top of page

Hasil pencarian

9591 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Seni dan Seksualitas

    SEKSUALITAS, juga keberagamannya, relatif hidup dalam budaya Nusantara. Ia terutama terlembaga dalam seni pertunjukan, yang melibatkan kelompok homoseksual, juga waria. Sebagian bentuk kesenian ini berhubungan dengan aspek mistik atau religiusitas. Reog Ponorogo di Jawa Timur, misalnya, yang dikenal dengan warok dan gemblaknya. Tak puas dengan pemerintahan raja terakhir Majapahit Bhre Kertabumi, Ki Ageng Kutu, seorang bangsawan istana, menciptakan kesenian reog pada abad ke-13.

  • Masa Jaya Maskapai Kapal Hindia

    LAMPU di rumah Jalan Pegangsaan Timur No. 56 menyala pada malam 2 Desember 1957. Ditingkahi kepulan asap rokok, para pemimpin Kelompok Fungsional beradu argumen tentang rencana aksi nasionalisasi semua kepentingan Belanda di Indonesia. Perintah untuk menyita Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), perusahaan pelayaran milik Belanda, siap ditandatangani semua yang hadir. Namun, pertemuan buntu. Bahkan, melalui wakilnya, kabinet tak mendukung langkah tersebut.

  • Amin al-Husseini, Hitler, dan Tentara Muslim-Nazi

    30 APRIL 1941. Hitler mengirim surat balasan kepada Raja Farouk –raja kesepuluh dari Dinasti Muhammad Ali, yang menggantikan ayahnya, Fuad I, pada 1936– dari Mesir. Surat itu antara lain berisi pernyataan bahwa Hitler, “dengan senang hati akan mempertimbangkan satu kerjasama yang lebih erat,” sebagaimana dikutip John Roy Carlson dalam Cairo to Damascus . Hitler lalu meminta Farouk mengirim seorang agen rahasia resmi ke tempat “netral” untuk mendiskusikan kerjasama tersebut. Tempat yang disarankan Hitler: Bukares, Rumania, atau Ankara, Turki.

  • Jejak Cinta yang Terpahat di Bandara

    KABAR melegakan itu pun datang. Setelah lama terbengkalai, eks Bandara Kemayoran akan dijadikan cagar budaya dan dibuka untuk publik. Selain merupakan bandara internasional pertama di Indonesia, ia menyimpan beberapa relief karya maestro Indonesia.

  • Dari Indolog ke Indonesianis

    KOLONIALISME butuh pengetahuan memadai tentang masyarakat jajahan untuk melanggengkan kekuasaannya. Inilah yang melatarbelakangi kemunculan indologi, kajian tentang penduduk dan masyarakat di Nusantara. Tesis yang diketengahkan penulis buku ini, Hanneman Samuel, adalah indologi dipengaruhi dan mempengaruhi pembentukan negara kolonial Hindia Belanda. Alih-alih menjadi cermin realitas, para indolog justru mengambil bagian dalam membentuk Indonesia pada masa kolonial dan seterusnya.

  • Jakarta dalam Kartu Pos

    SEWAKTU berkunjung ke sebuah pasar loak di Brussel, Belgia pada 2003, Olivier Johannes Raap penasaran terhadap serakan “sampah” yang menarik perhatiannya. Dia mendatanginya lalu mengubek-ubek  “sampah” itu. Betapa girangnya dia ketika di antara tumpukan itu ditemukan selembar kartu pos bertahun 1934 yang dikirim dari Malang ke Belgia. Penemuan itu disertai rasa herannya bagaimana bisa ada orang yang membuang kartu pos berharga itu.

