top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Manusia Kanibal Tertua

Bagi manusia kanibal tertua, makan daging manusia adalah strategi bertahan hidup yang menguntungkan. Lebih efisien ketimbang mengejar hewan.

11 Mei 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Bagian tengkorak Homo antecessor yang ditemukan di situs gua Gran Dolina di Pegunungan Atapuerca Spanyol. (José-Manuel Benito/Wikicommons).

Diperbarui: 30 Jul

Sejuta tahun yang lalu, nenek moyang manusia berkeliling, berburu, dan memakan sesamanya. Berburu daging manusia dinilai lebih menguntungkan dibanding mengejar hewan lain.


Homo antecessor merupakan spesies manusia purba yang diperkirakan telah hidup antara 1,2 juta sampai 800.000 tahun yang lalu di dataran Eropa. Situs Smithsonian menjelaskan, spesies yang kontroversial ini diyakini oleh sebagian kecil antropolog sebagai leluhur terakhir Homo sapiens dan Neanderthal sebelum kedua spesies itu berpisah. Mereka disebut pula sebagai manusia kanibal tertua.


"Fosil yang ditemukan di situs arkeologi berisi tanda-tanda kanibalisme yang tidak perlu dipertanyakan lagi," kata peneliti dari Pusat Penelitian Nasional untuk Evolusi Manusia (CENIEH) Spanyol, dalam studi yang mengamati tingkah laku perburuan Homo antecessor, sebagaimana dikutip Newsweek.


Adalah Jesús Rodríguez, Ana Mateos, dan Guillermo Zorrilla, ilmuwan yang berada di balik penelitian ini. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Human Evolution itu dihasilkan setelah mempelajari fosil tulang tujuh individu di situs arkeologi Spanyol, Gran Dolina. Mereka menemukan bukti yang jelas tentang praktik kanibal atau antropofagi dalam istilah antropologi. Itu seperti gigi manusia, luka dan patah tulang yang memperlihatkan sumsum. Temuan ini ada di antara sembilan spesies mamalia lainnya dan 22 individu yang tidak dimakan.


Para peneliti pun menggunakan model matematika untuk memahami mengapa kanibalisme terjadi meski banyak mangsa lain yang tersedia.


Mereka menganalisis kasus kanibalisme, sebagai salah satu opsi mencari makan. Para ahli pun menimbang antara perburuan manusia dan hewan lain dalam hal usaha dan berapa besar manfaat nutrisi yang mereka bisa dapat.


Berburu manusia purba, kata mereka, nyatanya dilakukan demi mendapatkan manfaat maksimal dengan biaya minimum. Dengan kata lain praktik ini adalah bagian dari strategi berburu yang menguntungkan bagi pendahulu manusia modern itu.


“Analisis kami menunjukkan kalau Homo antecessor, seperti juga predator lainnya, memilih mangsanya berdasarkan keseimbangan antara keuntungan dan usaha yang dikeluarkan,” jelas Rodríguez, dikutip laman resmi CENIEH.  


Seperti Daily Maillaporkan, Homo antecessor sadar kalau hewan lain mengandung kalori yang lebih banyak per gigitannya. Namun, kemudahan dan kurangnya upaya yang mereka keluarkan dalam berburu manusia membuat itu lebih hemat energi dalam jangka panjang.


“Mengingat prinsip seimbang tadi, manusia adalah pemangsa di peringkat atas. Artinya, jika dibandingkan mangsa lainnya, akan banyak makanan yang bisa diperoleh dari manusia dengan usaha yang minim,” lanjut Rodríguez.


Praktik kanibal ini juga didorong tingkat pertemuan yang tinggi antara sesama manusia. Peneliti lainnya, Ana Mateos, mengatakan, bagi Homo antecessor lebih mudah menemukan manusia daripada hewan lain. “Mayat yang dikanibal adalah orang-orang dari anggota kelompok yang telah meninggal karena sebab yang berbeda,” jelas dia.


Sejauh ini diketahui kalau kanibalisme adalah praktik manusia sejak lama dan tersebar luas. Namun, penyebab mereka memilih mengonsumsi manusia lain masih menjadi perdebatan hangat.


"Beberapa penjelasan dimungkinkan untuk perilaku kanibalistik, mulai dari motivasi sosial dan budaya hingga penyebab gizi murni," jelas para peneliti.


Dalam penelitian sebelumnya, arkeolog Inggris James Cole menghitung nilai gizi tubuh manusia dan menerapkannya pada temuan Palaeolitik. Hasil studinya, yang diterbitkan dalam Scientific Reports, mengajukan ide bahwa kanibalisme tidak harus hanya didorong oleh kebutuhan akan nutrisi. Ini mengingat nilai kalori daging manusia tidak sekuat mangsa potensial lainnya pada saat itu.


“Ini mengindikasikan ada juga alasan sosial dan budaya untuk kanibalisme prasejarah,” kata Cole dikutip Newsweek.


Cole yang tak terlibat dalam penelitian itu berkata kalau temuan terbaru ini membantu interpretasi alasan kanibalisme di antara leluhur kuno manusia, yaitu motivasi perilaku kanibalisme menggunakan teori pencarian makan yang optimal.


"Pendekatan semacam itu sangat unik dan menunjukkan kalau meskipun ada masalah dengan lebarnya waktu, kita masih dapat menghasilkan interpretasi baru dari perilaku kompleks yang dilakukan leluhur hominin kita," katanya.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page