top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Tentang Dua Kelenteng yang Bersejarah

Cheng Ho berperan dalam pendirian kelenteng Sam Poo Kong. Peziarah muslim kerap menyambangi makam di Kelenteng Ancol. Suatu yang tak lazim.

Oleh :
15 Sep 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kelenteng Sam Po Kong. (Mahwari Sadewa Jalutama/Historia.ID).

Diperbarui: 11 Mar

LAKSAMANA Muslim Cheng Ho (Sam Po) tiba di Semarang pada paruh pertama abad ke-15. Dia menyinggahi sebuah masjid, yang didirikan komunitas Tionghoa Muslim, di bukit Simongan.


Di dekat masjid ada sebuah gua. Karena nyaman, Cheng Ho menggunakannya untuk bersemedi dan beristirahat. Sambil menunggu angin untuk berlayar, Cheng Ho dan rombongannya berinteraksi dengan penduduk setempat. Dia pun digelari Kong oleh penduduk, artinya orangtua yang dihormati.


Sepeninggal Cheng Ho, masjid itu berubah menjadi kelenteng. Menurut Slamet Muljana, Raden Patah mengunjungi kelenteng ini pada 1474. Meski seorang Muslim dan sudah menjadi Sultan Demak, Jin Bun membiarkan tempat itu berfungsi sebagai kelenteng.



Ada tiga kelenteng dalam kompleks Sam Poo Kong: klenteng Cheng Ho, Mbah Juru Mudi (seorang Muslim anak buah Cheng Ho), dan Dewa Bumi. Masing-masing berbeda fungsi peribadatannya. Orang Islam, Budha, dan Tao kerap mengunjungi kelenteng ini.


Perpaduan budaya Jawa, Islam, dan Tionghoa mewarnai tiga kelenteng ini. Bedug, misalnya, ditemukan pada kelenteng Cheng Ho. Patung penjaga, seperti yang bisa ditemukan pada candi dan istana Jawa, tersua di klenteng Mbah Juru Mudi. Sedangkan warna merah, kuning, dan hijau mendominasi semua kelenteng. Warna ini umum digunakan pada bangunan keagamaan orang Tionghoa non-muslim.


Dian Maya Safitri, peneliti pada Center of Religious and Cross-Cultural Studies Universitas Gajah Mada, menyebut kelenteng ini menjadi sebentuk amalgamasi nilai abangan jawa, Islam, dan Tionghoa.



Kelenteng Ancol, 1934. (KITLV). 
Kelenteng Ancol, 1934. (KITLV). 

Kelenteng Ancol

Kelenteng ini menyembul di antara perumahan mewah. Warnanya merah menyala. Gapuranya menyerupai paduraksa –pintu gerbang yang jamak terdapat pada candi di Jawa. Masuk ke dalam bangunan utama, di belakang ruang altar utama, tersua dua makam Muslim.


Kelenteng Da Bo Gong, sohor dikenal dengan Kelenteng Ancol, menjadi satu-satunya kelenteng di Jakarta yang berfungsi ganda: tempat keramat umat Konghucu dan Islam. Riwayat ketaklaziman itu menarik, meski menurut Heuken tak selalu bisa disebut sejarah. Dalam Tempat- Tempat Bersejarah di Jakarta, Heuken mengisahkan seorang juru mudi Tionghoa yang tiba di Ancol dan jauh cinta pada perempuan Muslim.


Juru mudi itu tak pernah memberi tahu nama aslinya. Saat hendak berlayar, dia memerintahkan seorang bernama Kong Toe-Tjoe-Seng untuk membangun kelenteng. Belum selesai dibangun, suami-istri itu wafat. Mereka dikuburkan di dalam kawasan kelenteng.



Menurut Denys Lombard dan Claudine Salmon dalam Klenteng- Klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta, pembangunan kelenteng dimulai pada 1674. Dibangun menghadap ke timur, klenteng ini menyalahi kelaziman bangunan Tionghoa yang biasanya menghadap ke arah utara-selatan.


Meski terdapat makam orang Muslim, tak ada sentuhan arsitektur Islam pada kelenteng ini. Aprianto, pengurus kelenteng, tak tahu sejak kapan orang Muslim menziarahi makam. “Yang jelas, pada waktu tertentu mereka biasa datang dan bertahan hingga sekarang,” ujarnya.

Keunikan lainnya, para jemaat dilarang membawa daging babi sebagai persembahan. Padahal daging babi kaprah dihidangkan dalam ritus peribadatan orang Tionghoa.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page