top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Negeri Berlian di Barat Kalimantan

Tanjungpura, negeri penghasil berlian di Kalimantan yang menjadi incaran penguasa Jawa.

9 Agu 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sungai di Tanjungpura tahun 1888. (G.R. Lambert & Co./Tropenmuseum).

NAMA Tanjungpura di Kalimantan Barat telah berulang kali disebut dalam beragam tulisan dari masa Hindu Buddha. Bangsa Portugis mencatat namanya sebagai penghasil berlian terbaik.

Tanjungpura sebagai sebuah nagari, pernah menjadi wilayah di bawah Kerajaan Singhasari dan Majapahit.

Dwi Cahyano, pengajar sejarah Universitas Negeri Malang, menjelaskan pada masa Singhasari, ia dikenal dengan nama Bakulapura. Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, Bakulapura menjadi salah satu nagari yang mengakui kekuasaannya.


“Dalam Kakawin Nagarakretagama, nagari Malayu, Pahang, Gurun, Bakulapura, Sunda, dan Madhura, seluruhnya tunduk di bawah kekuasaan Kertanegara,” kata Dwi.


Nama Tanjungpura kemudian juga muncul dalam Serat Pararaton dan Sumpah Palapa yang digaungkan oleh Gajah Mada. Pun dalam Prasasti Waringinpitu dari tahun 1447. Tertulis di sana pada masa Dyah Kertawijaya di Majapahit setidaknya ada 14 negara, termasuk Tanjungpura.


Pada abad ke-16, rupanya Tanjungpura kembali menjadi wilayah kekuasaan Jawa. Penjelajah dari Portugis, Tome Pires, menulis dalam Suma Oriental, bahwa Tanjungpura pernah ditaklukkan Demak. Wilayah itu dikuasai seorang Pate.


Tome Pires bercerita, waktu itu penguasanya Pate Rodim (Raden Patah). Dia sekaligus penguasa tertinggi di Jawa. Karena sangat berkuasa, dia mampu menaklukkan seluruh wilayah, Palembang, Jambi, Kepulauan Monomby, dan banyak pulau lainnya. Mula-mula penaklukkan ini dilakukan dengan cara melawan Tanjungpura, selanjutnya semua wilayah itu tunduk padanya.


Pate Unus juga dikisahkan Tome Pires pernah menguasai Tanjungpura. Penguasa Jepara itu disebut sebagai saudara tiri Pate Rodim.


Kendati begitu, menurut arkeolog Hasan Djafar dalam Masa Akhir Mahapahit, lokasi Tanjungpura yang disebutkan dalam sumber-sumber era Singhasari dan Majapahit sebetulnya belum bisa dipastikan. “Namun, semua daerah itu oleh para sarjana dihubungkan dengan daerah di Kalimantan,” tulisnya.


Tome Pires menjelaskan lebih terang tentang lokasi Tanjungpura. Menurutnya, Tanjungpura bisa dicapai melalui Malaka dalam waktu 15 hari pada waktu musim hujan. Orang bisa ke sana melalui terusan Singapura menuju terusan Kampar. Dari sana lalu melewati jalur di dekat Lingga yang letaknya di antara Kepulauan Lingga dan Monoby.


Nampaknya kekayaan Tanjungpura cukup tersohor. Menurut Pires, di sana terdapat banyak emas, beras, dan bahan-bahan makanan lainnya, berlian, dan jung. Jenis berlian di Tanjungpura terbaik kedua setelah berlian dari Kerajaan Orissa, di dekat Bengal. Yang terbaik ketiga adalah berlian dari Laue.


“Selain itu berlian tak ditemukan di tempat lain,” kata Pires.


Kendati menulis panjang lebar tentang Tanjungpura, menurut sejarawan Portugal Armando Cortesao, informasi yang didapatkan Tome Pires tak sepenuhnya benar. Dalam catatannya, Tanjungpura atau yang ditulis Pires dengan nama Tanjompura disebut sebagai pulau. Menurutnya, Pulau Tanjungpura merupakan bagian dari Kepulauan Tengah. Padahal, ketika itu Tanjungpura merupakan salah satu pelabuhan sederhana di Kalimantan.


Itu wajar. Pasalnya, ketika Pires menulis Suma Oriental, belum ada orang Portugis yang mengunjungi Pulau Borneo dan Sulawesi.


Baru kemudian, Goncalo Pereira, orang yang ditunjuk sebagai kapten di Maluku, berlayar dari Malaka pada Agustus 1530 melalui Kalimantan. Dia singgah di Tanjungpura dan bukan di pelabuhan-pelabuhan lain di pulau itu. Sama dengan keterangan Pires, Pereira bersaksi bahwa di dekat Kota Tanjungpura, atau yang ditulis dengan Tanjapura, terdapat banyak berlian berkualitas lebih tinggi daripada berlian India.


Kemudian dalam peta Diego Homen dari tahun 1554, Tanjungpura ditulis sebagai Tamjampura. Dalam atlasnya ditulis Taiampur. Sementara dalam atlas-atlas Femio Vaz Dourado sebagai Taiaopura. Dari semua itu, letaknya selalu di pantai selatan Borneo.


“Peta-peta lama Portugal memungkinkan kita untuk mengidentifikasi letak Tanjompura. Tempat ini muncul untuk pertama kalinya dalam peta bertahun sekira 1540 sebagai Tajapura,” jelasnya.


Sementara itu, arkeolog Uka Tjandrasasmita dalam Sejarah Nasional Indonesia III menyebut sumber-sumber dari masa yang lebih muda lebih banyak menyebut hubungan Jawa dengan Sambas, Banjarmasin, dan Sukadana. “Ini petunjuk bahwa Tanjungpura dan Lawe telah menjadi kurang penting,” tulisnya.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Sekolah Tertua di Depok

Sekolah Tertua di Depok

Depok sudah punya sekolah sejak 1830. Tergolong sekolah tertua di Jawa, bahkan Indonesia. Tuan Laurens guru tertuanya.
Wasit Hindia di Olimpiade

Wasit Hindia di Olimpiade

Hindia Belanda nyaris mengirimkan tim sepakbola di Olimpiade tapi gagal karena penolakan Belanda. Sebagai pelipur lara, wasit Hindia Belanda tampil dalam beberapa pertandingan, termasuk final sepakbola di Olimpiade.
Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford sudah peduli isu lingkungan sejak puncak ketenarannya. Pemeran waralaba “Star Wars” dan “Indiana Jones” itu turut berada di garis depan menentang kerusakan lingkungan.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page