top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Suradi Bledheg Si Bandit Gunung

Pentolan bandit Merapi Merbabu Complex (MMC). Suaranya menggelegar seperti petir.

3 Nov 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Gunung Merbabu menjadi salah satu markas bandit-bandit gunung yang kerap melakukan penggrayakan. (Andri Setiawan/Historia).

Dusun Gedong di Kabupaten Semarang tampak tenang dan damai. Orang-orang biasa berada di ladang sepanjang hari. Dusun yang mayoritas penduduknya beragam Kristen ini biasanya ramai jika ada acara di gereja saja, seperti pernikahan atau hari raya. Namun, pada satu periode sejarah, dusun ini pernah begitu mencekam karena kehadiran bandit-bandit gunung.


Sukarto (90), warga sepuh dusun Gedong mengingat, hampir semua rumah di dusunnya pernah digedor grayak, sebutan lain bagi para bandit gunung.


“(Yang diambil) pakaian, juga lembu,” katanya.


Pasca kemerdekaan, gunung Merapi dan Merbabu menjadi salah satu wilayah paling berbahaya di Jawa Tengah. Sebagian besar daerahnya masih ditutupi hutan dengan jurang curam dan lereng yang terjal. Di sinilah para bandit gunung bermarkas sejak zaman kolonial.



Menurut Sukarto, tak ada orang berani melawan jika rumahnya digedor karena penggrayakan melibatkan belasan hingga puluhan bandit.


“Kalau dihalangi, yang punya rumah dipentungi (dipukuli),” lanjutnya.


Dipukuli gerombolan grayak barangkali jadi risiko paling ringan. Karena jika berani melawan, nyawa taruhannya.


Dusun Gedong berada di wilayah Desa Tajuk. Kertoredjo, bekel (kepala desa) Tajuk pernah menyampaikan usulan untuk memperkuat keamanan dalam sebuah rapat kecamatan pada 4 April 1951. Pada hari itu juga, sekira pukul sembilan malam rumahnya langsung didatangi gerombolan grayak. Mereka bahkan bersenjata api.


“Setelah pintu diketok dan seketika dibuka, dengan tiba-tiba telah dilepaskan beberapa tembakan ke arah pak bekel sehingga ia rubuh menemui ajalnya. Salah seorang keponakan yang datang menolong juga tak terlepas dari perbuatan gerombolan itu dan turut ditembak juga,” tulis Suara Merdeka, 7 April 1951.



Orang-orang tak bisa berbuat banyak. Jika sudah demikian, besok sorenya polisi datang hanya untuk memeriksa. Kasus-kasus penggrayakan tak pernah diusut tuntas.


Dari sekian banyak bandit gunung, ada beberapa nama yang cukup terkenal seperti Darmopendot, Kampret, Ngusman Ali, hingga Hardjo Bagong. Namun, ada satu nama bandit paling ikonik di Merapi Merbabu: Suradi Bledheg.


Suradi Bledheg ditembak mati dalam Operasi Merapi Merbabu pada 1 April 1951. (Minggu Pagi, 13 Mei 1951).
Suradi Bledheg ditembak mati dalam Operasi Merapi Merbabu pada 1 April 1951. (Minggu Pagi, 13 Mei 1951).

Racardus Yustinus Hari Susanto Hardjoloekito dalam skripsinya, “Gerakan Merapi Merbabu Complex (MMC) di Jawa Tengah Tahun 1950-1955”di IKIP Sanata Dharma tahun 1993, menyebut Suradi Bledheg merupakan tokoh pemersatu para bandit.


Ricardus juga mencatat, ada intervensi Suradi Bledheg berhubungan dengan pihak Belanda di mana Belanda punya kepentingan mengacaukan perekonomian dengan perampokan ternak. Belanda memasok senjata kepada para bandit.



Suradi Bledheg lahir di Kemusuk, Boyolali, dengan nama Suradi. Nama Bledheg disematkan orang-orang karena ia punya suara menggelegar sepeti bledheg (petir). Ia juga disebut memiliki kesaktian berpindah tempat dalam waktu singkat.


Suradi Bledheg seringkali dianggap sebagai representasi organisasi bersenjata MMC. Namun, menurut beberapa jebolan MMC, Suradi Bledheg bukan siapa-siapa. Waluyo, bekas anggota MMC dalam arsip Anton Lucas Collection, menyebut Suradi Bledheg hanyalah seorang bajingan.


Waluyo pernah meminta Suradi Bledheg untuk menggarong pengkhianat Republik yang bekerja sama dengan Belanda, bukan petani biasa.


“Jangan sekali-sekali menggarong orang yang baik-baik. Lha, lama-lama setelah menggarong, kaum tani juga, maka keadaan menjadi panas,” ungkap Waluyo.


Ricardus memasukkan Suradi Bledheg dalam MMC tahap pertama yang merujuk pada organisasi bandit atau grayak. Sementara MMC tahap kedua, di mana Waluyo bergabung, adalah MMC PKR (Persatuan Korban Rasionalisasi). MMC PKR berisi bekas tantara rakyat yang terkena program Reorganisasi-Rasionalisasi (ReRa) pada masa Kabinet Hatta. Meski berbeda entitas, kedua MMC ini sebenarnya beririsan.



Pada akhir Maret 1951dilancarkan Operasi Merapi Merbabu (MM) yang dipimpin oleh Letkol Suadi Suromihardho dan Mayor Salamun. Suradi Bledheg bersama dua pengikutnya, Hardjo Tukarno dan Jososami, ketahuan bersembunyi di Desa Brintik, Klaten. Mereka ditembak mati.


“Selama operasi MM ini gembong utama dari gerombolan MMC di daerah Surakarta, Suradi Bledheg, yang merupakan momok bagi rakyat berhasil tertembak mati dalam suatu tembak-menembak dengan pasukan Ton-II Yon. 417 di Desa Brintik, Kelurahan Malangdjiwan, pada tanggal 1-4-1951 beserta dua orang temannya,” tulis Semdam VII/Diponegoro dalam Sedjarah TNI-AD Kodam VII/Diponegoro.


Sisa-sisa pengikut Suradi Bledheg kehilangan patron dan pengaruh mereka di Merapi-Merbabu mulai meredup. Sementara MMC PKR masih berlanjut.


Baca juga:Kisah selengkapnya tentang Merapi Merbabu Complex (MMC) baca di Historia Premium: Tentara Merah di Selingkung Gunung.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page