top of page

Sejarah Indonesia

...

Redup Terang Bulan Bintang

_

Oleh :
...
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

MASYUMI, sedari kemunculannya, sudah menggetarkan banyak orang. Tak tanggung-tanggung, sejumlah organisasi dan partai politik yang tumbuh sebelum dan sesudah masa perang, dari berbagai aliran, tergabung di dalamnya.


Tak pelak Masyumi dianggap sebagai satu-satunya partai politik yang menyalurkan aspirasi umat Islam dan partai Islam terbesar di masanya. Dan jika pemilihan umum digelar saat itu, sebelum 1950-an, Masyumi diyakini akan meraih suara mayoritas.



Namun, sedari awal, Masyumi ternyata lapuk. Pertentangan dari dalam tak henti merongrongnya. Dari luar, Masyumi tak bisa mengimbangi kekuatan partai nasionalis dan komunis; dan lebih-lebih Sukarno. Gagasan menjadikan ajaran dan hukum Islam sebagai dasar negara pun kandas di Konstituante.


Keblingeran sejumlah pemimpinnya yang melibatkan diri dalam Darul Islam dan terutama PRRI tak hanya menjadi amunisi bagi lawan politiknya untuk meyerang, tetapi juga menjadi jalan Masyumi menuju sunyi.


Presiden Sukarno memerintahkan pembubaran Masyumi jika tak ingin dinyatakan sebagai partai terlarang. Alasan itu pula yang membuat penguasa Orde Baru trauma dan mengabaikan desakan untuk merehabilitasi Masyumi.


Baca juga: Masyumi Meradang


Namun, Masyumi tak ingin terkubur dalam sejarah. Seperti dikatakan Mohammad Natsir, ketua umum Masyumi, pada 17 Desember 1952: “Saya peringatkan kepada semua orang yang mendengar kata-kata ini atau yang membaca apa yang saya katakan sekarang, ialah, bahwa Masyumi sebagai wujud organisasi terbesar di seluruh Indonesia, adalah mempunyai semangat jihad. Masing-masing dari kami dapat di-‘diam’-kan dengan bermacam cara, tapi ribuan orang akan menggantikannya...”


Masyumi tak ada lagi tapi semangatnya menyala lewat dakwah dan politik yang dilakukan oleh mereka yang mengklaim sebagai pewarisnya.*


Berikut ini laporan khusus Masyumi.
















Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Meski punya pengalaman kurang menyenangkan di lapangan sepakbola di masa kolonial, Bung Karno peduli dengan sepakbola nasional. Dia memprakarsai pembangunan stadion utama, mulai dari Lapangan Ikada hingga Gelora Bung Karno.
Juragan Besi Tua Asal Manado

Juragan Besi Tua Asal Manado

Bekas tentara KNIL yang jadi pengusaha kopra dan besi tua ini sempat jadi bupati sebelum ikut gerilya bersama Permesta.
Sinong Kurir Kahar Muzakkar

Sinong Kurir Kahar Muzakkar

Terlihat seperti bocah, lelaki berusia 28 tahun ini memberi informasi berharga tentang "dalaman" Kahar Muzakkar kepada TNI.
Misteri Sulap

Misteri Sulap

Berusia setua peradaban manusia, sulap pernah bersanding dengan sihir. Sulap modern masuk pada masa kolonial Belanda. Pesulap Indonesia umumnya keturunan Tionghoa.
Spesialis Pencabut Nyawa

Spesialis Pencabut Nyawa

Dibentuk sebagai alat pemukul dan mesin pembunuh, Korps Pasukan Khusus (KST) Belanda melakukan aksi-aksi brutal.
bottom of page