top of page

Sejarah Indonesia

Mata Mata Cia Dari Indonesia Dieksekusi Mati Di Korea Utara

Mata-mata CIA dari Indonesia Dieksekusi Mati di Korea Utara

Perempuan Indonesia menjadi mata-mata untuk melawan Jepang dan komunis. Dieksekusi mati di Korea Utara ketika bekerja untuk intelijen Inggris dan CIA.

18 November 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Mata Hari, penari erotis yang jadi mata-mata Jerman pada Perang Dunia I. Dieksekusi mati di Prancis. (Bibliothèque Nationale De France/bbc.com).

SALAH satu mata-mata perempuan terkenal di dunia adalah Mata Hari. Lahir di Belanda pada 7 Agustus 1876 dengan nama Margaretha Geertruida Zelle. Ayahnya Belanda, Adam Zelle, sedangkan ibunya keturunan Belanda-Jawa, Antje van der Meulen.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page