang kalah, Peter Sie memutuskan belajar ke sekolah menjahit di Negeri Belanda. Sepulangnya dari Belanda, dia menjadi tukang jahit andal pada 1950-an.Setelah 1960-an, dia sudah dikenal sebagai perancang mode yang disegani di Indonesia.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page