top of page

Sejarah Indonesia

Senandung Masa Lalu Dari Kaset Pita

Senandung Masa Lalu dari Kaset Pita

Sempat berjaya di industri musik Tanah Air. Namun, kini kaset pita tinggal menunggu waktu untuk dilupakan.

6 Maret 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Album milik Daniel Sahuleka yang direkam dalam pita kaset. (Fernando Randy/Historia.id).

Hari Musik Nasional jatuh tiap 9 Maret. Pemilihan berdasar pada kelahiran Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia yang berjudul Indonesia Raya. Walaupun baru ditetapkan pada 2013, musik di Nusantara sendiri sudah mengalun sejak lampau dengan berbagai medium pemutarnya. Salah satunya kaset.


Foto berbagai jenis musik yang direkam dalam kaset. (Fernando Randy/Historia.id).
Foto berbagai jenis musik yang direkam dalam kaset. (Fernando Randy/Historia.id).

Kaset kali pertama dibuat oleh perusahaan Philips di Eropa pada 1963. Di Amerika Serikat, kaset disebut compact cassette. Memasuki dekade 1970-an, kaset semakin populer di industri musik dunia hingga akhirnya menyapa Indonesia.



Sebelumnya, para musisi dalam negeri masih menggunakan piringan hitam sebagai media rekam untuk memperdengarkan musik mereka kepada para penikmat musik. Hingga dekade 1970-an, barulah piringan hitam mulai berganti menjadi kaset.


Tampak ratusan kaset tersusun rapi di salah satu kios di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat. (Fernando Randy/Historia.id).
Tampak ratusan kaset tersusun rapi di salah satu kios di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat. (Fernando Randy/Historia.id).

Menurut Muhammad Mulyadi, sejarawan Universitas Padjajaran, dalam Industri Musik Nasional (Pop, Jazz, Rock 1960-1990), perusahaan rekaman dalam negeri pertama kali menggunakan kaset pada 1973. Murah, praktis, dan bisa dibawa kemana saja menjadi alasan mengapa akhirnya kaset mulai meroket di kalangan musisi. 



Bahkan, di puncak popularitasnya pada 1980 hingga 1990-an, industri kaset turut serta mendongkrak pemasukan negara. Miliaran rupiah masuk ke kas negera melalui stiker Pajak Pertambahan Nilai dari setiap keping kaset yang dijual.


Berbagai jenis kaset yang tersisa saat ini. (Fernando Randy/Historia.id).
Berbagai jenis kaset yang tersisa saat ini. (Fernando Randy/Historia.id).

Salah satu pedagang kaset yang tersisa di kawasan Jalan Surabaya, Jakarta Pusat. (Fernando Randy/Historia.id).
Salah satu pedagang kaset yang tersisa di kawasan Jalan Surabaya, Jakarta Pusat. (Fernando Randy/Historia.id).

Tapi roda nasib berputar. Kaset yang tadinya populer, berangsur ditinggalkan. Era merekam dengan metode pita berganti dengan digital. Dekade 2000-an menandai akhir kaset setelah muncul era compact disc hingga platform musik digital.



Tapi sebenarnya kaset tidak sepenuhnya hilang dari peredaran. Masih banyak pedagang kaset di Jakarta seperti di Blok M, Jalan Surabaya, dan Jatinegara. Kebanyakan yang dijual adalah kaset lawas. Salah satu pedagangnya bernama Ridwan (47). “Saya amat menyukai musik sejak kecil,” kata Ridwan.


Menurutnya, pembeli kaset bukan hanya kolektor berusia lanjut, melainkan juga anak-anak muda. “Mungkin karena mereka tidak mengalami masa kaset jadi penasaran dan akhirnya beli,” tambahnya.


Ridwan salah satu penjual kaset di kawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).
Ridwan salah satu penjual kaset di kawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).

Ridwan saat menunjukan salah satu kaset favoritnya. (Fernando Randy/Historia.id).
Ridwan saat menunjukan salah satu kaset favoritnya. (Fernando Randy/Historia.id).

Ridwan membersihkan salah satu kaset miliknya menggunakan alat pemutar kaset dan tisu. (Fernando Randy/Historia.id).
Ridwan membersihkan salah satu kaset miliknya menggunakan alat pemutar kaset dan tisu. (Fernando Randy/Historia.id).

Ketika Historia.id menyambangi tokonya di Blok M, tampak beberapa pembeli yang usianya beragam. Pemandangan serupa juga tampak di toko kaset milik Untung yang juga terletak di Blok M. Beberapa anak muda terlihat asyik mengobrol dengan pria asal Bogor tersebut sebelum membeli sebuah kaset Jazz.



“Menurut saya keunikan kaset itu banyak. Dari cover albumnya yang bagus, kualitas suara karena itu pita, dan mungkin sensasinya saat kita memperbaiki pita itu saat kusut atau kotor,” katanya.


Untung, salah satu penjual kaset terlama di kawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).
Untung, salah satu penjual kaset terlama di kawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).

Pita yang saat ini mulai ditinggalkan oleh para musisi. (Fernando Randy/Historia.id).
Pita yang saat ini mulai ditinggalkan oleh para musisi. (Fernando Randy/Historia.id).

Salah satu kaset yang diputar dikawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).
Salah satu kaset yang diputar dikawasan Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).

Pada akhirnya memang hanya semangat untuk mengkoleksilah yang membuat benda seperti kaset masih tetap ada hingga saat ini. Selain itu tentu keyakinan bahwa musik tidak akan pernah berhenti. Seperti keyakinan yang dikatakan oleh Untung. “Kenapa saya masih berdagang kaset hingga era saat ini, karena saya yakin kaset tidak pernah sepi peminat dan musik tidak akan pernah mati,” tutupnya.


Berbagai album yang ada di kios milik Ridwan di Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).
Berbagai album yang ada di kios milik Ridwan di Blok M. (Fernando Randy/Historia.id).

Salah satu album milik para musisi senior Eros, Chrisye, dan Yockie yang masih direkam dalam pita kaset. (Fernando Randy/Historia.id).
Salah satu album milik para musisi senior Eros, Chrisye, dan Yockie yang masih direkam dalam pita kaset. (Fernando Randy/Historia.id).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Pesta Panen dengan Ulos Sadum dan Tumtuman

Pesta Panen dengan Ulos Sadum dan Tumtuman

Kedua jenis ulos ini biasa digunakan dalam pesta sukacita orang Batak. Sadum untuk perempuan dan Tumtuman bagi laki-laki.
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
bottom of page