  • Masjid Habis Tumpang Terbitlah Kubah

    KITA cenderung beranggapan bahwa masjid beratap kubah adalah yang paling Islami. Padahal kubah tidaklah identik dengan Islam. Kubah juga belum dikenal pada masa Nabi Muhammad. Arsitek terkemuka Profesor K.A.C. Cresswell dalam Early Muslim Architecture , mengatakan bentuk pertama Masjid Madinah (Masjid Nabawi) belum menggunakan kubah. Desain masjid pertama umat Islam itu sangat sederhana, “hanya berbentuk segi empat dengan dinding pembatas di sekelilingnya,” tulis Cresswell.

  • Menunggu (Lagi) Zaman Pencerahan di Indonesia?

    SEBAGAI negeri majemuk, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa dan agama, keberagaman menjadi keniscayaan di Indonesia. Namun demikian masih banyak persolan yang melilit bangsa ini, terutama dalam hal kebebasan beragama. Beberapa pekan lalu lebih dari seribu orang berdemonstrasi di depan Istana Merdeka, menuntut kebebasan beragama sekaligus menanggapi serangkaian peristiwa pelanggaran hak kebebasan beragama selama tahun 2010, termasuk pembubaran jemaat Kristen yang sedang menjalankan ibadah dan serangan terhadap jamaah Ahmadiyah. Pelanggaran-pelanggaran itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan pembela agama Islam. Pertanyaannya: kenapa reaksi masyarakat, termasuk lembaga-lembaga kekuasaan lemah jika dibanding dengan kelompok yang begitu kecil dan tidak berpengaruh tersebut?

  • Ibu Sud, Penggerak Lagu Anak

    PADA paruh kedua tahun 1970, Ali Sadikin dibikin repot. Kota yang dipimpinnya sering dilanda banjir. Gubernur DKI Jakarta itu pun dongkol. Acapkali dia mendapati warganya suka buang sampah sembarangan. Untuk mengatasi itu, Ali Sadikin mendatangi Ibu Sud, pencipta lagu anak-anak.

  • Nyai dalam Kekuasaan Patriarki

    “HAMPIR setiap keluarga di Indies memiliki seorang nyai pada generasi sebelumnya, seorang nenek moyang pribumi,” tulis Reggie Baay di bagian akhir bukunya, Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda . “Tapi masih ada beberapa orang yang tetap diam, seolah-olah kehadirannya memalukan.” Putri Laurentien, istri Pangeran Constatijn –putra bungsu Ratu Beatrix yang kini memerintah Belanda, tak terkecuali. Darah Indo mengalir dari kakek buyutnya, Peter Schön, seorang kapten kapal, yang hidup dengan seorang nyai bernama Mankam, perempuan pribumi asal Bali. Menurut wartawan Theo Haerkens dalam artikel berjudul “Laurentien Staat Symbol voor Emancipatie Indo”, dimuat di situs gpdhome.typepad.com , status sebagai seorang nyai-lah yang membuat Mankam terbunuh pada 1830.

  • Hitam Tak Hanya Duka

    HITAM dan dukacita sejak lampau tak terpisahkan. Kebiasaan berbusana hitam dalam perkabungan, menurut Françoise Piponnier dan Perrine Mane dalam Dress in the Middle Ages , berawal dari Spanyol pada abad pertengahan yang kemudian ditiru oleh para bangsawan Prancis dan Inggris. Salah seorang di antaranya Phillip the Good (Duke of Burgundy) yang bersikeras mengenakan hitam sejak terbunuhnya sang ayah, John the Fearless, pada 1419 hingga akhir masa pemerintahannya pada 1467. Tak hanya itu, kereta kuda, rombongan pengawal, dan kediamannya juga berornamen hitam.

  • Film Nasional Rasa “Asing”

    SEPASANG kakinya melangkah, menyusuri kegelapan, di tengah gerimis hujan. Iskandar bergeming saat langkah bertemu genangan air, tak menghindar. Namun, selembar kertas pengumuman di dinding berhasil menarik perhatiannya. Langkahnya terhenti. Sehelai kertas itu berisi pengumuman jam malam yang diberlakukan tentara pada 1950-an di Bandung.

bottom of page